Kritik matan*
Langkah Kritik Matan
Defenisi 1. Matan adalah kalimat yang terdapat setelah nama-nama sanad 2. Sanad adalah ulama hadis yang mendapatkan matan hadis dari Gurunya untuk disampaikan kepada muridnya, tanpa menambahi dan mengurangi atau denagn kata lain tidak merobahnya 3. Perowi adalah ulama yang membukukan sanad dan matan hadis, istilah perowi yang lain adalah: a. Pembuku matan hadis b. Periwayat c. Sanad terakhir d. Mushonnif 4. Murid perowi adalah manusia yang membaca bukunya 5. Tugas murid adalah: a. Mentakhrij atau mengumpulkan semua matan hadis dalam satu masalah b. Mengeritik semua kepribadian semua sanad, apakah terpuji atau tercela c. Jika semuanya terpuji sanadnya sohih d. Jika salah satu penilaian mereka ada kata shoduq aratinya benar hasilnya hadis hasan boleh jadi dalil e. Jika ada salah satu tercela maka yang lainnya ikut tercela, kesimpulannya hadis doif f. Jika ada 2 atau lebih hasilnya sama-sama doif naik posisinya menjadi hadis hasan 6. Kemudian dilanjutkan kritik matan seperti uraian berikut
|
Langkah Kritik Matan
1. Masukkan Program al-Maktabah asy-Syamilah dan Proram Kitab 9 Imam Hadis dan Alquran Digital, dalam Laptop atau Komputer anda
2. Buat judul yang akan diteliti
3. Cari satu atau dua kata dari matan yang sedang diteliti dalam Proram Kitab 9 Imam Hadis,
4. Kemudian cari matan pendukungnya matan cara klik simbol Penguat,
5. Kemudian lacak kembali apakah masih ada dalam Program al-Maktabah asy-Syamilah jika ada maka kutip semuanya
6. Selanjutnya lakukan beberapa perbandingan matan dengan:
a. Alquran
b. Matan Setopik
c. Akal yang disinari dengan Alquran an hadis (ahli Tafsir dan hadis)
d. Siroh Nabi Muhammad sollallohu ‘alahi wa sallam
e. Karateristik Kalam Nabi
f. Alam Arab
7. Lakukan Analisis dengan:
a. Pada simbol Kitab Syarah Hadis شروح الحديث
b. Kitab-Kitab Yang Relevan yang ada dalam aplikasi seperti Kitab Fiqh yang 4, masailul fiqh, ulumu Quran, ushul Fiqh dll.
c. Kitab Kontemporer yang ada dalam al-Maktabah asy-Syamilah, seperti pada simbol كتب ابن القيم و كتب ابن تيمية
d. Kemudian lakukan analisis matan, dengan memakai kata tanya 5 W + 1 H
( Who = siapa,
What = apa,
Why = mengapa,
Where = di mana,
When = kapan
dan How = bagaimana ).
Dalam bahasa Arabnya
كيف ( bagaimana)
متى ( kapan)
أين ( di mana)-
لماذا ( mengapa)
ما ( apa)
من ( siapa)
e. Untuk menjawab pertanyaan tersebut akan timbul lagi pikiran kita untuk:
1. Mencari ayat Alquran yang relevan serta penafsirnya dan Hadis serta syarahnya,
2. Demikian juga kitab Fiqh, at-Takhrij, usul fiqh, ulumul Quran, Ulumul Hadis, Siroh dan Akhlak dalam Program al-Maktabah asy-Syamilah.
3. Kemudian usahakan berkali-kali pakai kata tanya itu sampai habis kemaksimalan pikiran kita,
4. Gunanya agar dapat dilanjutkan oleh peneliti berikutnya untuk menambahi atau menguranginya sekaligus ada estafet peneliti yang handal terhadap kritik matan
Kendala Kritik Matan:
1. Jika kurang mampu saudara memahaminya maka diskusikan artinya kepada ahlinya dan mengakses Kamus- kamus yang ada dalam Program al-Maktabah asy-Syamilah atau bantuan terjemahan ke internet
2. Sehingga kesimpulannya akan terasa lebih bagus dan bisa dilanjutkan peneliti lain yang ingin memberikan kritikan dari segi kelebihan dan kekurangannya
3. Selamat dan sukses mengikuti metode kritik Matan seperti ini dan penulis terbuka hati dan nurani untuk memberikan kritikannya demi mendekati kesempurnaan maqosyidu asy-Syariah dalam Alquran dan Hadis Rosulullah sollallohu ‘alahi wa sallam.
Aflikasi Langkah Karitik Matan
1. Buat Judulnya contohnya Hadis Tentang Niat
2. Kata kuncinya إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ
3. Lakukan langkah di atas
4. Maka hasil hadis tentanga niat adalah sebagai berikut:
a. Hadisnya Riwayat al-Bukhori nomor 1
حَدَّثَنَا الْحُمَيْدِيُّ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الزُّبَيْرِ قَالَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ قَالَ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ الْأَنْصَارِيُّ قَالَ أَخْبَرَنِي مُحَمَّدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ التَّيْمِيُّ أَنَّهُ سَمِعَ عَلْقَمَةَ بْنَ وَقَّاصٍ اللَّيْثِيَّ يَقُولُ سَمِعْتُ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَلَى الْمِنْبَرِ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى دُنْيَا يُصِيبُهَا أَوْ إِلَى امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْه
(AL-BUKHORI - 1) : Telah menceritakan kepada kami Al Humaidi Abdullah bin Az Zubair dia berkata, Telah menceritakan kepada kami Sufyan yang berkata, bahwa Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa'id Al Anshari berkata, telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Ibrahim At Taimi, bahwa dia pernah menmatanr Alqamah bin Waqash Al Laitsi berkata; saya pernah menmatanr Umar bin Al Khaththab diatas mimbar berkata; saya menmatanr Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Semua perbuatan tergantung niatnya, dan (balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung) apa yang diniatkan; Siapa niat hijrahnya karena dunia yang ingin digapainya atau karena seorang perempuan yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa dia diniatkan"[1]
Selanjutnya cari hadis penguat, cara klik simbol Hadis Penguat, hasilnya:
Penguat 1
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ قَالَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ عَنْ عَلْقَمَةَ بْنِ وَقَّاصٍ عَنْ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَلِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ
(AL-BUKHORI - 52) : Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Maslamah berkata, telah mengabarkan kepada kami Malik dari Yahya bin Sa'id dari Muhammad bin Ibrahim dari Alqamah bin Waqash dari Umar, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Semua perbuatan tergantung niatnya, dan (balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung) apa yang diniatkan; Siapa niat hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya adalah kepada Allah dan Rasul-Nya. Siapa niat hijrahnya karena dunia yang ingin digapainya atau karena seorang perempuan yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa dia diniatkan.".[2]
Penguat 2
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ قَالَ سَمِعْتُ يَحْيَى بْنَ سَعِيدٍ يَقُولُ أَخْبَرَنِي مُحَمَّدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ أَنَّهُ سَمِعَ عَلْقَمَةَ بْنَ وَقَّاصٍ اللَّيْثِيَّ يَقُولُ سَمِعْتُ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَإِنَّمَا لِامْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى دُنْيَا يُصِيبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ
(AL-BUKHORI - 6195) : Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id telah menceritakan kepada kami Abdul Wahhab menuturkan; aku menmatanr Yahya bin Sa'id mengatakan; telah mengabarkan kepadaku Muhammad bin Ibrahim bahwasanya ia menmatanr 'Alqomah bin Waqqash Al Laitsi menuturkan; aku menmatanr Umar bin khattab radliallahu 'anhu menuturkan; aku menmatanr Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya amalan itu hanyalah tergantung niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan apa yang diniatkannya. Siapa yang (berniat) hijrah kepada Allah dan RasulNya, maka hijrahnya kepada Allah dan RasulNya. Dan Siapa (berniat) hijrah karena dunia yang bakal diraihnya atau wanita yang akan dinikahinya, maka hijrahnya kepada apa yang diniatkannya itu."[3]
Penguat 3
حَدَّثَنَا أَبُو النُّعْمَانِ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ عَنْ عَلْقَمَةَ بْنِ وَقَّاصٍ قَالَ سَمِعْتُ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَخْطُبُ قَالَ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَإِنَّمَا لِامْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَنْ هَاجَرَ إِلَى دُنْيَا يُصِيبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ
(AL-BUKHORI - 6439) : Telah menceritakan kepada kami Abu Nu'man telah menceritakan kepada kami Hammad bin Zaid dari Yahya bin Sa'id dari Muhammad bin Ibrahim dari Alqomah bin Waqqash mengatakan, aku menmatanr Umar bin Khaththab radliallahu 'anhu berpidato, dia mengatakan, aku menmatanr Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Hai manusia, hanyasanya amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang mendapatkan sesuai yang diniatkan, Siapa hijrahnya karena Allah dan rasul-Nya,, maka hijrahnya dihitung karena Allah dan rasul-Nya, Siapa hijrahnya karena dunia yang ingin diperolehnya, atau wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya sekedar mendapat yang diniatkan."[4]
Kemudian cari Hadis Penguat dalam program al-Maktabah asy-Syamilah tentang Niat yang belum dapat dalam program Kitab 9 Imam Hadis, beri artinya langkahnya sebagai berikut:
- Program al-Maktabah asy-Syamilah,
- Klik simbol كتب المتون,
- Kemudian klik simbol المجموعة كلها
- Ktik kata kuncinya di mana kursor berada
- Kemudian enter maka terlihat hasil tampilan seluruh hadis tentang niat
- Maka kopikan hadis riwayat yang belum ada dalam Program kitab 9
- Jika ada riwayat yang sama, maka cukup saudara ambil satu riwayat yang berbaris
- Jika semuanya tidak ada yang berbaris dalam satu riwayat tersebut, maka pilih yan g pertama tampil
- Setiap tampilan harus saudara terjemahkan
- Maka hasilnya sebagai berikut hadis tentang niat:
Riwayat Muslim
155 - ( 1907 ) حدثنا عبدالله بن مسلمة بن قعنب حدثنا مالك عن يحيى بن سعيد عن محمد بن إبراهيم عن علقمة بن وقاص عن عمر ابن الخطاب قال : قال رسول الله صلى الله عليه و سلم ( إنما الأعمال بالنية وإنما لامرئ ما نوى فمن كانت هجرته إلى الله ورسوله فهجرته إلى الله ورسوله ومن كانت هجرته لدنيا يصيبها أو أمرأة يتزوجها فهجرته إلى ما هاجر إليه )[5]
Riwayat Abu Dawud
2203 - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ كَثِيرٍ أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ حَدَّثَنِى يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ التَّيْمِىِّ عَنْ عَلْقَمَةَ بْنِ وَقَّاصٍ اللَّيْثِىِّ قَالَ سَمِعْتُ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ ».[6]
Kemudian lanjutkan sesuai dengan hasil tampilan yang ada sampai habis.
Perbandingan
1. Perbandingan untuk mencari persamaan dan perbedaan
2. Jika sama matan hadisnya dapat diterima atau maqbul
3. Jika berbeda hadisnya ditolak atau mardudu
Perbandingan Matan dengan Alquran
Hadis Tentang Niat
Teori kritik matan 1. Seluruh matan hadis tentang niat, dicari dalam Alquran yang 30 juz, bukan sebahagian saja 2. Jika tidak bertentangan maka hadis maqbul boleh dijadikan hujjah 3. Jika zahirnya berlawanan, maka wajib dijam’u atau dikompromikan, jika masih bisa boleh jadi dalil 4. Jika bertentangan hadis mardud (tidak boleh dijadikan hujjah) 5. Hadis mardud, jika keduanya tidak mungkin dapat dikompromikan. Dan diketahui kronologis mana yang duluan datang 6. Serta keduanya juga tidak mengandung takwil ada;lah hadis mardudu atau do’if.[7] Adapun Hadis-hadis yang kemungkinan mengandung pertentangan matan hadis dengan Alquran meliputi bidang-bidang: a. Ketuhanan b. Kenabian c. Tafsir, hukum pembalasan amal perbuatan manusia d. Masalah-masalah keakhiratan e. Uraian masing-masing secara terperinci beserta contoh-contohnya dapat dilihat pada Buku Kritik Matan oleh Salah ad-Din bin Ahmad al-Adlabi[8] |
Langkah Kritik Matan
Cari persamaan kata niat dalam Alquran
Adapun sinonim kata niat dalam Alquran adalah maksud atau keinginan bahasa arabnya أراد (arod) dalilnya QS an-Nisa 4:20:
وَإِنْ أَرَدْتُمُ اسْتِبْدَالَ زَوْجٍ مَكَانَ زَوْجٍ وَآَتَيْتُمْ إِحْدَاهُنَّ قِنْطَارًا فَلَا تَأْخُذُوا مِنْهُ شَيْئًا أَتَأْخُذُونَهُ بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُبِينًا (20)
20. dan jika kamu ingin mengganti isterimu matan isteri yang lain [280], sedang kamu telah memberikan kepada seseorang di antara mereka harta yang banyak, Maka janganlah kamu mengambil kembali dari padanya barang sedikitpun. Apakah kamu akan mengambilnya kembali matan jalan tuduhan yang dusta dan matan (menanggung) dosa yang nyata ? Qs an-nisa ayat 20 lihat al-Baqoroh 229. [280] Maksudnya Ialah: menceraikan isteri yang tidak disenangi dan kawin matan isteri yang baru. Sekalipun ia menceraikan isteri yang lama itu bukan tujuan untuk kawin, Namun meminta kembali pemberian-pemberian itu tidak dibolehkan.
Sinonom berikutnya adalah Ikhlas, dalilnya QS al-Bayyinah 98:5
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ (5)
5. Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus[1595], dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus. [1595] Lurus berarti jauh dari syirik (mempersekutukan Allah) dan jauh dari kesesatan.
Berarti niat dalam hadis sama dengan maksud dan ikhlas dalam Alquran, mka hadis tentang niat hadis maqbul karena sesuai dengan Alquran
Kata ikhlas tentu ukurannya adalah niat, maka ilkhlas sinonim dari pada niat. Dalam Alquran ada suroh al-Ikhlas, yaitu megikhlaskan dalam hati, perkataan dan perbuatan bahwa Alloh tidak mempunyai anak dan Bapak, sebagai mana ketidak ikhlasan kaum Yahudi dan Nasrani, bahwa Nabi Isa dan ‘uzair anak Alloh, bahkan mereka umatnya naka Alloh dan kecintaan Alloh, dan Alloh menjadikan anaknya sendiri. Dalilnya suroh al-Ikhlas berikut:
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ (1) اللَّهُ الصَّمَدُ (2) لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ (3) وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ (4)
1. Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa.
2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
4. dan tidak ada seorangpun yang setara matan Dia."
3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
4. dan tidak ada seorangpun yang setara matan Dia." QS.al-Ilkhlas,(112):1-4
Suroh ini diberi nama al-ikhlas, kaitannya dengan niat adalah setiap orang mau Islam wajib niat ikhlas lillah tanpa ada unsur lain masuk Islam.
Kesimpulan matan hadis-hadis tentang niat hadis maqbul, karena tidak bertentangan dengan Alquran
Untuk jelasnya dapat dilihat contoh matan hadis yang bertentangan dengan Alquran yaitu hadis tentشng anak zina tidak masuk sorga sampai 7 keturunan ke bawah, uraian di bawah ini:
4928 - أخبرني أحمد بن سعيد قال ثنا عبد الرحمن بن عبد الله وهو بن سعد الدشتكي قال ثنا عمرو وهو بن قيس عن إبراهيم عن مجاهد عن محمد بن عبد الرحمن عن أبي هريرة قال قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : لا يدخل ولد زنا ولا شيء من نسله إلى سبعة أبناء الجنة [9]
Mengkhabarkan kepadaku Ahmad bin Sai’d ia berkata menceritakan kepada kami ‘Abdur Rohman bin ‘Abdullah bin Sa’d ad- Dastakiy ia berkata menceritakan kepada kami ‘Amru bin Qois dari Ibrahim dari Mujahid dari Muhammad bin ‘Abdur Rohman dari Abu Huroiroh ia berkata Rasulullah sollallohu ‘alahi wa sallam bwekata: Tidak masuk sorga anak zina dan keturunannya sampai 7 tingkat.(Riwayat an- Nasai)
حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُوسَى أَخْبَرَنَا جَرِيرٌ عَنْ سُهَيْلِ بْنِ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالََ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَدُ الزِّنَا شَرُّ الثَّلَاثَةِ و قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ لَأَنْ أُمَتِّعَ بِسَوْطٍ فِي سَبِيلِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أَعْتِقَ وَلَدَ زِنْيَةٍ
(ABUDAUD - 3450) : Telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Musa telah mengabarkan kepada kami Jarir dari Suhail bin Abu Shalih dari Ayahnya dari Abu Hurairah ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Anak hasil zina adalah orang buruk ketiga." Abu Hurairah berkata, "Sungguh aku bersedekah matan sebuah cemeti di jalan Allah 'azza wajalla adalah lebih aku sukai dari pada membebaskan anak zina."[10]
حَدَّثَنَا خَلَفُ بْنُ الْوَلِيدِ حَدَّثَنَا خَالِدٌ عَنْ سُهَيْلٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَدُ الزِّنَا أَشَرُّ الثَّلَاثَةِ
(AHMAD - 7751) : Telah menceritakan kepada kami Khalaf Ibnul Walid telah menceritakan kepada kami Khalid dari Suhail dari bapaknya dari Abu Hurairah, dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam Bersabda: "Anak zina adalah yang paling jelek di antara tiga" (Yaitu; dia, wanita dan laki-laki yang menghasilkannya dari zina, maksudnya yang palik jelek di antara ibu dan laki-laki yang mezinahinya adalah anak yang dihasilkannya secara unsur, nasab dan penciptaan).[11]
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا الْفَضْلُ بْنُ دُكَيْنٍ حَدَّثَنَا إِسْرَائِيلُ عَنْ زَيْدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ أَبِي يَزِيدَ الضَّبِّيِّ عَنْ مَيْمُونَةَ بِنْتِ سَعْدٍ مَوْلَاةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ وَلَدِ الزِّنَا فَقَالَ نَعْلَانِ أُجَاهِدُ فِيهِمَا خَيْرٌ مِنْ أَنْ أُعْتِقَ وَلَدَ الزِّنَا
(IBNUMAJAH - 2522) : Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah, telah menceritakan kepada kami Fadlal bin Dukain, telah menceritakan kepada kami Isra'il dari Zaid bin Jubair dari Abu Yazid Adl Dlibbi dari Maimunah binti Sa'ad mantan budak perempuan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ditanya tentang anak pezina, beliau bersabda: "Dua sandal yang aku pakai lebih baik dari aku memerdekakkan anak zina."[12]
حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ الْيَمَانِ عَنْ الْمُثَنَّى بْنِ الصَّبَّاحِ عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ عَاهَرَ أَمَةً أَوْ حُرَّةً فَوَلَدُهُ وَلَدُ زِنًا لَا يَرِثُ وَلَا يُورَثُ
(IBNUMAJAH - 2735) : Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib; telah menceritakan kepada kami Yahya bin Al Yaman dari Al Mutsanna bin Ash Shabbah dari 'Amru bin Syu'aib dari Ayahnya dari Kakeknya berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barang siapa menzinahi seorang budak perempuan atau perempuan merdeka, maka anaknya adalah anak zina, tidak mewarisi dan juga tidak diwarisi."
Maksud anak zina tidak mewarisi dan tidak diwarisi oleh laki-laki yang menzinai ibunya, tetapi ibunya mewarisi dan diwarisi anak dari hasil zina, sebagaimana hadis di bawa ini
Ibu anak zina asobah dari anak zina
أَخْبَرَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُوسَى عَنْ مُوسَى بْنِ عُبَيْدَةَ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ إِذَا تَلَاعَنَا فُرِّقَ بَيْنَهُمَا وَلَمْ يَجْتَمِعَا وَدُعِيَ الْوَلَدُ لِأُمِّهِ يُقَالُ ابْنُ فُلَانَةَ هِيَ عَصَبَتُهُ يَرِثُهَا وَتَرِثُهُ وَمَنْ دَعَاهُ لِزِنْيَةٍ جُلِدَ
(DARIMI - 2837) : Telah mengabarkan kepada kami Ubaidullah bin Musa dari Musa bin Ubaidah dari Nafi' dari Ibnu Umar ia berkata; Jika suami isteri melakukan li'an, maka keduanya harus diceraikan dan tidak boleh berkumpul lagi, sedangkan anaknya dinisbatkan kepada ibunya. Anak tersebut dipanggil; Anak fulanah (anak si ibu). Ibunya adalah ashabah, anak itu berhak mewarisi warisan ibunya dan ibunya berhak mewarisi warisan anak itu. Barangsiapa yang memanggilnya anak zina, maka ia harus didera.[13]
Anak hasil li’an suami dan isteri jangan disamakan dengan anak zina atau jangan dipanggil dengan anak zina
Menuduh berzina isteri Dili’an Suaminya Dera 80 Kali
حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ حَدَّثَنَا أَبِي عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَاقَ قَالَ وَذَكَرَ عَمْرُو بْنُ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ قَالَ قَضَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي وَلَدِ الْمُتَلَاعِنَيْنِ أَنَّهُ يَرِثُ أُمَّهُ وَتَرِثُهُ أُمُّهُ وَمَنْ قَفَاهَا بِهِ جُلِدَ ثَمَانِينَ وَمَنْ دَعَاهُ وَلَدَ زِنًا جُلِدَ ثَمَانِينَ
(AHMAD - 6733) : Telah menceritakan kepada kami Ya'qub, bapakku telah menceritakan kepada kami dari Muhammad bin Ishaq dia berkata; 'Amru bin Syu'aib menyebutkan dari bapaknya dari kakeknya, dia berkata; Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam menetapkan bahwa anak dari suami istri yang saling li'an (melaknat), maka anak tersebut akan mewarisi harta ibunya dan juga sebaliknya, dan barangsiapa menuduh ibunya berzina maka ia harus dijilid sebanyak delapan puluh kali, dan barangsiapa memanggil anaknya anak zina maka ia juga harus dijilid delapan puluh kali."[14]
Anak zina sama kedudukannya anak hasil li’an dalam warisan.
أَخْبَرَنَا أَبُو نُعَيْمٍ حَدَّثَنَا شَرِيكٌ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سَالِمٍ عَنْ الشَّعْبِيِّ عَنْ عَلِيٍّ وَعَبْدِ اللَّهِ قَالَا وَلَدُ الزِّنَا بِمَنْزِلَةِ ابْنِ الْمُلَاعَنَةِ
(DARIMI - 2974) : Telah mengabarkan kepada kami Abu Nu'aim telah menceritakan kepada kami Syarik dari Muhammad bin Salim dari Asy Sya'bi dari Ali dan Abdullah keduanya berkata; Warisan anak zina menempati kedudukan anak wanita yang terkena li'an.[15]
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا رَوْحٌ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ أَبِي حَفْصَةَ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ عَلِيِّ بْنِ حُسَيْنٍ أَنَّهُ كَانَ لَا يُوَرِّثُ وَلَدَ الزِّنَا وَإِنْ ادَّعَاهُ الرَّجُلُ
(DARIMI - 2976) : Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Rauh dari Muhammad bin Abu Hafshah dari Az Zuhri dari Ali bin Husain bahwa ia tidak memberikan hak waris kepada anak zina sekalipun seseorang mengakuinya sebagai anak.[16]
حَدَّثَنَا زَيْدُ بْنُ يَحْيَى عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ رَاشِدٍ عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ مُوسَى عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَضَى أَنَّ لِكُلِّ مُسْتَلْحَقٍ اسْتُلْحِقَ بَعْدَ أَبِيهِ الَّذِي ادَّعَاهُ وَرَثَتُهُ بَعْدَهُ فَقَضَى إِنْ كَانَ مِنْ أَمَةٍ يَمْلِكُهَا يَوْمَ يَطَؤُهَا فَقَدْ لَحِقَ بِمَنْ اسْتَلْحَقَهُ وَلَيْسَ لَهُ مِمَّا قُسِمَ قَبْلَهُ مِنْ الْمِيرَاثِ شَيْءٌ وَمَا أَدْرَكَ مِنْ مِيرَاثٍ لَمْ يُقْسَمْ فَلَهُ نَصِيبُهُ وَلَا يَلْحَقُ إِذَا كَانَ الَّذِي يُدْعَى لَهُ أَنْكَرَهُ وَإِنْ كَانَ مِنْ أَمَةٍ لَا يَمْلِكُهَا أَوْ حُرَّةٍ عَاهَرَهَا فَإِنَّهُ لَا يَلْحَقُ وَلَا يَرِثُ وَإِنْ كَانَ الَّذِي يُدْعَى لَهُ هُوَ ادَّعَاهُ وَهُوَ وَلَدُ زِنَا لِأَهْلِ أُمِّهِ مَنْ كَانُوا حُرَّةً أَوْ أَمَةً
(DARIMI - 2983) : Telah menceritakan kepada kami Zaid bin Yahya dari Muhammad bin Rasyid dari Sulaiman bin Musa dari Amr bin Syu'aib dari ayahnya dari kakeknya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah memutuskan: "Bahwa setiap orang yang menasabkan pada dirinya, maka ia dinisbatkan kepada ayahnya yang diakuinya dan ahli warisnya adalah setelahnya." Lalu beliau memutuskan: "Jika ia berasal dari budak wanita yang dimiliki pada hari ia menggaulinya, maka ia mengikuti nasab orang yang diakui sebagai ayahnya dan sedikit pun ia tidak mendapat bagian harta warisan yang telah dibagikan sebelumnya. Sedangkan harta warisan yang belum dibagi, maka ia mendapat bagian darinya. Namun jika orang yang diakui sebagai ayahnya mengingkarinya maka ia tidak berhak mengikuti nasab kepadanya. dan jika ia berasal dari seorang budak yang bukan miliknya atau wanita merdeka yang dizinai maka ia tidak mengikuti nasab dan mendapat warisan. Meskipun orang yang diakui sebagai ayah itu mengakuinya. Ia tetap berstatus anak zina yang mengikuti keluarga ibunya, baik wanita merdeka maupun budak."[17]
Penjelasan
1. Maksudnya jika seorang laki-laki yang menzinai seorang wanita atau budak mengakui bahwa dia adalah ayah anak tersebut, tidak diakui oleh ajaran Islam,
2. Maka anak tersebut tetap anak ibu baik yang merdeka atau yang masih status budak.
3. Demikianlah jika di suatu tempat ada yang berzina langsung dikawinkan tanpa menunggu 1 tahun,
4. Maka anak tersebut jika wanita tidak bisa jadi ayah penzina Ibunya tidak syah wali nikah anak tersebut,
5. Jika dilaksanakan tentu pernikahan tersebut tidak syah,
6. Jika tidak syah tentu mereka terus zina, maka anak hasilnya tentu anak zina juga.
7. Oleh karenanya bagi anak yang terlanjur sudah zina di Negara Indonesia belum ada hukum rojam dan dera demikian juga pengasingan 1 tahun,
8. Maka minimal yang dilakukan adalah tahan dulu pernikahan 1 tahun,
9. Untuk mengetahui apakah ada hamil akibat zina tersebut atau tidak ada.
10. Jika ada maka jelas anak ibu
11. Jika tidak ada jadi pengajaran kepada wanita lain agar tidak mau zina
12. Karena ajaran Islam mempermalukan yang tidak malu memberlakukan kemaluannya hal yang haram seperti zina
Pembagian Warisan Anak Zina
Bagian anak zina 1/6 saja dalilnya:
حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ الْمُغِيرَةِ عَنْ ابْنِ الْمُبَارَكِ عَنْ مَعْمَرٍ أَوْ يُونُسَ عَنْ الزُّهْرِيِّ فِي أَوْلَادِ الزِّنَا قَالَ يَتَوَارَثُونَ مِنْ قِبَلِ الْأُمَّهَاتِ وَإِنْ وَلَدَتْ تَوْأَمًا فَمَاتَ وَرِثَ السُّدُسَ
(DARIMI - 2980) : Telah menceritakan kepada kami Sa'id bin Al Mughirah dari Ibnu Al Mubarak dari Ma'mar atau Yunus dari Az Zuhri tentang anak-anak zina, ia berkata; Ahli waris dari jalur keturunan ibu dapat saling mewarisi, jika anak zina memperoleh anak lalu ia meninggal dunia maka anaknya mendapat harta warisan seperenam.[18]
حَدَّثَنَا مَرْوَانُ بْنُ مُحَمَّدٍ عَنْ سَعِيدٍ عَنْ الزُّهْرِيِّ سُئِلَ عَنْ وَلَدِ زِنَا يَمُوتُ قَالَ إِنْ كَانَ ابْنَ عَرَبِيَّةٍ وَرِثَتْ أُمُّهُ الثُّلُثَ وَجُعِلَ بَقِيَّةُ مَالِهِ فِي بَيْتِ الْمَالِ وَإِنْ كَانَ ابْنَ مَوْلَاةٍ وَرِثَتْ أُمُّهُ الثُّلُثَ وَوَرِثَ مَوَالِيهَا الَّذِينَ أَعْتَقُوهَا مَا بَقِيَ قَالَ مَرْوَانُ سَمِعْتُ مَالِكًا يَقُولُ ذَلِكَ
(DARIMI - 2985) : Telah menceritakan kepada kami Marwan bin Muhammad dari Sa'id dari Az Zuhri ia ditanya tentang anak zina yang meninggal, ia menjawab; Jika ia adalah anak Arab maka ibunya mendapat sepertiga harta warisan, sedangkan sisanya diserahkan ke Baitul Mal. Jika ia adalah anak budak maka ibunya mendapat sepertiga harta warisan, sedangkan sisa harta tersebut diberikan kepada majikannya yang telah memerdekakan ibunya. Marwan berkata; Aku telah menmatanr Malik berpendapat seperti itu.[19]
حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ سَالِمِ بْنِ أَبِي الْجَعْدِ عَنْ جَابَانَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ عَاقٌّ وَلَا مُدْمِنُ خَمْرٍ وَلَا مَنَّانٌ وَلَا وَلَدُ زِنْيَةٍ
(AHMAD - 6598) : Telah menceritakan kepada kami Abdurrazzaq telah mengkhabarkan kepada kami Sufyan dari Manshur dari Salim bin Abi Al Ja'd dari Jabbaan dari Abdullah bin 'Amru dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam, bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: " Tidak akan masuk surga seorang pendurhaka kepada orang tua, pecandu khomar, orang yang mengungkit-ungkit pemberian, dan anak zina."[20]
Analisisnya
Dari hadis- hadis bahwa anak zina tidak masuk sorga sampai 7 keturunan, jelas bertentangan dengan Alquran:
1. Suroh al-An’am ayat 164:
قُلْ أَغَيْرَ اللَّهِ أَبْغِي رَبًّا وَهُوَ رَبُّ كُلِّ شَيْءٍ وَلَا تَكْسِبُ كُلُّ نَفْسٍ إِلَّا عَلَيْهَا وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى ثُمَّ إِلَى رَبِّكُمْ مَرْجِعُكُمْ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ (164) الانعام :164
164. Katakanlah: "Apakah aku akan mencari Tuhan selain Allah, padahal Dia adalah Tuhan bagi segala sesuatu. dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain[526]. kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitakan-Nya kepadamu apa yang kamu perselisihkan."[21]
[526] Maksudnya: masing-masing orang memikul dosanya sendiri-sendiri.
2. Suroh al-Isro’ ayat 15
مَنِ اهْتَدَى فَإِنَّمَا يَهْتَدِي لِنَفْسِهِ وَمَنْ ضَلَّ فَإِنَّمَا يَضِلُّ عَلَيْهَا وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِينَ حَتَّى نَبْعَثَ رَسُولًا (15)الاسراء : 15
15. Barangsiapa yang berbuat sesuai matan hidayah (Allah), Maka Sesungguhnya Dia berbuat itu untuk (keselaMatan) dirinya sendiri; dan barangsiapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan meng'azab sebelum Kami mengutus seorang Rasul.[22]
3.Suroh Fathir ayat 18
وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى وَإِنْ تَدْعُ مُثْقَلَةٌ إِلَى حِمْلِهَا لَا يُحْمَلْ مِنْهُ شَيْءٌ وَلَوْ كَانَ ذَا قُرْبَى إِنَّمَا تُنْذِرُ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَيْبِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَمَنْ تَزَكَّى فَإِنَّمَا يَتَزَكَّى لِنَفْسِهِ وَإِلَى اللَّهِ الْمَصِيرُ (18) فاطر: 18
18. dan orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain[1252]. dan jika seseorang yang berat dosanya memanggil (orang lain) untuk memikul dosanya itu Tiadalah akan dipikulkan untuknya sedikitpun meskipun (yang dipanggilnya itu) kaum kerabatnya. Sesungguhnya yang dapat kamu beri peringatan hanya orang-orang yang takut kepada azab Tuhannya (sekalipun) mereka tidak melihatNya[1253] dan mereka mendirikan sembahyang. dan Barangsiapa yang mensucikan dirinya, Sesungguhnya ia mensucikan diri untuk kebaikan dirinya sendiri. dan kepada Allahlah kembali(mu).[23] [1252] Maksudnya: masing-masing orang memikul dosanya sendiri-sendiri.
[1253] Sebagian ahli tafsir menafsirkan bil ghaib dalam ayat ini ialah ketika orang-orang itu sendirian tanpa melihat orang lain.
4.Suroh az-Zumar ayat 7
إِنْ تَكْفُرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنْكُمْ وَلَا يَرْضَى لِعِبَادِهِ الْكُفْرَ وَإِنْ تَشْكُرُوا يَرْضَهُ لَكُمْ وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى ثُمَّ إِلَى رَبِّكُمْ مَرْجِعُكُمْ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ إِنَّهُ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ (7) الزمر : 7
7. jika kamu kafir Maka Sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman)mu[1307] dan Dia tidak meridhai kekafiran bagi hamba-Nya; dan jika kamu bersyukur, niscaya Dia meridhai bagimu kesyukuranmu itu; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain[1308]. kemudian kepada Tuhanmulah kembalimu lalu Dia memberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. Sesungguhnya Dia Maha mengetahui apa yang tersimpan dalam (dada)mu.[24]
[1307] Maksudnya: manusia beriman atau tidak hal itu tidak merugikan Tuhan sedikitpun.
[1308] Maksudnya: masing-masing memikul dosanya sendiri- sendiri.
5. Suroh an-Najam ayat 38
أَلَّا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى (38)النجم : 38
38. (yaitu) bahwasanya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain,[25]
Selanjutnya dalam masalah anak zina jangan disebut- sebut dia adalah anak zina, karena pada dasarnya dia tidak tahu bahwa dia naka zina, matan perbandingan anak non muslim tidak boleh disebut anak zina jika dia masuk Islam, sebagaimana banyak di antara sahabat Rasul dari yang non muslim asal kelahirannya.
Demikian juga anak yang lahir dari anak gadis dan pemuda yang berzina, di mana hukumannya didera 100 kali masing–masing kemudian diasingkan 1 tahun, Kemudian baru boleh dinikahkan, jika dari perzinaan itu terjadi hamil tentu anak tersebut anak yang baik menurut pandangan dari segi ajaran Islam tentu anak tersebut dianggap manusia tanpa cacat, jika dia anak yang solih selanjutnya tentu dia masuk sorga.
[1] Kitab 9 Imam Hadist. Kitab Bukhari, Sumber Bukhari Kitab : Iman Bab : Sesungguhnya amal itu bergantung dengan niat dan pengharapan, dan setiap mukmin akan mendapatkan sesuai dengan niatnya No. Hadist : 1, , Lidwa Pusaka i-Software: www.lidwapustaka.com.
[2]Kitab 9 Imam Hadist. Kitab Bukhari, Sumber Bukhari Kitab : Iman Bab : Sesungguhnya amal itu bergantung dengan niat dan pengharapan, dan setiap mukmin akan mendapatkan sesuai dengan niatnya No. Hadist : 52, , Lidwa Pusaka i-Software: www.lidwapustaka.com.
[3]Kitab 9 Imam
Hadist. Kitab Bukhari, Sumber Bukhari Kitab : Iman Bab : Sesungguhnya
amal itu bergantung dengan niat dan pengharapan, dan setiap mukmin akan mendapatkan
sesuai dengan niatnya
No. Hadist : 6195, , Lidwa Pusaka i-Software: www.lidwapustaka.com.
[4]Kitab 9 Imam Hadist. Kitab Bukhari, Sumber Bukhari Kitab : Iman Bab : Sesungguhnya amal itu bergantung dengan niat dan pengharapan, dan setiap mukmin akan mendapatkan sesuai dengan niatnya No. Hadist : 6439, , Lidwa Pusaka i-Software: www.lidwapustaka.com
[5] [ صحيح مسلم ] الكتاب : صحيح مسلم المؤلف : مسلم بن الحجاج أبو الحسين القشيري النيسابوري الناشر : دار إحياء التراث العربي – بيروت تحقيق : محمد فؤاد عبد الباقي عدد الأجزاء : 5 مع الكتاب : تعليق محمد فؤاد عبد الباقي ج 3 ص 1515
[6]الكتاب : سنن أبى داود المؤلف : سليمان بن الأشعث بن شداد بن عمرو، الأزدي أبو داود، السجستاني مصدر الكتاب : موقع وزارة الأوقاف المصرية http://www.islamic-council.com وقد أشاروا إلى جمعية المكنز الإسلامي [ الكتاب مرقم آليا غير موافق للمطبوع ] ج6 ص 437
[7] Musfir ‘azm Allah al-Damini, Maqayis Naqd Mutun al-Sunnah (Riya’: Jami’ah al-Imam Muhammad ibn Su’ud al-Islamiyah, 1404H/1984M0, h. 117
[8] Salah ad-Din bin Ahmad al-Adlabi Manhaj Naqd al-Matan (Beirut : Dar al-Afaq al-Jadidah, 1983), h. 239.
[9][ السنن الكبرى - النسائي ] الكتاب : سنن النسائي الكبرى المؤلف : أحمد بن شعيب أبو عبد الرحمن النسائي الناشر : دار الكتب العلمية – بيروت الطبعة الأولى ، 1411 – 1991 تحقيق : د.عبد الغفار سليمان البنداري , سيد كسروي حسن عدد الأجزاء : 6
[10] Kitab 9 Imam Hadist. Abu Daud, Sumber : Abu Daud KitabPembebasan Budak Bab Penjelasan tentang pembebasan anak zina No. Hadist : 3450, , Lidwa Pusaka i-Software: www.lidwapustaka.com
[11]Kitab 9 Imam Hadist. Kitab Ahmad, Sumber : Ahmad Kitab : Sisa Musnad sahabat yang banyak meriwayatkan hadits Bab : Musnad Abu Hurairah Radliyallahu 'anhu No. Hadist : 7751, Lidwa Pusaka i-Software: www.lidwapustaka.com.
[12]Kitab 9 Imam Hadist. Kitab Ibn Majah, Sumber : Ibnu Majah Kitab Hukum-hukum Bab : Membebaskan anak zina No. Hadist : 2522, Lidwa Pusaka i-Software: www.lidwapustaka.com.
[13] Kitab 9 Imam Hadist. Sumber : Kitab Ad Darimi : Kitab faraidh Bab : Anak li'an No. Hadist : 2837: Lidwa Pusaka i-Software: www.lidwapustaka.com
[14]Kitab 9 Imam Hadist. Kitab Ahmad, Sumber : Kitab Ahmad : usnad sahabat yang banyak meriwayatkan hadits Bab : Musnad Abdullah bin Amru binAl 'Ash Radliyallahu ta'ala 'anhuma No. Hadist : 6733, Lidwa Pusaka i-Software: www.lidwapustaka.com.
[15]Kitab 9 Imam Hadist. Sumber Ad Darimi Kitab Kitab faraidhBabWarisananakzina No. Hadist : 2974 Lidwa Pusaka i-Software: www.lidwapustaka.com
[16] Kitab 9 Imam Hadist. Sumber Ad Darimi Kitab faraidhBab Warisananakzina No. Hadist : 2976 Lidwa Pusaka i-Software: www.lidwapustaka.com
[17] Kitab 9 Imam Hadist. Sumber : Kitab Ad Darimi : Kitab faraidh Bab : Warisan anak zina No. Hadist : 2983,Lidwa Pusaka i-Software: www.lidwapustaka.com
[18] Kitab 9 Imam
Hadist. Sumber : Kitab Ad Darimi
: Kitab faraidh
Bab : Warisan anak zina No. Hadist : 2980,Lidwa Pusaka i-Software: www.lidwapustaka.com
[19] Kitab 9 Imam Hadist. Sumber : Kitab Ad Darimi : Kitab faraidh Bab : Warisan anak zina No. Hadist : 2985,Lidwa Pusaka i-Software: www.lidwapustaka.com
[20]Kitab 9 Imam Hadist. Sumber : Kitab Ahmad : Musnad sahabat yang banyak meriwayatkan hadits Bab : Musnad Abdullah bin 'Amru bin Al 'Ash Radliyallahu ta'ala 'anhuma No. Hadist : 6598,Lidwa Pusaka i-Software: www.lidwapustaka.com
[21] الانعام :164
[22] الاسراء : 15
[23] فاطر: 18
[24] الزمر : 7
[25] النجم : 38
No comments:
Post a Comment