Analisis Hadis-Hadis Tentang Setan Menggoda Orang Solat - Drs. Dame Siregar, M.A

Analisis Hadis-Hadis Tentang Setan Menggoda Orang Solat

Share This

Analisis Hadis-Hadis Tentang Setan Menggoda Orang Solat

Drs. Dame Siregar, M.A.

Kata Iblis dalam Alquran sejumlah 11 kali sebanyak saudara Yusuf yang menjatuhkan dia ke dalam sumur Iblis serta sama jumlah yang akan membunuh Nabi Isa, namun mereka beranggapan mereka membunuhnya. Analisinya jumlah yang akan mmebunuh 11 orang yang akan dibunuh 1 orang tentu jumlahnya 12 orang. Setelah mereka bunuh dan mereka salib jumlahnya tinggal 10 orang. Yang benar adalah 1 di antara mereka yang dibunuh mereka sendiri 1 lagi Nabi Isa diangkat oleh Alloh, maka jumlahnya benar 10 lagi, ini semua godaan setan kepada mereka agar bedusta. Maka Iblis termasuk makhluk yang pertama kali  makhluk dilaknat Alloh dalilnya sebagai berikut:

وَإِنَّ عَلَيْكَ اللَّعْنَةَ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ (35)

32. Allah berfirman: "Hai iblis, apa sebabnya kamu tidak (ikut sujud) bersama-sama mereka yang sujud itu?"[1]

            Penyebab mau dilaknat Alloh karena dia tidak mau sujud atau mneghormati Adamm yang sudah diajari sebelumnya atas perintah Alloh juga. Diajari mau tetapi menghormati Gurunya tidak mau, mereka antara Guru dan murid sama-sama hadir dan disaksikan Alloh dalilinya sebagai berikut:

قَالَ يَا آَدَمُ أَنْبِئْهُمْ بِأَسْمَائِهِمْ فَلَمَّا أَنْبَأَهُمْ بِأَسْمَائِهِمْ قَالَ أَلَمْ أَقُلْ لَكُمْ إِنِّي أَعْلَمُ غَيْبَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَأَعْلَمُ مَا تُبْدُونَ وَمَا كُنْتُمْ تَكْتُمُونَ (33)

33. Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini." Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?"[2]

                        Ada sebahagian teman kita yang disuruh sujud atau hormat kepada Adam kepada Malaikat bukan kepada Iblis, jawabannya adalah yang disebutkan sebahagian namun tujuannya keseluruhan makhluk yang ada pada saat itu (Malaikat dan Jin) dalilnya sebagai berikut:

وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآَدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ أَفَتَتَّخِذُونَهُ وَذُرِّيَّتَهُ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِي وَهُمْ لَكُمْ عَدُوٌّ بِئْسَ لِلظَّالِمِينَ بَدَلًا (50)

50. Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam[884], maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turanan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang-orang yang zalim.[3]

Penjelas

وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآَدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ (34)

34. Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah[36] kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir. 36]. Sujud di sini berarti menghormati dan memuliakan Adam, bukanlah berarti sujud memperhambakan diri, karena sujud memperhambakan diri itu hanyalah semata-mata kepada Allah.[4]

                        Setelah Iblis rela menjadi makhluk laknatulloh, maka dia meminta kepada Alloh agar diizinkan menggoda anak Adam agar sama dengan dia menjadi makhluk yang tidak taat atas perintah Alloh yang menjadikan dia ahli neraka dalilnya:

وَإِنَّ عَلَيْكَ لَعْنَتِي إِلَى يَوْمِ الدِّينِ (78) قَالَ رَبِّ فَأَنْظِرْنِي إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ (79) قَالَ فَإِنَّكَ مِنَ الْمُنْظَرِينَ (80) إِلَى يَوْمِ الْوَقْتِ الْمَعْلُومِ (81) قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ (82) إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ (83)

78. Sesungguhnya kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan."

79. Iblis berkata: "Ya Tuhanku, beri tangguhlah aku sampai hari mereka dibangkitkan."

80. Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh,

81. sampai kepada hari yang telah ditentukan waktunya (hari Kiamat)."

82. Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya,

83. kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka.[5]

Penjelasan

إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ (40)

40. kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis[799] di antara mereka." 799]. Yang dimaksud dengan mukhlis ialah orang-orang yang telah diberi taufiq untuk mentaati segala petunjuk dan perintah Allah s.w.t.[6]

            Ibadah yang ikhlas adalah solat, karena orang yang solat dengan ikhlas atau khusyu’ penghuni sorga dalilnya:

وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَوةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ (5)

5. Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus[1595], dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus. 1595]. Lihat no. [201].[7]

67. Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus[201] lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik. 201]. Lurus berarti jauh dari syirik (mempersekutukan Allah) dan jauh dari kesesatan.[8]

            Ayat tentang ikhlas dalam solat dan zakat serta ibadah lainnya, terdapat pada suroh ke 98 jika angkanya dijumlahkan = 17 sebanyak rokaat solat fadhu sehari semalam, dan terdapat pada ayat 5 menggambarkan 5 kali sehari semalam. Membaca isti’adza hendak membaca Alquran terdapat pada suroh ke 16 ayat ke 98 berlindung dari setan dalilnya sebagai berikut:

فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآَنَ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ (98)

98. Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.[9]

Penjelas

1.      Setiap membaca Alquran harus dimulai dengan isti’adzah bukan basmalah

2.      Dalam solat wajib membaca al-Fatihah dan ayat setelahnya

3.      Kenapa membaca isti’adzah setiap membaca Alquran? Karena orang yang solat sangat disukai setan untuk mengggodanya dalilinya sebagai berikut:

وَقُلْ رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِينِ (97) وَأَعُوذُ بِكَ رَبِّ أَنْ يَحْضُرُونِ (98)

97. Dan katakanlah: "Ya Tuhanku aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan syaitan.

98. Dan aku berlindung (pula) kepada Engkau ya Tuhanku, dari kedatangan mereka kepadaku."[10]

4.      Kedatangan setan saat solat dijelaskan hadis sebagai berikut:

أَخْبَرَنَا قُتَيْبَةُ عَنْ مَالِكٍ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ أَدْبَرَ الشَّيْطَانُ وَلَهُ ضُرَاطٌ حَتَّى لَا يَسْمَعَ التَّأْذِينَ فَإِذَا قُضِيَ النِّدَاءُ أَقْبَلَ حَتَّى إِذَا ثُوِّبَ بِالصَّلَاةِ أَدْبَرَ حَتَّى إِذَا قُضِيَ التَّثْوِيبُ أَقْبَلَ حَتَّى يَخْطُرَ بَيْنَ الْمَرْءِ وَنَفْسِهِ يَقُولُ اذْكُرْ كَذَا اذْكُرْ كَذَا لِمَا لَمْ يَكُنْ يَذْكُرُ حَتَّى يَظَلَّ الْمَرْءُ إِنْ يَدْرِي كَمْ صَلَّى

(NASAI - 664) : Telah mengabarkan kepada kami Qutaibah dari Malik dari Abu Az-Zinad dari Al-A'raj dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda: Apabila adzan dikumandangkan, maka setan kabur sambil kentut hingga ia tidak mendengar suara adzan. Jika adzan telah selesai, maka setan datang lagi. Ketika iqamah dikumandangkan, maka setan kabur lagi. Dan saat iqamah selesai, maka setan kembali lagi. Sehingga setan ini masuk ke benak seseorang dan berkata; "Ingat ini, ingat itu, terhadap hal-hal yang tadinya ia lupakan. Sampai seseorang tidak tahu berapa jumlah raka'at yang telah ia kerjakan."[11]

5.      Setan masuk dicelah-celah barisan di mana makmum tidak bertemu dengan bahunya dalilnya sebagai berikut:

 

أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْمُبَارَكِ الْمُخَرِّمِيُّ قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو هِشَامٍ قَالَ حَدَّثَنَا أَبَانُ قَالَ حَدَّثَنَا قَتَادَةُ قَالَ حَدَّثَنَا أَنَسٌ أَنَّ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ رَاصُّوا صُفُوفَكُمْ وَقَارِبُوا بَيْنَهَا وَحَاذُوا بِالْأَعْنَاقِ فَوَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ إِنِّي لَأَرَى الشَّيَاطِينَ تَدْخُلُ مِنْ خَلَلِ الصَّفِّ كَأَنَّهَا الْحَذَفُ

(NASAI - 806) : Telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Abdullah bin Al Mubarak Al Mukharrimi dia berkata; telah menceritakan kepada kami Abu Hisyam dia berkata; telah menceritakan kepada kami Aban dia berkata; telah menceritakan kepada kami Qatadah dia berkata; telah menceritakan kepada kami Anas dia berkata; bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda: "luruskan barisan kalian, saling mendekatlah di antara barisan, dan sejajarkan antara bahu dengan bahu. Demi Dzat yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya, aku melihat setan masuk dari celah-celah barisan laksana kambing kecil."

Kualitas sanadnya sohih datanya sebagai berikut:

1093 - [ 9 ] ( صحيح ) وعن أنس قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : " رصوا صفوفكم وقاربوا بينها وحاذوا بالأعناق فوالذي نفسي بيده إني لأرى الشيطان يدخل من خلل الصف كأنها الحذف " . رواه أبو داود[12]

Ayat tentang ikhlas ada 7 kali yang tidak pakai alif dan lam, yang pakai alif dan lam 8 kali dijumlahkan menjadi 15 kali, menggambarkan nama suroh al-Hijr (nama tempat antara Madinah dengan Syam kejadian umat Tsamud), kata Hijr bersamaan dengan Hijr Ismail di Makkah Baitulloh, suroh ke 15 terdapat kejadian Malaikat Jin dan Adam. Suroh ke 16 yaitu suroh an-Nahl yang berbicara tentang kissah Ibrohim, apada suroh ke 17 suroh al-Isro’ atau Bani Isroil ayat pertamanya tentang penerimaan solat yaitu:

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آَيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ (1)

1. Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba(Muhammad) dengan hamba-Nya(Jibril) pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya[847] agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. 847]. Maksudnya: Al Masjidil Aqsha dan daerah-daerah sekitarnya dapat berkat dari Allah dengan diturunkan nabi-nabi di negeri itu dan kesuburan tanahnya.[13]

            Arti dalam terjemahan Alquran sebaiknya disempurnakan seperti arti ayat di atas, agar mudah dipahami dan disesuaikan dengan dalil lainnya.

          Maksud Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami adalah dari Baitulloh sampai ke Baitul Ma’mur sebagai perjalanan mi’rojnya Nabi Muhammad dalilnya sebagai berikut:

وَالطُّورِ (1) وَكِتَابٍ مَسْطُورٍ (2) فِي رَقٍّ مَنْشُورٍ (3) وَالْبَيْتِ الْمَعْمُورِ (4) وَالسَّقْفِ الْمَرْفُوعِ (5)

1.      Demi bukit[1424] 1424]. Yang dimaksud bukit di sini ialah bukit Thur.

2.      dan Kitab yang ditulis,

3.      pada lembaran yang terbuka,

4.      dan demi Baitul Ma'mur[1425], 1425]. Baitul Ma'mur ialah Ka'bah karena Ka'bah selalu mendapat kunjungan Haji, 'Umrah, Tawaf dan lain-lain atau sebuah rumah di langit yang ketujuh yang saban hari dimasuki oleh 70.000 malaikat.[14]

5.      dan atap yang ditinggikan (langit),

 

Dalil bahwa arti بِعَبْدِهِ dalam suroh al-Isro’ ayat 1 adalah Jibril, Selanjutnya di atas baitul Ma’mur adalah sidrotil Muntaha tempat Nabi menerima solat dalilnya sebagai berikut:

وَالنَّجْمِ إِذَا هَوَى (1) مَا ضَلَّ صَاحِبُكُمْ وَمَا غَوَى (2) وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى (3) إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى (4) عَلَّمَهُ شَدِيدُ الْقُوَى (5) ذُو مِرَّةٍ فَاسْتَوَى (6) وَهُوَ بِالْأُفُقِ الْأَعْلَى (7) ثُمَّ دَنَا فَتَدَلَّى (8) فَكَانَ قَابَ قَوْسَيْنِ أَوْ أَدْنَى (9) فَأَوْحَى إِلَى عَبْدِهِ مَا أَوْحَى (10) مَا كَذَبَ الْفُؤَادُ مَا رَأَى (11) أَفَتُمَارُونَهُ عَلَى مَا يَرَى (12) وَلَقَدْ رَآَهُ نَزْلَةً أُخْرَى (13) عِنْدَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهَى (14) عِنْدَهَا جَنَّةُ الْمَأْوَى (15)

1.      Demi bintang ketika terbenam.

2.      kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru.

3.      dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran dan hadis ) menurut kemauan hawa nafsunya.

4.      Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).

5.      yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat.

6.      yang mempunyai akal yang cerdas; dan (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli.

7.      sedang dia berada di ufuk yang tinggi.

8.      Kemudian dia mendekat, lalu bertambah dekat lagi.

9.      maka jadilah dia dekat (pada Muhammad sejarak) dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi).

10.  Lalu dia menyampaikan kepada hambaNya (Muhammad) apa yang telah Allah wahyukan.

11.  Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya[1429]. 1429]. Ayat 4-11 menggambarkan peristiwa turunnya wahyu yang pertama di gua Hira.

12.  Maka apakah kaum (musyrik Mekah) hendak membantahnya tentang apa yang telah dilihatnya?

13.  Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain,

14.  (yaitu) di Sidratil Muntaha[1430]. 1430]. Sidratul Muntaha adalah tempat yang paling tinggi, di atas langit ke-7, yang telah dikunjungi Nabi ketika Mi'raj.

15.  Di dekatnya ada syurga tempat tinggal,[15]

 

Penjelasan

Makna potongan ayat فَأَوْحَى إِلَى عَبْدِهِ مَا أَوْحَى artinya Lalu dia menyampaikan kepada hamba-Nya (Muhammad) apa yang telah Allah wahyukan. Dalam pelaksanaan mi’rojnya Nabi adalah mendapatkan perintah ibadah solat lima wktu atau 17 rokaat

            Nabi Muhammad digandengkan dengan Nab Ibrahim sebagai keturunan terdekat kepadanya, dalilnya sebagai berikut:

مَا كَانَ إِبْرَاهِيمُ يَهُودِيًّا وَلَا نَصْرَانِيًّا وَلَكِنْ كَانَ حَنِيفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ (67) إِنَّ أَوْلَى النَّاسِ بِإِبْرَاهِيمَ لَلَّذِينَ اتَّبَعُوهُ وَهَذَا النَّبِيُّ وَالَّذِينَ آَمَنُوا وَاللَّهُ وَلِيُّ الْمُؤْمِنِينَ (68)

67. Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus[201] lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik. 201]. Lurus berarti jauh dari syirik (mempersekutukan Allah) dan jauh dari kesesatan.

68. Sesungguhnya orang yang paling dekat kepada Ibrahim ialah orang-orang yang mengikutinya dan Nabi ini (Muhammad), beserta orang-orang yang beriman (kepada Muhammad), dan Allah adalah Pelindung semua orang-orang yang beriman. [16]

            Berdasarkan dua ayat di atas bahwa Nabi akhir zaman adalah Nabi Muhammad maka doa Nabi saat membaca solawat adalah kepada Nabi Ibrohim sebagai penerus agama Islam (al-Baqoroh ayat 131-132)

إِذْ قَالَ لَهُ رَبُّهُ أَسْلِمْ قَالَ أَسْلَمْتُ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ (131) وَوَصَّى بِهَا إِبْرَاهِيمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَا بَنِيَّ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَى لَكُمُ الدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ (132)

 131. Ketika Tuhannya berfirman kepadanya: "Tunduk patuhlah!" Ibrahim menjawab: "Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam".

132. Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'qub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam".

dengan suroh Ali Imron ayat 102 sebagai berikut:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ (102)

102. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.[17]

 

Setan menggoda Orang yang solat

            Solat merupakan ibadah yang sangat besar pahalanya disisi Alloh, makanya hadis Rosul menjelaskan bahwa pahala solat antara 1/10 sd ½ yang khusyu’ dalilnya sebagai berikut:

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ عَنْ بَكْرٍ يَعْنِي ابْنَ مُضَرَ عَنْ ابْنِ عَجْلَانَ عَنْ سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ عَنْ عُمَرَ بْنِ الْحَكَمِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَنَمَةَ الْمُزَنِيِّ عَنْ عَمَّارِ بْنِ يَاسِرٍ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ الرَّجُلَ لَيَنْصَرِفُ وَمَا كُتِبَ لَهُ إِلَّا عُشْرُ صَلَاتِهِ تُسْعُهَا ثُمْنُهَا سُبْعُهَا سُدْسُهَا خُمْسُهَا رُبْعُهَا ثُلُثُهَا نِصْفُهَا

(ABUDAUD - 675) : Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id dari Bakr yaitu ibnu mudlar dari Ibnu 'Ajlan dari Sa'id Al Maqburi dari 'Umar bin Hakam dari Abdullah bin 'Anamah Al Muzanni dari 'Ammar bin Yasir dia berkata; saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya ada seseorang yang benar-benar mengerjakan shalat, namun pahala shalat yang tercatat baginya hanyalah sepersepuluh (dari) shalatnya, sepersembilan, seperdelapan, sepetujuh, seperenam, seperlima, seperempat, sepertiga, dan seperduanya saja."[18]

            Saat solat kita mengingat yang perlu diingat, sakin perlunya diingat maka lupa yang akan diingat yaitu makna solat dan bacaannya, seharusnya dalam solat adalah Alloh yang diingat bukan selain-Nya dan mengikuti yang dibaca dalilnya sebagai berikut:

 

أَخْبَرَنَا قُتَيْبَةُ عَنْ مَالِكٍ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ أَدْبَرَ الشَّيْطَانُ وَلَهُ ضُرَاطٌ حَتَّى لَا يَسْمَعَ التَّأْذِينَ فَإِذَا قُضِيَ النِّدَاءُ أَقْبَلَ حَتَّى إِذَا ثُوِّبَ بِالصَّلَاةِ أَدْبَرَ حَتَّى إِذَا قُضِيَ التَّثْوِيبُ أَقْبَلَ حَتَّى يَخْطُرَ بَيْنَ الْمَرْءِ وَنَفْسِهِ يَقُولُ اذْكُرْ كَذَا اذْكُرْ كَذَا لِمَا لَمْ يَكُنْ يَذْكُرُ حَتَّى يَظَلَّ الْمَرْءُ إِنْ يَدْرِي كَمْ صَلَّى

(NASAI - 664) : Telah mengabarkan kepada kami Qutaibah dari Malik dari Abu Az-Zinad dari Al-A'raj dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda: Apabila adzan dikumandangkan, maka setan kabur sambil kentut hingga ia tidak mendengar suara adzan. Jika adzan telah selesai, maka setan datang lagi. Ketika iqamah dikumandangkan, maka setan kabur lagi. Dan saat iqamah selesai, maka setan kembali lagi. Sehingga setan ini masuk ke benak seseorang dan berkata; "Ingat ini, ingat itu, terhadap hal-hal yang tadinya ia lupakan. Sampai seseorang tidak tahu berapa jumlah raka'at yang telah ia kerjakan."[19]

            Jika sempat lupa bilangan rokaatnya seperti antara 3 atau 4 rokaat seperti solat zuhur maka dipilih bilangan yang terkecil dalilnya sebagai berikut:

حَدَّثَنَا أَبُو يُوسُفَ الرَّقِّيُّ مُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَدَ الصَّيْدَلَانِيُّ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَلَمَةَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَقَ عَنْ مَكْحُولٍ عَنْ كُرَيْبٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِذَا شَكَّ أَحَدُكُمْ فِي الثِّنْتَيْنِ وَالْوَاحِدَةِ فَلْيَجْعَلْهَا وَاحِدَةً وَإِذَا شَكَّ فِي الثِّنْتَيْنِ وَالثَّلَاثِ فَلْيَجْعَلْهَا ثِنْتَيْنِ وَإِذَا شَكَّ فِي الثَّلَاثِ وَالْأَرْبَعِ فَلْيَجْعَلْهَا ثَلَاثًا ثُمَّ لِيُتِمَّ مَا بَقِيَ مِنْ صَلَاتِهِ حَتَّى يَكُونَ الْوَهْمُ فِي الزِّيَادَةِ ثُمَّ يَسْجُدْ سَجْدَتَيْنِ وَهُوَ جَالِسٌ قَبْلَ أَنْ يُسَلِّمَ

(IBNUMAJAH - 1199) : Telah menceritakan kepada kami Abu Yusuf Ar Raqqi Muhammad bin Ahmad Ash Shaidalani berkata, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Salamah dari Muhammad bin Ishaq dari Makhul dari Kuraib dari Ibnu Abbas dari 'Abdurrahman bin Auf ia berkata, "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika salah seorang dari kalian ragu antara dua raka'at atau satu, hendaklah ia jadikan satu raka'at. Jika ragu antara dua raka'at atau tiga, hendaklah ia jadikan dua. Jika ragu antara tiga atau empat, hendaklah ia jadikan tiga. Setelah itu hendaklah ia menyempurnakan kekurangannya, hingga keraguan itu bertumpu pada sesuatu yang lebih. Kemudian sujud sahwi dua kali dalam keadaan duduk sebelum salam. "

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَلَمَةَ عَنْ خُصَيْفٍ عَنْ أَبِي عُبَيْدَةَ عَنْ أَبِيهِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا كُنْتَ فِي الصَّلَاةِ فَشَكَكْتَ فِي ثَلَاثٍ وَأَرْبَعٍ وَأَكْثَرُ ظَنِّكَ عَلَى أَرْبَعٍ تَشَهَّدْتَ ثُمَّ سَجَدْتَ سَجْدَتَيْنِ وَأَنْتَ جَالِسٌ قَبْلَ أَنْ تُسَلِّمَ ثُمَّ تَشَهَّدْتَ أَيْضًا ثُمَّ سَلَّمْتَ

(AHMAD - 3868) : Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Salamah dari Khushaif dari Abu Ubaidah dari ayahnya, Abdullah bin Mas'ud dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Apabila kalian berada dalam shalat lalu timbul keraguan pada rakaat ketiga atau keempat, dan kuat dugaanmu pada rakaat keempat, maka tasyahudlah kemudian sujud dua kali, sementara engkau duduk sebelum salam kemudian tasyahud lagi lalu salam."

 

Godaan setan lemah

الَّذِينَ آَمَنُوا يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالَّذِينَ كَفَرُوا يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ الطَّاغُوتِ فَقَاتِلُوا أَوْلِيَاءَ الشَّيْطَانِ إِنَّ كَيْدَ الشَّيْطَانِ كَانَ ضَعِيفًا (76)

76. Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, karena sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah.(QS, an-Nisa’, 4:76)

            Manusia diciptakan dalam keadaan lemah dengan kata ضَعِيفًا juga, dalilnya sebagai berikut:

وَاللَّهُ يُرِيدُ أَنْ يَتُوبَ عَلَيْكُمْ وَيُرِيدُ الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الشَّهَوَاتِ أَنْ تَمِيلُوا مَيْلًا عَظِيمًا (27) يُرِيدُ اللَّهُ أَنْ يُخَفِّفَ عَنْكُمْ وَخُلِقَ الْإِنْسَانُ ضَعِيفًا (28)

27. Dan Allah hendak menerima taubatmu, sedang orang-orang yang mengikuti hawa nafsunya bermaksud supaya kamu berpaling sejauh-jauhnya (dari kebenaran).

28. Allah hendak memberikan keringanan kepadamu[286], dan manusia dijadikan bersifat lemah. 286]. Yaitu dalam syari'at di antaranya boleh menikahi budak bila telah cukup syarat-syaratnya. .(QS, an-Nisa’, 4:28)

            Maka amal umat Islam dilipat gandakan dengan kata يُضَاعِفُ  dalilnya sebagai berikut:

مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِئَةُ حَبَّةٍ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ (261)

261. Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah[166] adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. 166]. Pengertian menafkahkan harta di jalan Allah meliputi belanja untuk kepentingan jihad, pembangunan perguruan, rumah sakit, usaha penyelidikan ilmiah dan lain-lain.(QS, al-Baqoroh, 2:261)

Penguat

مَنْ ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافًا كَثِيرَةً وَاللَّهُ يَقْبِضُ وَيَبْسُطُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ (245)

245. Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan. (QS, al-Baqoroh, 2:245)

Analisis

1.      Maksud pinjaman adalah memberikan pinjamana urang atau barang berharga kepada teman umat islam

2.      Kemudian dia memberikan tambahan tanpa ada kesepakatan awal pemberian pinjaman tersebut

3.      Pemahaman berikutnya, kita beri pinjaman dengan bagi hasil

4.      Maka peminjam meninvestasikannya lewat perdagangan

5.      Dia beruntung, maka untung tersebut boleh bagi dua (sama sama 50 % atau 40:60 % dan sebagainya sesuai dengan kesepakatan, syaratanya:

a.       Dicatat

b.      Ada dua saksi

c.       Ada notaris

d.      Kesepakatan bagi hasil

e.       Jika ada yang tidak pandai menulis antara peminjam dan penerima pinjaman, boleh ada wakilnya yang jujur

f.       Jeles jumlah pinjaman

g.      Ada boroh atau rohn

h.      Jelas jangka waktunya

i.        Syarat berhenti perjanjian apakah apakah mudhorobah atau murobahahnya

Penguat

مَنْ ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ وَلَهُ أَجْرٌ كَرِيمٌ (11)

11. Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, maka Allah akan melipat-gandakan (balasan) pinjaman itu untuknya, dan dia akan memperoleh pahala yang banyak.(QS, al-Hadid, 57:11)

            Jangan ada unsur Ribanya

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَأْكُلُوا الرِّبَا أَضْعَافًا مُضَاعَفَةً وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (130)

130. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda[228]] dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan. 228]. Yang dimaksud riba di sini ialah riba nasi'ah. Menurut sebagian besar ulama bahwa riba nasi'ah itu selamanya haram, walaupun tidak berlipat ganda.

الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا لَا يَقُومُونَ إِلَّا كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا إِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبَا وَأَحَلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا فَمَنْ جَاءَهُ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّهِ فَانْتَهَى فَلَهُ مَا سَلَفَ وَأَمْرُهُ إِلَى اللَّهِ وَمَنْ عَادَ فَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ (275)

275. Orang-orang yang makan (mengambil) riba[174] tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila[175]. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu[176] (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. 174]. Riba itu ada dua macam: nasiah dan fadhl. Riba nasiah ialah pembayaran lebih yang disyaratkan oleh orang yang meminjamkan. Riba fadhl ialah penukaran suatu barang dengan barang yang sejenis, tetapi lebih banyak jumlahnya karena orang yang menukarkan mensyaratkan demikian, seperti penukaran emas dengan emas, padi dengan padi, dan sebagainya. Riba yang dimaksud dalam ayat ini riba nasiah yang berlipat ganda yang umum terjadi dalam masyarakat Arab zaman jahiliyah.[175]. Maksudnya: orang yang mengambil riba tidak tenteram jiwanya seperti orang kemasukan syaitan. [176]. Riba yang sudah diambil (dipungut) sebelum turun ayat ini, boleh tidak dikembalikan.(QS, al-Baqoroh, 2:275)

 

 

 



[1] QS, al-Hijr, 15:32

[2] QS, al-Baqoroh, 2:33

[3] QS, al-Kahf, 18:50

[4] QS, al-Baqoroh, 2:34

[5] QS, Shod, 38:78-83

[6] QS, al-Hijr, 15:40

[7] QS, al-Bayyinah, 98:5

[8] QS, Ali Imron, 3:67

[9] QS, an-Nahl, 16:98

[10] QS, al-Mukminun, 23:97-98

[11] Sumber : Nasa'I Kitab : Adzan Bab : Keutamaan mengadzani No. Hadist : 664. Sohih

[12] [ مشكاة المصابيح - التبريزي ] الكتاب : مشكاة المصابيح المؤلف : محمد بن عبد الله الخطيب التبريزي الناشر : المكتب الإسلامي – بيروت الطبعة : الثالثة - 1405 – 1985 تحقيق : تحقيق محمد ناصر الدين الألباني عدد الأجزاء : 3 ص 240

[13] QS, al-Isro’/Bani Isroil, 17:1

[14] QS, at-Thur, 52:1-4

[15] QS, an-Najm, 53:1-15

[16] QS, Ali Imron, 3:67

[17] QS, Ali Imron, 3:102

[18] Sumber : Abu Daud Kitab : Shalat  Bab : Mengurangi shalat (tidak sempurna) No. Hadist : 675. Hasan

[19] Sumber : Nasa'I Kitab : Adzan Bab : Keutamaan mengadzani No. Hadist : 664. Sohih

 

No comments: