enguburan Janazah
Penguburan Janazah 1. Cepatkan dengan baik dan sempurna 2. Tidak ada masalah ada biaya penggalian kibur 3. Seharusnya kuburan muslim dengan kapir jangan disatukan 4. Seharusnya kuburan dibersihkan setiap saat 5. Jangan sampai menjadi semak belukar 6. Biaya untuk kebersihan boleh ditanggulangi bersama anggota wilyah yang punya pamili yang sudah dikuburkan di pekuburan tersebut 7. Biaya mobil membawa janazah ke kuburan boleh diambil dari harta yang wafat 8. Setelah wafat sesorang perlu disepakati anggota ahli waris tentang: a. Utang b. Wasiat c. Biaya penyelenggaraan janazah d. Selebihnya dihitung pembagian faroidnya berdasarkan Alquran dan sunnha 9. Jangan meratapinya 10. Jangan ditengok-tengok wajah yang wafat kecuali muharromnya (haram menikahinya) 11. Sipakan peralatan penyelenggaraan janazah dengan segera, niatkan merupakan lading ibadah 12. Yang memberikan kata maaf, utang dll, cukup satu orang saat memandikan janazah 13. Solat janazah boleh di rumah duka, bergantian atau sendirian 14. Pokoknya cukup 100 orang silakan makamkan segera |
Cara mengukur papan penutup lahad
1. Ambil tali pelastik, maka tarik dari kepala sampai ke kasurnya, kemudian tarik ke kakinya sampai ke kasurnya
2. Ukuran cekungan lahad sebaiknya diukur lebar bahu janazah sebelum pergi menggali quburan
3. Lebar papan melihat ukuran besar kecil janazah
4. Jika lobang ke bawah maka tambah kayu boriti dipotong seukuran lobang penggalian kuburan janazahnya di bawah papannya ari atas
5. Dalamnya kuburan, tidak muncul bau janazah, serta tidak mampu binatang buas membongkarnya
Penguburan
1. Baca doa saat masuk daerah pekuburan dengan khusyu’
(6) حدثنا معاوية بن هشام ثنا سفيان عن علقمة بن مرثد عن سليمان بن بريدة عن أبيه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم يعلمهم إذا خرجوا إلى المقابر فكان قائلهم يقول : " السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ يَا أهْلَ الدَّيَّارُ مِنَ المُؤْمِنِيْنَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَإنَّا إنْ شَاءَ اللهُ بِكُمْ لَاحِقُوْنَ أنْتُمْ لَنَا فَرَطٌ وَنَحْنُ لَكُمْ تَبَعٌ وَنَسْأَلُ اللهَ لَنَا وَلَكُمْ الْعَافِيْةَ ".[1]
2. Jangan banyak tertawa, bercakap tidak baik, yang siasia,
3. Ikuti acara pemakaman dengan baik dan saling mengajari mana yang sebaiknya
4. Sebaiknya jangan banyak duluan ke kuburan sementara sedikit yang ikut menyolatkannya
5. Masuk beberapa orang ke lobang penggalian secukupnya mampu memasukkanya dengan sempurna, untuk meletakkan janazah ke lahadnya dengan baik
6. Membaca doa saat memasukkannya ke lahadnya
6848 وَأَخْبَرَنَا أَبُو مُحَمَّدِ بْنُ يُوسُفَ أَخْبَرَنَا أَبُو سَعِيدِ بْنُ الأَعْرَابِىِّ ح وَأَخْبَرَنَا أَبُو الْحُسَيْنِ بْنُ بِشْرَانَ بِبَغْدَادَ أَخْبَرَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ مُحَمَّدٍ الصَّفَّارُ قَالاَ حَدَّثَنَا سَعْدَانُ حَدَّثَنَا مُعَاذٌ حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ التَّيْمِىُّ عَنْ بَكْرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ : إِذَا غَمَضْتَ الْمَيِّتَ فَقُلْ بِسْمِ اللَّهِ وَعَلَى مِلَّةِ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- وَإِذَا حَمَلْتَهُ فَقُلْ : بِسْم اللَّهِ ثُمَّ سَبِّحْ مَا دُمْتَ تَحْمِلُهُ.
Dari Bakr bin Abdillah ia berkata: Apabila menanam mayit maka bacalah:
بِسْمِ اللَّهِ وَعَلَى مِلَّةِ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم (Dengan nama Alloh dan atas agama praktik Rosulillah saw.) Dan jika kalian mengusung janazah maka baca : بِسْم اللَّهِ, kemudian baca tasbihlah selama masih mengusungnya. Riwayat al-Baihaqi
7. Masukkan ke lahadnya atau lobang ke bawah dengan pelan-pelan
8. Buka pengikat mukanya, letakkan muka dan pipinya hadap kibat dalilnya:
9. Membuka wajah di lahad
-6961وَأَخْبَرَنَا أَبُو الْقَاسِمِ : طَلْحَةُ بْنُ عَلِىِّ بْنِ الصَّقْرِ بِبَغْدَادَ أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ عُثْمَانَ بْنِ يَحْيَى الأَدَمِىُّ حَدَّثَنَا عَبَّاسُ بْنُ مُحَمَّدٍ الدُّورِىُّ حَدَّثَنَا سُرَيْجُ بْنُ النُّعْمَانِ حَدَّثَنَا خَلَفٌ يَعْنِى ابْنَ خَلِيفَةَ قَالَ سَمِعْتُ أَبِى يَقُولُ أَظُنُّهُ سَمِعَهُ مِنْ مَوْلاَهُ وَمَوْلاَهُ مَعْقِلُ بْنُ يَسَارٍ : لَمَّا وَضَعَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- نُعَيْمَ بْنَ مَسْعُودٍ فِى الْقَبْرِ نَزَعَ الأَخِلَّةَ بِفِيهِ. قَوْلُهُ أَظُنُّهُ أَحْسَبُهُ مِنْ قَوْلِ الدُّورِىِّ. {ت} وَرَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ فِى الْمَرَاسِيلِ عَنْ عَبَّادِ بْنِ مُوسَى وَسُلَيْمَانَ بْنِ دَاوُدَ الْعَتَكِىِّ أَنَّ خَلَفَ بْنَ خَلِيفَةَ حَدَّثَهُمْ عَنْ أَبِيهِ قَالَ بَلَغَهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَذَكَرَهُ.[2]
Setelah janazah Rosul asuk ke dalam quburnya, maka ditanggalkan pengikat sehingga nampak pipinya
-1066وَرُوِّينَا عن النَّبِيّ صلى الله عليه وسلم : أنه لما وضع نعيم بن مسعود في القبر نزع الأخلة بفيه- [3]
Setelah janazah Nu’aim bin Mas’ud masuk ke dalam quburnya, maka ditanggalkan pengikat sehingga nampak pipinya
10. Buat tanah kepalan tanah peggalian sebagai penahan dari belakangnya agar janazah tidak terbalik dari menghadap qiblat
11. Baca kepalan 1 baca مِنْهَا خَلَقْنَاكُمْ (dari tanah kamu diciptakan) kepalan ke 2 baca وَفِيْهَا نُعِيْدُكُمْ (dan kedalam tanah kamu dikembalikan) dan kepalan ke 3 baca وَمِنْهَا نُخْرِجُكُمْ تَارَةً اُخْرَى (dan daripadanya kalian dikeluarkan kedua kalinya)
12. Catatan, tidak ada hubungan dengan tiga kepalan tanah ini, maka janazah selamat dari azab qubur dan masuk sorga
13. Mengepal tanah yang di amalkan umat Islam pada poin 10 nabi bukan mengepalnya hanya membaca doanya, dalilnya sebagai berikut:
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ إِسْحَاقَ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ يَعْنِي ابْنَ الْمُبَارَكِ أَخْبَرَنَا يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ زَحْرٍ عَنْ عَلِيِّ بْنِ يَزِيدَ عَنِ الْقَاسِمِ عَنْ أَبِي أُمَامَةَ قَالَ لَمَّا وُضِعَتْ أُمُّ كُلْثُومٍ ابْنَةُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْقَبْرِ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ { مِنْهَا خَلَقْنَاكُمْ وَفِيهَا نُعِيدُكُمْ وَمِنْهَا نُخْرِجُكُمْ تَارَةً أُخْرَى } قَالَ ثُمَّ لَا أَدْرِي أَقَالَ بِسْمِ اللَّهِ وَفِي سَبِيلِ اللَّهِ وَعَلَى مِلَّةِ رَسُولِ اللَّهِ أَمْ لَا فَلَمَّا بَنَى عَلَيْهَا لَحْدَهَا طَفِقَ يَطْرَحُ لَهُمْ الْجَبُوبَ وَيَقُولُ سُدُّوا خِلَالَ اللَّبِنِ ثُمَّ قَالَ أَمَا إِنَّ هَذَا لَيْسَ بِشَيْءٍ وَلَكِنَّهُ يَطِيبُ بِنَفْسِ الْحَيِّ
(AHMAD - 21163) : Telah menceritakan kepada kami 'Ali bin Ishak telah mengabarkan kepada kami 'Abdullah bin Al Mubarak telah mengabarkan kepada kami Yahya bin Ayyub dari 'Ubaidillah bin Zahr dari 'Ali bin Yazid dari Al Qosim dari Abu Umamah berkata; Saat Ummu Kultsum, putri Rasulullah Shallallahu'alaihiWasallam, diletakkan didalam kuburan, Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda; "Darinya Kami menciptakan kalian, kepadanya Kami mengembalikan kalian dan darinya Kami mengeluarkan kalian lagi." Berkata Abu Umamah; Saya tidak tahu apakah beliau bersabda; bismillaah, fi sabiilillaah atau 'ala millati rosuulillaah. Saat liang lahatnya dibuat, beliau memberi biji-bijian untuk mereka dan bersabda; "Tutupilah celah-celah batu bata." Selanjutnya beliau bersabda; "Ini bukan apa-apa, tapi ini melegakan jiwa orang yang masih hidup."
14. Jangan diambil tali pengikatnya, dalam rangka obat rindu, karena janazah perlu dirindukan agar termotivasi untuk mendoakannya
15. Jika dalam peti syaratnya, tanah kuburannya tergenang air seperti dipinggir pantai, musim hujan
16. Sambil menimbun kuburan, maka salah satu di antara yang menzirahi, atau menguburkan janazah, untuk membaca hadis riwayat Ahmad nomor 17803
Bacaan Tausiyah di atas Kuburan
Pengganti Talqin Dalam Buku Malim Sekampung
حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ قَالَ حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ عَنْ مِنْهَالِ بْنِ عَمْرٍو عَنْ زَاذَانَ عَنِ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ قَالَ خَرَجْنَا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي جِنَازَةِ رَجُلٍ مِنْ الْأَنْصَارِ
(AHMAD - 17803) : Telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah, mengatakan. Telah menceritakan kepada kami Al-A'masy dari Minhal bin 'Umar dari Zadzan dari Al Barro' bin 'Azib mengatakan, Kami berangkat bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengiringi seorang jenazah Anshar.
فَانْتَهَيْنَا إِلَى الْقَبْرِ وَلَمَّا يُلْحَدْ فَجَلَسَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَجَلَسْنَا حَوْلَهُ وَكَأَنَّ عَلَى رُءُوسِنَا الطَّيْرَ وَفِي يَدِهِ عُودٌ يَنْكُتُ فِي الْأَرْضِ
Lantas kami sampai pekuburan. Ketika tanah digali, Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam duduk dan kami duduk di sekitarnya, seolah-olah kepala kami ada burung-burung sedang tangan beliau membawa dahan yang beliau pukulkan ke tanah.
فَرَفَعَ رَأْسَهُ فَقَالَ اسْتَعِيذُوا بِاللَّهِ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلَاثًا
Beliau tengadahkan kepala beliau ke langit dan berujar "Mintalah kalian perlindungan kepada Allah dari siksa kubur (beliau mengucapkannya dua atau tiga kali).
Doanya berdasarkan hadis sebagai berikut:
(125) في الدعاء للميت بعد ما يدفن ويسوى عليه (1) حدثنا إسماعيل بن علية عن عبد الله بن أبي بكر قال كان أنس بن مالك إذا سوى على الميت قبره قام عليه فقال اَللَّهُمَّ عَبْدُكَ رُدَّ إِلَيْكَ فَاَرْأِفْ بِهِ وَارْحَمْهُ اللَّهُمَّ جَافِ الأَرْضَ عَنْ جَنْبِهِ ، وَافْتَحْ أَبْوَابَ السَّمَاءِ لِرُوحِهِ وَتَقَبَّلْهُ مِنْكَ بِقَبُوْلٍ حَسَنٍ اَللَّهُمَّ إنْ كَانَ مُحْسِنًا فَضَاعِفْ لَهُ فِيْ إحْسَانِهِ أو قال : فَزِدْ فِيْ إحْسَانِهِ وَ إنْ كَانَ مُسِيْئًا فَتَجَاوَزْ عَنْهُ[4]
125. doa terhadap janazah sesudah ditimbun tanah dengan rata, menceritkan kepada kami Ismail bin ‘Aliyah dari Abdullah bin Abi Bakr ia berkata Anas bin Malik ia berdoa di atas kubur janazah sudah diratakan timbunannya, maka posisinya sedang berdiri mak dia membaca doa: Ini adalah hamba-Mu yang kembali kapada-Mu, maka kasihanilah dia, ya, Alloh lapangkanlah lambungnya dari hempitan bumi-Mu, bukakan pintu rahmat dari langit terhadap ruhnya, terimalah dia dengan penerimaan yang baik, ya, Alloh jika dia orang yang baik maka lipat gandakan kebaikannya,dan jika dia orang yang salah, maka hapuskan kesalahannya
Riwayat at-Tobroni:
2311 - حدثنا يحيى بن أيوب العلاف المصري ثنا سعيد بن أبي مريم ثنا نافع بن يزيد حدثني ابن أبي أسيد عن عطاء الخراساني عن أنس بن مالك أن رسول الله صلى الله عليه و سلم وقف على قبر رجل من أصحابه حين فرغ منه فقال [ ص 297 ] ( إنا لله وإنا إليه راجعون اَلَّلهُمَّ نَزِّلْ بِكَ خَيْرَ مَنْزُوْلٍ بِهِ جَافِ الْأَرْضَ عَنْ جَنْبَيْهِ وَافْتَحْ أَبْوَابَ السَّمَاءِ لِرُوحِهِ وَاقْبِلْهُ مِنْكَ بِقَبُوْلٍ حَسَنٍ وَثَبِّتْ عِنْدَ السَّائِلِ مَنْطِقَهُ )
Sesungguhnya kami adalah milik-Mu dan sesungguhnya kepada-Mu kami kembali. Ya. Allohku, telah turun hamba Engkau, terima dia sebaik-baik tempat turun, renggangkan rongga dadanya dari hempitan bumi-Mu. Bukakanlah pintu langit kepada ruhnya, dan terimalah ruhnya sebaik-baik penerimaan dan tetapkan jawaban pertanyaan kepadanya
686- حَدَّثَنَا أَبُو مُسْلِمٍ ، حَدَّثَنَا مُسْلِمُ بن إِبْرَاهِيمَ ، حَدَّثَنَا هِشَامٌ ، حَدَّثَنَا قَتَادَةُ ، أَنَّ أَنَسًا دَفَنَ ابْنًا لَهُ ، فَقَالَ : اللَّهُمَّ جَافِ الأَرْضَ عَنْ جَنْبِهِ ، وَافْتَحْ أَبْوَابَ السَّمَاءِ لِرُوحِهِ ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ[5]
866. menceritakan kepada kami Abu Muslim menceritakan kepada kami Muslim bin Ibrahim menceritakan kepada kami Qotadah bahwa Anas setelah menanam anaknya maka dia berdoa: Ya, Allohku, renggangkan rongga dadanya dari hempitan bumi-Mu. Bukakanlah pintu langit kepada ruhnya, dan gantilah negerinya yang lebih baik dari negeri sebelumnya
Doa matan lain sebagai berikut:
حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْكَلْبِيُّ حَدَّثَنَا إِدْرِيسُ الْأَوْدِيُّ عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ قَالَ حَضَرْتُ ابْنَ عُمَرَ فِي جِنَازَةٍ فَلَمَّا وَضَعَهَا فِي اللَّحْدِ قَالَ بِسْمِ اللَّهِ وَفِي سَبِيلِ اللَّهِ وَعَلَى مِلَّةِ رَسُولِ اللَّهِ فَلَمَّا أُخِذَ فِي تَسْوِيَةِ اللَّبِنِ عَلَى اللَّحْدِ قَالَ اللَّهُمَّ أَجِرْهَا مِنْ الشَّيْطَانِ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ اللَّهُمَّ جَافِ الْأَرْضَ عَنْ جَنْبَيْهَا وَصَعِّدْ رُوحَهَا وَلَقِّهَا مِنْكَ رِضْوَانًا قُلْتُ يَا ابْنَ عُمَرَ أَشَيْءٌ سَمِعْتَهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ أَمْ قُلْتَهُ بِرَأْيِكَ قَالَ إِنِّي إِذًا لَقَادِرٌ عَلَى الْقَوْلِ بَلْ شَيْءٌ سَمِعْتُهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ[6]
(IBNUMAJAH - 1542) : Telah menceritakan kepada kami Hisyam bin Ammar berkata, telah menceritakan kepada kami Hammad bin 'Abdurrahman Al Kalbi berkata, telah menceritakan kepada kami Idris Al Audi dari Sa'id Ibnul Musayyab berkata; aku menemui Ibnu Umar ketika takziah jenazah, ketika meletakkan jenazah dalam liang lahad ia mengucapkan, "Dengan nama Allah, dan di jalan Allah, dan atas millah Rasulullah, " dan ketika ia meratakan tanah pada lubang lahad ia mengucapkan, "Ya Allah, selamatkanlah ia dari setan dan siksa kubur. Ya Allah, jauhkanlah bumi dari kedua rusuknya, naikkan ruhnya, dan pertemukan ia dengan-Mu dalam keadaan diridlai. " Aku lalu berkata, "Wahai Ibnu Umar, apakah itu sesuatu yang engkau dengar dari Rasulullah atau sesuatu yang muncul dari pikiranmu?" ia menjawab, "Jika begitu aku bisa mengatakan sesuatu (wahyu), itu adalah sesuatu yang aku dengar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. "
Catatan
1. Sebaiknya doa masing-masing dan berbisik
2. Maka sebaiknya buku ini difoto copi kepada saudara kita agar menghafal doanya
Kemudian Lanjutkan Tausiyahnya
ثُمَّ قَالَ إِنَّ الْعَبْدَ الْمُؤْمِنَ إِذَا كَانَ فِي انْقِطَاعٍ مِنْ الدُّنْيَا وَإِقْبَالٍ مِنْ الْآخِرَةِ
Kemudian beliau sabdakan "Seorang hamba mukmin jika berpisah dari dunia dan menghadapi akhirat,
نَزَلَ إِلَيْهِ مَلَائِكَةٌ مِنْ السَّمَاءِ بِيضُ الْوُجُوهِ كَأَنَّ وُجُوهَهُمْ الشَّمْسُ مَعَهُمْ كَفَنٌ مِنْ أَكْفَانِ الْجَنَّةِ وَحَنُوطٌ مِنْ حَنُوطِ الْجَنَّةِ حَتَّى يَجْلِسُوا مِنْهُ مَدَّ الْبَصَرِ
Malaikat dari langit turun menemuinya dengan wajah putih seolah-olah wajah mereka matahari. Mereka membawa sebuah kafan dari kafan surga dan minyak wangi dari minyak wangi surga hingga duduk disisinya (yang besarnya Malaikat tersebut) sejauh mata memandang.
ثُمَّ يَجِيءُ مَلَكُ الْمَوْتِ عَلَيْهِ السَّلَام حَتَّى يَجْلِسَ عِنْدَ رَأْسِهِ فَيَقُولُ أَيَّتُهَا النَّفْسُ الطَّيِّبَةُ اخْرُجِي إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ اللَّهِ وَرِضْوَانٍ قَالَ فَتَخْرُجُ تَسِيلُ كَمَا تَسِيلُ الْقَطْرَةُ مِنْ فِي السِّقَاءِ فَيَأْخُذُهَا
Kemudian Malaikat maut alaihissalam datang hingga duduk di sisi kepalanya dan berucap "Wahai jiwa yang tenang, sambutlah olehmu ampunan Allah dan keridhaan. Kata nabi, lantas jenazah tersebut mengalir sebagaimana tetesan air mengalir dari mulut kendi dan Malaikat mencabutnya.
فَإِذَا أَخَذَهَا لَمْ يَدَعُوهَا فِي يَدِهِ طَرْفَةَ عَيْنٍ حَتَّى يَأْخُذُوهَا فَيَجْعَلُوهَا فِي ذَلِكَ الْكَفَنِ وَفِي ذَلِكَ الْحَنُوطِ وَيَخْرُجُ مِنْهَا كَأَطْيَبِ نَفْحَةِ مِسْكٍ وُجِدَتْ عَلَى وَجْهِ الْأَرْضِ
Jika Malaikat mencabutnya, ia tidak membiarkannya di tangannya sekejap mata pun hingga ia cabut rohnya dan ia masukkan dalam kafan dan minyak wangi tersebut. Maka si mayit meninggal dunia sebagaimana halnya aroma minyak wangi paling harum yang ada di muka bumi.
قَالَ فَيَصْعَدُونَ بِهَا فَلَا يَمُرُّونَ يَعْنِي بِهَا عَلَى مَلَإٍ مِنْ الْمَلَائِكَةِ إِلَّا قَالُوا مَا هَذَا الرُّوحُ الطَّيِّبُ فَيَقُولُونَ فُلَانُ بْنُ فُلَانٍ بِأَحْسَنِ أَسْمَائِهِ الَّتِي كَانُوا يُسَمُّونَهُ بِهَا فِي الدُّنْيَا حَتَّى يَنْتَهُوا بِهَا إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا فَيَسْتَفْتِحُونَ لَهُ فَيُفْتَحُ لَهُمْ
Kata Nabi, Malaikat tersebut lantas membawa naik jenazah itu, hingga tidaklah mereka melewati sekawanan Malaikat selain mereka bertanya-tanya:, roh siapa sewangi ini? Para Malaikat menjawab "Amboi, ini roh si "Anu" anak si "Anu", dan mereka sebut dengan nama terbaiknya yang manusia pergunakan untuk menyebutnya ketika di dunia, begitulah terus hingga mereka sampai ke langit dunia dan mereka meminta dibukakan, lantas dibukakan.
فَيُشَيِّعُهُ مِنْ كُلِّ سَمَاءٍ مُقَرَّبُوهَا إِلَى السَّمَاءِ الَّتِي تَلِيهَا حَتَّى يُنْتَهَى بِهِ إِلَى السَّمَاءِ السَّابِعَةِ فَيَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ اكْتُبُوا كِتَابَ عَبْدِي فِي عِلِّيِّينَ وَأَعِيدُوهُ إِلَى الْأَرْضِ فَإِنِّي مِنْهَا خَلَقْتُهُمْ وَفِيهَا أُعِيدُهُمْ وَمِنْهَا أُخْرِجُهُمْ تَارَةً أُخْرَى
Para Malaikat ahli taqarrub mengabarkan berita kematiannya kepada penghuni langit berikutnya hingga sampai ke langit ke tujuh, lantas Alllah 'azza wajalla bertitah "Tulislah catatan hamba-Ku di 'iliyyin dan kembalikanlah ia ke bumi, sebab dari padanyalah Aku mencipta mereka dan kedalamnya Aku mengembalikan, serta dari padanya Aku membangkitkan sekali lagi.
قَالَ فَتُعَادُ رُوحُهُ فِي جَسَدِهِ فَيَأْتِيهِ مَلَكَانِ فَيُجْلِسَانِهِ
Kata Nabi, lantas rohnya di kembalikan ke jasadnya, kemudian dua Malaikat mendatanginya dan mendudukkannya
فَيَقُولَانِ لَهُ مَنْ رَبُّكَ فَيَقُولُ رَبِّيَ اللَّهُ فَيَقُولَانِ لَهُ مَا دِينُكَ فَيَقُولُ دِينِيَ الْإِسْلَامُ فَيَقُولَانِ لَهُ مَا هَذَا الرَّجُلُ الَّذِي بُعِثَ فِيكُمْ فَيَقُولُ هُوَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
dan bertanya 'Siapa Tuhanmu'. Ia menjawab 'tuhanku Allah. Tanya keduanya "Apa agamamu? "agamu Islam." Jawabnya. Keduanya bertanya "Bagaimana komentarmu tentang laki-laki yang diutus kepada kamu ini? Si mayit menjawab "Oh, dia Rasulullah hallallahu'alaihiwasallam
فَيَقُولَانِ لَهُ وَمَا عِلْمُكَ فَيَقُولُ قَرَأْتُ كِتَابَ اللَّهِ فَآمَنْتُ بِهِ وَصَدَّقْتُ
Keduanya bertanya "dari mana kamu tahu? Ia menjawab "Aku membaca kitabullah sehingga aku mengimaninya dan membenarkannya.
فَيُنَادِي مُنَادٍ فِي السَّمَاءِ أَنْ صَدَقَ عَبْدِي فَأَفْرِشُوهُ مِنْ الْجَنَّةِ وَأَلْبِسُوهُ مِنْ الْجَنَّةِ وَافْتَحُوا لَهُ بَابًا إِلَى الْجَنَّةِ
Lantas ada Penyeru di langit memanggil-manggil "Hamba-Ku benar, hamparkanlah surga baginya dan berilah pakain surga, dan bukakanlah pintu baginya menuju surga
قَالَ فَيَأْتِيهِ مِنْ رَوْحِهَا وَطِيبِهَا وَيُفْسَحُ لَهُ فِي قَبْرِهِ مَدَّ بَصَرِهِ
Kata Nabi, maka hamba itu memperoleh bau harum dan wangi surga dan kuburannya diperluas sejauh mata memandang.
قَالَ وَيَأْتِيهِ رَجُلٌ حَسَنُ الْوَجْهِ حَسَنُ الثِّيَابِ طَيِّبُ الرِّيحِ فَيَقُولُ أَبْشِرْ بِالَّذِي يَسُرُّكَ هَذَا يَوْمُكَ الَّذِي كُنْتَ تُوعَدُ فَيَقُولُ لَهُ مَنْ أَنْتَ فَوَجْهُكَ الْوَجْهُ يَجِيءُ بِالْخَيْرِ فَيَقُولُ أَنَا عَمَلُكَ الصَّالِحُ فَيَقُولُ رَبِّ أَقِمْ السَّاعَةَ حَتَّى أَرْجِعَ إِلَى أَهْلِي وَمَالِي
Lantas ia didatangi oleh laki-laki berwajah tampan, pakainnya indah, wanginya semerbak, dan Malaikat itu berucap "Bergembiralah dengan kabar yang menggembirakanmu. Inilah hari yang dijanjikan unukmu. Si mayit bertanya, siapa kamu ini sebenarnya, rupanya wajahmu adalah wajah yang mendatangkan kebaikan! si laki-laki tampan menjawab, aku adalah amalan salihmu. Lantas hamba tadi meminta " Ya rabbiku, tolong jadikan kiamat sekarang juga sehingga aku bisa kembali menemui keluargaku dan hartaku.
قَالَ وَإِنَّ الْعَبْدَ الْكَافِرَ إِذَا كَانَ فِي انْقِطَاعٍ مِنْ الدُّنْيَا وَإِقْبَالٍ مِنْ الْآخِرَةِ نَزَلَ إِلَيْهِ مِنْ السَّمَاءِ مَلَائِكَةٌ سُودُ الْوُجُوهِ مَعَهُمْ الْمُسُوحُ فَيَجْلِسُونَ مِنْهُ مَدَّ الْبَصَرِ
Sebaliknya si hamba kafir jika berpisah dari dunia (meninggal) dan menjemput akhirat, ia ditemui Malaikat langit yang wajahnya kusam yang membawa kafan yang berwarna hitam legam terbuat dari rambut, mereka duduk di sisinya yang Malaikat tersebut besarnya sejauh mata memandang.
ثُمَّ يَجِيءُ مَلَكُ الْمَوْتِ حَتَّى يَجْلِسَ عِنْدَ رَأْسِهِ فَيَقُولُ أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْخَبِيثَةُ اخْرُجِي إِلَى سَخَطٍ مِنْ اللَّهِ وَغَضَبٍ
Lantas Malaikat maut datang hingga duduk di kepalanya seraya membentak " Wahai roh yang busuk, jemputlah kemurkaan Allah dan kemarahan-Nya.
قَالَ فَتُفَرَّقُ فِي جَسَدِهِ فَيَنْتَزِعُهَا كَمَا يُنْتَزَعُ السَّفُّودُ مِنْ الصُّوفِ الْمَبْلُولِ فَيَأْخُذُهَا
Kata Nabi, lantas jasadnya tercabik-cabik, dan malikat tersebut mencabut rohnya bagikan garu (atau gancu) bermata banyak yang mencabik-cabik kain basah lantas mencabutnya.
فَإِذَا أَخَذَهَا لَمْ يَدَعُوهَا فِي يَدِهِ طَرْفَةَ عَيْنٍ حَتَّى يَجْعَلُوهَا فِي تِلْكَ الْمُسُوحِ وَيَخْرُجُ مِنْهَا كَأَنْتَنِ رِيحِ جِيفَةٍ وُجِدَتْ عَلَى وَجْهِ الْأَرْضِ
Jika Malaikat telah mencabutnya, ia tidak membiarkannya sekejap mata pun hingga ia bungkus dalam kain hitam kelam dari rambut dan roh tersebut pergi dengan bau busuk paling menyengat di muka bumi.
فَيَصْعَدُونَ بِهَا فَلَا يَمُرُّونَ بِهَا عَلَى مَلَإٍ مِنْ الْمَلَائِكَةِ إِلَّا قَالُوا مَا هَذَا الرُّوحُ الْخَبِيثُ فَيَقُولُونَ فُلَانُ بْنُ فُلَانٍ بِأَقْبَحِ أَسْمَائِهِ الَّتِي كَانَ يُسَمَّى بِهَا فِي الدُّنْيَا حَتَّى يُنْتَهَى بِهِ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا فَيُسْتَفْتَحُ لَهُ فَلَا يُفْتَحُ لَهُ
Para Malaikat kemudian menaikkannya, dan tidaklah mereka membawanya ke sekawanan Malaikat di langit selain Malaikat langit berkomentar "Siapa roh busuk ini? Para Malaikat yang membawanya mennjawab ' Ini adalah si "Fulan" anak si "Fulan', dan mereka sebut nama terbukunya yang sering manusia pergunakan untuk memanggil di dunia hingga mayit tersebut sampai ke langit dunia dan langit dunia diminta dibukakkan. Dan, langit dunia tidak dibuka
ثُمَّ قَرَأَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ { لَا تُفَتَّحُ لَهُمْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَلَا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى يَلِجَ الْجَمَلُ فِي سَمِّ الْخِيَاطِ وَكَذَلِكَ نَجْزِي الْمُجْرِمِينَ فَيَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ اكْتُبُوا كِتَابَهُ فِي سِجِّينٍ فِي الْأَرْضِ السُّفْلَى فَتُطْرَحُ رُوحُهُ طَرْحًا
kemudian beliau membaca ayat suroh al-A’rof ayat 40. Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum, Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan. lantas Allah 'azza wajalla berfirman 'tolong catatlah catatannya dalam Sijjin di bumi paling rendah. Kontan rohnya dibuang sejauh-jauhnya, "Siapa yang menyekutukan Allah, maka seolah-olah dia tersungkur dari langit lantas burung menyambarnya atau sebagaimana diterbangkan angin di tempat jauh
ثُمَّ قَرَأَ حُنَفَاءَ لِلَّهِ غَيْرَ مُشْرِكِينَ بِهِ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَكَأَنَّمَا خَرَّ مِنَ السَّمَاءِ فَتَخْطَفُهُ الطَّيْرُ أَوْ تَهْوِي بِهِ الرِّيحُ فِي مَكَانٍ سَحِيقٍ فَتُعَادُ رُوحُهُ فِي جَسَدِهِ وَيَأْتِيهِ مَلَكَانِ فَيُجْلِسَانِهِ
Kemudian Rasulullah Sallallahu'alaihiwasallam membaca ayat dengan ikhlas kepada Allah, tidak mempersekutukan sesuatu dengan Dia. Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh. (QS.Alhaj; 31). Maka rohnya dikembalikan dalam jasadnya. Kedua Malaikat lantas mendatanginya dan mendudukkannya
فَيَقُولَانِ لَهُ مَنْ رَبُّكَ فَيَقُولُ هَاهْ هَاهْ لَا أَدْرِي فَيَقُولَانِ لَهُ مَا دِينُكَ فَيَقُولُ هَاهْ هَاهْ لَا أَدْرِي فَيَقُولَانِ لَهُ مَا هَذَا الرَّجُلُ الَّذِي بُعِثَ فِيكُمْ فَيَقُولُ هَاهْ هَاهْ لَا أَدْرِي
dan menginterogasi "Siapa Tuhanmu? ia menajwab "Bbbp,, saya tidak tahu? Kedua Malaikat itu bertanya lagi "Apa agamamu? Ia menjawab "Bbbppp,, saya tidak tahu? kedua Malaikat bertanya lagi "bagaimana tanggapanmu mengenai laki-laki ini yang diutus untuk kalian? Si mayit menjawab; ",, saya tidak tahu?
فَيُنَادِي مُنَادٍ مِنْ السَّمَاءِ أَنْ كَذَبَ فَافْرِشُوا لَهُ مِنْ النَّارِ وَافْتَحُوا لَهُ بَابًا إِلَى النَّارِ فَيَأْتِيهِ مِنْ حَرِّهَا وَسَمُومِهَا وَيُضَيَّقُ عَلَيْهِ قَبْرُهُ حَتَّى تَخْتَلِفَ فِيهِ أَضْلَاعُهُ
Lantas ada Penyeru langit memanggil-manggil "ia betul-betul telah dusta! hamparkan baginya neraka! Maka Malaikat membuka pintu neraka baginya dan ia mendatanginya dengan segala panasnya dan letupannya. Sedang kuburannya menjepitnya hingga tulang-tulangnya remuk.
وَيَأْتِيهِ رَجُلٌ قَبِيحُ الْوَجْهِ قَبِيحُ الثِّيَابِ مُنْتِنُ الرِّيحِ فَيَقُولُ أَبْشِرْ بِالَّذِي يَسُوءُكَ هَذَا يَوْمُكَ الَّذِي كُنْتَ تُوعَدُ فَيَقُولُ مَنْ أَنْتَ فَوَجْهُكَ الْوَجْهُ يَجِيءُ بِالشَّرِّ فَيَقُولُ أَنَا عَمَلُكَ الْخَبِيثُ
Kemudian ia didatangi oleh laki-laki yang wajahnya menyeramkan, pakainnya lusuh, baunya busuk dan berujar; "Bergembiralah engkau dengan segala hal yang menyusahkanmu. Inilah harimu yang dijanjikan bagimu. Lantas si Malaikat bertanya " Siapa kamu dengan wajahmu yang sedemikian menyeramkan dan membawa keburukan ini? Lantas si laki-laki menjawab '; "aku adalah amalan jahatmu,
فَيَقُولُ رَبِّ لَا تُقِمْ السَّاعَةَ
dan ia berdoa " ya rabb. Jangan kiamat kau jadikan sekarang
Tata cara berdoa dan matan doa saat pemakaman
Penjelasan
1. Sebelum melanjutkan tausiyah Nabi, beliau menyuruh yang mengantarkan janazah untuk berdoa masing-masing
2. Bukan beliau berdoa jamaah yang diaminkan yang lain seperti yang dilaksanakan sebahagian umat Islam saat ini
3. Dengan alasan lebih baik doa bersama seperti mengaminkan bacaan al-Fatihah Imam
4. Jika demikian halnya, al-Fatihah Imam diaminkan hanya pada ayat ke tujuhnya saja
5. Bukan setiap nafas atau setiap ayat atau setiap Imam berhenti diujung ayat atau de itengah ayat
6. al-Fatihah yang dibaca Imam, Makmum masih wajib lagi membaca al-Fatihah lagi
7. Bukan memadakan al-Fatihah Imam
8. Kenapa doa Imam tidak diulang lagi
9. Bacaan al-Fatihah Imam merupakan dalilnya bahwa bacaan Imam hanya sekedar contoh bagi makmum cara membaca al-Fatihah yang seharusnya
10. Kesimpulannya meengaminkan al-Fatihah Imam, belum tepata dijadikan dalil doa bersama
11. Masih perlu dicari dalil yang tepat
12. Posisi berdoa adalah berbaring, duduk atau berdiri dalilnya QS Yunus, 10:12 sebagai berikut:
وَإِذَا مَسَّ الْإِنْسَانَ الضُّرُّ دَعَانَا لِجَنْبِهِ أَوْ قَاعِدًا أَوْ قَائِمًا فَلَمَّا كَشَفْنَا عَنْهُ ضُرَّهُ مَرَّ كَأَنْ لَمْ يَدْعُنَا إِلَى ضُرٍّ مَسَّهُ كَذَلِكَ زُيِّنَ لِلْمُسْرِفِينَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (12)
12. dan apabila manusia ditimpa bahaya Dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, Dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah Dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan.
13. Berdoa saat berbaring tentu tidak mampu mengangkat tangan
14. Doa bersama tidak dianjurkan, kecuali ada dalil yang mengkhususkannya sepeti doa pada khutbah jumuah kedua (namun masih memerlukan dalil yang sohih)
15. Yang ada dalilya berdoa antara dua khutbah, berarti berbisik dan tidak angkat tangan
16. Doa masing-masing agar tidak mengganggu solat doa dan dzikir yang lain
17. Zdikir kuat contohnya, adzan, iqomah, talbiyah, takbiran ‘idain
18. Berdoa bersama tidak dianjurkan tetapi doa masing-masing agar tidak mengganggu solat doa dan dzikir yang lain lihat (QS, al-A’rof, 7:55)
ادْعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ (55)
55. Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas[549] 549]. Maksudnya: melampaui batas tentang yang diminta dan cara meminta.
dan QS, Maryam, 19:3)
إِذْ نَادَى رَبَّهُ نِدَاءً خَفِيًّا (3)
3. yaitu tatkala ia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut.
19. Saat solat berjamaah, kita tidak rela bacaan kawan kuat, karena mengganggu bacaan kita
20. Kenapa setelah solat boleh suara kuat dalam berzikir dan berdoa bersama, pada hal masih ada kawan yang masbuq, atau solat qosor jama’ dan solat ba’da
21. Kemudian doa bersama terpaksa merobah redaksi ayat atau hadis dari mufrod menjadi jama’
22. Alasan mereka boleh merobah ayat dan hadis dari mufrod atau tunggal menjadi jama’ atau plural dalam berdoa
23. Jawabannya tidak ada wewenang manusia merobah ayat atau hadis, merobah baris atau huruf haram
24. Adapun doa yang dianjurkan Nabi saat pemakaman janazah dalam hadis ini adalah sebagai berikut
Doa Saat Ditanam Janazah
(125) في الدعاء للميت بعد ما يدفن ويسوى عليه (1) حدثنا إسماعيل بن علية عن عبد الله بن أبي بكر قال كان أنس بن مالك إذا سوى على الميت قبره قام عليه فقال اَللَّهُمَّ عَبْدُكَ رُدَّ إِلَيْكَ فَاَرْأِفْ بِهِ وَارْحَمْهُ اللَّهُمَّ جَافِ الأَرْضَ عَنْ جَنْبِهِ ، وَافْتَحْ أَبْوَابَ السَّمَاءِ لِرُوحِهِ وَتَقَبَّلْهُ مِنْكَ بِقَبُوْلٍ حَسَنٍ اَللَّهُمَّ إنْ كَانَ مُحْسِنًا فَضَاعِفْ لَهُ فِيْ إحْسَانِهِ أو قال : فَزِدْ فِيْ إحْسَانِهِ وَ إنْ كَانَ مُسِيْئًا فَتَجَاوَزْ عَنْهُ[7]
125. doa terhadap janazah sesudah ditimbun tanah dengan rata, menceritkan kepada kami Ismail bin ‘Aliyah dari Abdullah bin Abi Bakr ia berkata Anas bin Malik ia berdoa di atas kubur janazah sudah diratakan timbunannya, maka posisinya sedang berdiri mak dia membaca doa: Ini adalah hamba-Mu yang kembali kapada-Mu, maka kasihanilah dia, ya, Alloh lapangkanlah lambungnya dari hempitan bumi-Mu, bukakan pintu rahmat dari langit terhadap ruhnya, terimalah dia dengan penerimaan yang baik, ya, Alloh jika dia orang yang baik maka lipat gandakan kebaikannya,dan jika dia orang yang salah, maka hapuskan kesalahannya
Riwayat at-Tobroni:
2311 - حدثنا يحيى بن أيوب العلاف المصري ثنا سعيد بن أبي مريم ثنا نافع بن يزيد حدثني ابن أبي أسيد عن عطاء الخراساني عن أنس بن مالك أن رسول الله صلى الله عليه و سلم وقف على قبر رجل من أصحابه حين فرغ منه فقال [ ص 297 ] ( إنا لله وإنا إليه راجعون اَلَّلهُمَّ نَزِّلْ بِكَ خَيْرَ مَنْزُوْلٍ بِهِ جَافِ الْأَرْضَ عَنْ جَنْبَيْهِ وَافْتَحْ أَبْوَابَ السَّمَاءِ لِرُوحِهِ وَاقْبِلْهُ مِنْكَ بِقَبُوْلٍ حَسَنٍ وَثَبِّتْ عِنْدَ السَّائِلِ مَنْطِقَهُ )
Sesungguhnya kami adalah milik-Mu dan sesungguhnya kepada-Mu kami kembali. Ya. Allohku, telah turun hamba Engkau, terima dia sebaik-baik tempat turun, renggangkan rongga dadanya dari hempitan bumi-Mu. Bukakanlah pintu langit kepada ruhnya, dan terimalah ruhnya sebaik-baik penerimaan dan tetapkan jawaban pertanyaan kepadanya
686- حَدَّثَنَا أَبُو مُسْلِمٍ ، حَدَّثَنَا مُسْلِمُ بن إِبْرَاهِيمَ ، حَدَّثَنَا هِشَامٌ ، حَدَّثَنَا قَتَادَةُ ، أَنَّ أَنَسًا دَفَنَ ابْنًا لَهُ ، فَقَالَ : اللَّهُمَّ جَافِ الأَرْضَ عَنْ جَنْبِهِ ، وَافْتَحْ أَبْوَابَ السَّمَاءِ لِرُوحِهِ ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ[8]
866. menceritakan kepada kami Abu Muslim menceritakan kepada kami Muslim bin Ibrahim menceritakan kepada kami Qotadah bahwa Anas setelah menanam anaknya maka dia berdoa: Ya, Allohku, renggangkan rongga dadanya dari hempitan bumi-Mu. Bukakanlah pintu langit kepada ruhnya, dan gantilah negerinya yang lebih baik dari negeri sebelumnya
Doa matan lain sebagai berikut:
حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْكَلْبِيُّ حَدَّثَنَا إِدْرِيسُ الْأَوْدِيُّ عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ قَالَ حَضَرْتُ ابْنَ عُمَرَ فِي جِنَازَةٍ فَلَمَّا وَضَعَهَا فِي اللَّحْدِ قَالَ بِسْمِ اللَّهِ وَفِي سَبِيلِ اللَّهِ وَعَلَى مِلَّةِ رَسُولِ اللَّهِ فَلَمَّا أُخِذَ فِي تَسْوِيَةِ اللَّبِنِ عَلَى اللَّحْدِ قَالَ اللَّهُمَّ أَجِرْهَا مِنْ الشَّيْطَانِ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ اللَّهُمَّ جَافِ الْأَرْضَ عَنْ جَنْبَيْهَا وَصَعِّدْ رُوحَهَا وَلَقِّهَا مِنْكَ رِضْوَانًا قُلْتُ يَا ابْنَ عُمَرَ أَشَيْءٌ سَمِعْتَهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ أَمْ قُلْتَهُ بِرَأْيِكَ قَالَ إِنِّي إِذًا لَقَادِرٌ عَلَى الْقَوْلِ بَلْ شَيْءٌ سَمِعْتُهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ[9]
(IBNUMAJAH - 1542) : Telah menceritakan kepada kami Hisyam bin Ammar berkata, telah menceritakan kepada kami Hammad bin 'Abdurrahman Al Kalbi berkata, telah menceritakan kepada kami Idris Al Audi dari Sa'id Ibnul Musayyab berkata; aku menemui Ibnu Umar ketika takziah jenazah, ketika meletakkan jenazah dalam liang lahad ia mengucapkan, "Dengan nama Allah, dan di jalan Allah, dan atas millah Rasulullah, " dan ketika ia meratakan tanah pada lubang lahad ia mengucapkan, "Ya Allah, selamatkanlah ia dari setan dan siksa kubur. Ya Allah, jauhkanlah bumi dari kedua rusuknya, naikkan ruhnya, dan pertemukan ia dengan-Mu dalam keadaan diridlai. " Aku lalu berkata, "Wahai Ibnu Umar, apakah itu sesuatu yang engkau dengar dari Rasulullah atau sesuatu yang muncul dari pikiranmu?" ia menjawab, "Jika begitu aku bisa mengatakan sesuatu (wahyu), itu adalah sesuatu yang aku dengar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. "
Analisis
1. Hadis Ahmad nomor 17803 mengajari manusia yang hidup, bukan yang sudah wafat
2. Jika yang hidup diajarai sebelum menjadi janazah, maka pertanyaan Malaikat di qubur tentu tahu dia
3. Seperti: Siapa Tuhanmu? Tentu dia jawab, Allohu Robbi, (Alloh Tuhanku dan seterusnya.
4. Jika sudah wafat diajari, mana mungkin tahu dia jawabnya. Jangan diandaikan, jika diajari sudah mati, mungkinkah nanti dia mampu mengikuti ajaran tersebut
5. Sedangkan diajari saat hidup, belum tentu dapat saat ditanyakan
6. Jika sempat baca artinya, namun jika tidak memungkinkan Arabnya saja
7. Kita sadari sajalah, kitab Talqin dalam buku Malim Sekampung isinya mengajari yang wafat
8. Tetapi hadis riwayat Ahmad nomor 17803 mengajari yang belum mati, untuk bekal wafat nanti di alam qubur, menjelaskan makna ayat suroh Yasin ayat 70
لِيُنْذِرَ مَنْ كَانَ حَيًّا وَيَحِقَّ الْقَوْلُ عَلَى الْكَافِرِينَ (70)
70. supaya Dia (Muhammad) memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup (hatinya) dan supaya pastilah (ketetapan azab) terhadap orang-orang kafir.
Harapan
1. Habis pemakaman silakan pulang ke rumah masing
2. Tidak perlu makan bersama di tempat duka
3. Kasihan sudah mati ayah atau anak, akan menimbulkan utang
4. Seharusnya berikan bantuan kepada mereka dengan ikhlas
5. Sudah sewajarnya kemalangan untuk dibantu
[1] الكتاب : المصنف مصدر الكتاب : موقع يعسوب [ ترقيم الكتاب موافق للمطبوع. 221.
[2]أحمد بن الحسين بن علي بن موسى أبو بكر البيهقي الكتاب : السنن الصغرى ج2 ص 366
[3] البيهقي ج 1 ص 336
[4] أبو بكر عبد الله بن محمد بن أبي شيبة الكوفي- مصنف ابن أبي شيبة - الناشر : مكتبة الرشد – الرياض الطبعة الأولى ، 1409 ص 20
[6] Ibn Majah, Sunan Ibn Majah, (Beirut : Dar al-Katib, al-Ilmiyah, 275 H). hlm. 94
[7] أبو بكر عبد الله بن محمد بن أبي شيبة الكوفي- مصنف ابن أبي شيبة - الناشر : مكتبة الرشد – الرياض الطبعة الأولى ، 1409 ص 20
[9] Ibn Majah, Sunan Ibn Majah, (Beirut : Dar al-Katib, al-Ilmiyah, 275 H). hlm. 94
No comments:
Post a Comment