tarbawi 3 pertemuan 3 - Drs. Dame Siregar, M.A

tarbawi 3 pertemuan 3

Share This

Kontribusi Pemikiran Konsep Khilafah

( Perspektif Alquran Dan Hadis)

Penyempurnaan Makalah

Seharusnya Pertanyaan  dari Saudaraku Peserta sifatnya sebagai berikut:

a.    memperbaiki bahasa dan isinya

b.   Maunya perbaikannya langsung diberikan solusi yang sebaiknya dengan menyertakan dalil Alquran dan Hadisnya

c.    Jika salah total mohon diberikan alternatif  yang seharusnya

d.   Jika masih ada teori yang lain silakan disampaikan dengan tertulis

e.    Cara ini gunanya untuk cepatnya diselesaikan format Pendidikan khilafah agar bisa diaflikasikan di masa mendatang dan meyakinkan kepada umat bahwa khilafah bukanlah hal yang mustahil dan menakutkan

f.     Khilafah jika diamalkan menguntungkan umat Islam dan umat lain

 

Konsep Khilafah

 

Konsep Dasar Khilafah Perjalanan hidup manusia

1.   Manusia lahir pada umumnya menangis

2.   Umat yang menerimanya senyum dan merasa bahagia walaupun anak menangis, bahkan tangisnya menjadi pelipur lara denagn anggapan anak itu sehat rohani dan jasaniinya

3.   Sebaiknya akhir hidup manusia adalah senyum dikala mau wafat

4.   Umat yang ditinggalkannya menangis karena mengingat pentingnya dia dalam kehidupan mereka

5.   Pada perjalanan hidup manusia harus memberikan manfaat kepada alam semesta dan keselamatan di akhirat

6.   Jika dia pemimpin harus menyelamatkan umat dari murka Alloh dan peka perhatiannya terhadap keadaan umat yang masuk ke ranah kemungkaran dan maksiat

7.   Rakyat harus taat kepada pemimpin selama pemimpin taat kepada Alloh dan Rosul

8.   Pedoman hidup bernegara adalah Alquran dan Hadis dalilnya:

 

و حَدَّثَنِي يَحْيَى عَنْ مَالِك عَنْ زَيْدِ بْنِ أَبِي أُنَيْسَةَ عَنْ عَبْدِ الْحَمِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ زَيْدِ بْنِ الْخَطَّابِ أَنَّهُ أَخْبَرَهُ عَنْ مُسْلِمِ بْنِ يَسَارٍ الْجُهَنِيِّ أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ سُئِلَ عَنْ هَذِهِ الْآيَةِ { وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي آدَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُوا بَلَى شَهِدْنَا أَنْ تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَذَا غَافِلِينَ } فَقَالَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُسْأَلُ عَنْهَا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى خَلَقَ آدَمَ ثُمَّ مَسَحَ ظَهْرَهُ بِيَمِينِهِ فَاسْتَخْرَجَ مِنْهُ ذُرِّيَّةً فَقَالَ خَلَقْتُ هَؤُلَاءِ لِلْجَنَّةِ وَبِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ يَعْمَلُونَ ثُمَّ مَسَحَ ظَهْرَهُ فَاسْتَخْرَجَ مِنْهُ ذُرِّيَّةً فَقَالَ خَلَقْتُ هَؤُلَاءِ لِلنَّارِ وَبِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ يَعْمَلُونَ فَقَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَفِيمَ الْعَمَلُ قَالَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ إِذَا خَلَقَ الْعَبْدَ لِلْجَنَّةِ اسْتَعْمَلَهُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى يَمُوتَ عَلَى عَمَلٍ مِنْ أَعْمَالِ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيُدْخِلُهُ رَبُّهُ الْجَنَّةَ وَإِذَا خَلَقَ الْعَبْدَ لِلنَّارِ اسْتَعْمَلَهُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى يَمُوتَ عَلَى عَمَلٍ مِنْ أَعْمَالِ أَهْلِ النَّارِ فَيُدْخِلُهُ رَبُّهُ النَّارَ و حَدَّثَنِي عَنْ مَالِك أَنَّهُ بَلَغَهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ تَرَكْتُ فِيكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا كِتَابَ اللَّهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّهِ

(MALIK - 1395) : Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari Zaid bin Abu Unaisah dari Abdul Hamid bin Abdurrahman bin Zaid bin Al Khattab bahwasanya ia mengabarkan kepadanya, dari Muslim bin Yasar Al Juhani bahwa Umar bin Khattab ditanya ayat ini: '(Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Alloh mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), Kami menjadi saksi". (kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya Kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan) " (Qs. Al A'raf: 172) Umar berkata, "Aku mendengar Rasulullah shallAllohu 'alaihi wasallam ditanya tentang ayat ini, maka beliau menjawab; "Sesungguhnya Alloh Tabaraka Wa Ta'ala menciptakan Adam lalu mengusap punggungnya dengan tangan kanan-Nya, Alloh mengeluarkan darinya beberapa keturunan. Kemudian Dia berfirman; 'Aku ciptakan mereka untuk surga dan mereka beramal dengan amalan ahli surga.' Kemudian Alloh kembali mengusap punggung Adam dan mengeluarkan darinya keturunan. Kemudian Alloh berfirman; 'Aku ciptakan mereka untuk neraka, dan mereka beramal dengan amalan ahli neraka.' Seorang laki-laki lalu bertanya, "Wahai Rasulullah, lalu untuk apa kita beramal?" Rasulullah shallAllohu 'alaihi wasallam menjawab: "Alloh jika menciptakan hamba dari ahli surga, maka Dia memperkerjakannya dengan amalan ahli surga, sehingga ia mati di atas amalan ahli surga, dan kemudian Rabbnya memasukkannya ke surga. Dan jika menciptakan hamba ahli neraka, maka Dia memperkerjakannya dengan amalan ahli neraka hingga dia mati di atas amalan-amalan ahli neraka. Lalu Rabbnya memasukkannya ke neraka." Telah menceritakan kepadaku dari Malik telah sampai kepadanya bahwa Rasulullah shallAllohu 'alaihi wasallam bersabda: "Telah aku tinggalkan untuk kalian, dua perkara yang kalian tidak akan sesat selama kalian berpegang teguh dengan keduanya; Kitabullah dan Sunnah Nabi-Nya."

Penjelasan

a.    Dasar kehidupan Alquran dan Sunnah Rosul

b.   Jika demikian umat manusia maka manusia akan bekerja sesuai dengan rido Alloh

c.    Jika umat lari dari Alquran maka manusia akan terbagi dua ada ahli sorga maka dia akan ekerja sesuai dengan kehendak Alloh dan Rosul yang kedua akan bekerja sesuai dengan kemauannya dan akhirnya mendapat murka Alloh dan menjadi calon ahli neraka

9.   Jika lari dua pedoman itu maka umat manusia akan buta atau hancur seperti hancurnya orang yang buta dalilnya suroh Thoha ayat 123-125:

tA$s% $sÜÎ7÷d$# $yg÷YÏB $JèÏHsd ( öNä3àÒ÷èt/ CÙ÷èt7Ï9 Arßtã ( $¨BÎ*sù Nà6¨ZtÏ?ù'tƒ ÓÍh_ÏiB Wèd Ç`yJsù yìt7©?$# y#yèd Ÿxsù @ÅÒtƒ Ÿwur 4s+ô±o ÇÊËÌÈ   ô`tBur uÚtôãr& `tã ̍ò2ÏŒ ¨bÎ*sù ¼ã&s! Zpt±ŠÏètB %Z3Y|Ê ¼çnãà±øtwUur uQöqtƒ ÏpyJ»uŠÉ)ø9$# 4yJôãr& ÇÊËÍÈ   tA$s% Éb>u zOÏ9 ûÓÍ_s?÷Ž|³ym 4yJôãr& ôs%ur àMZä. #ZŽÅÁt/ ÇÊËÎÈ  

123. Alloh berfirman: "Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu Barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.

124. dan Barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, Maka Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam Keadaan buta".

125. berkatalah ia: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam Keadaan buta, Padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?"

Penjelsan

a.     Jika manusia jauh dari Alquran dan Hadis maka akan gelap tidak tahu arah kehidupan yang baik dan jauh hidup tidak ada kendali akhirnya penuh kendala yang bertubi-tubi tanpa tahu solusinya

b.    Perumpamaannya seperti orang yang buta, yang buta tidak tahu arah kehidupan yang baik dan tidak tahu mengarahkan orang yang sesat dan menyesatkan

c.     Akhirnya satu problem akan menambah problema

10.                      

Proses Khilafah

 

1.   Sumber Daya Manusianya harus mempunyai pengetahuan yang handal dalam bidangnya atau skil yang bermanfaat dalam kihidupan pada masanya

Dalilnya suroh al-Isro’ ayat 84-86:

ö@è% @@à2 ã@yJ÷ètƒ 4n?tã ¾ÏmÏFn=Ï.$x© öNä3š/tsù ãNn=÷ær& ô`yJÎ/ uqèd 3y÷dr& WxÎ6y ÇÑÍÈ   štRqè=t«ó¡our Ç`tã Çyr9$# ( È@è% ßyr9$# ô`ÏB ̍øBr& În1u !$tBur OçFÏ?ré& z`ÏiB ÉOù=Ïèø9$# žwÎ) WxŠÎ=s% ÇÑÎÈ   ûÈõs9ur $oYø¤Ï© ¨ûtùydõuZs9 üÏ%©!$$Î/ !$uZøŠym÷rr& y7øs9Î) §NèO Ÿw ßÅgrB y7s9 ¾ÏmÎ/ $uZøŠn=tã ¸xÅ2ur ÇÑÏÈ  

84. Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya[867] masing-masing". Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalan-Nya.

85. dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah: "Ruh itu Termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit".

86. dan Sesungguhnya jika Kami menghendaki, niscaya Kami lenyapkan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu, dan dengan pelenyapan itu, kamu tidak akan mendapatkan seorang pembelapun terhadap Kami,

 

[867] Termasuk dalam pengertian keadaan disini ialah tabiat dan pengaruh alam sekitarnya.

Maksudnya skil yang dapat mensesuaikan Alquran dan Hadis dengan alam sekitarnya di mana dia hidup sebagai individu secara khusus dan kehidupan sosial secara umum agar tercapai keridoan Alloh swt.

 

Penjelasan

a.     Maksud ar-ruh adalah Malaikat Jibril, karena kata ar-ruh di berbagi ayat artinya Malaikat Jibril kenapa ar-ruh dalam ayat ini banyak orang mengartikannya ruh atau nywa manusia yang mati tetapi tidak ikut nyawa yang masih hidup dan ayang akan lahir atau bakal mau hidup

b.    Di ujung ayat ditantang dengan kata ilmu yang sedikit, sebenarnya umat manusia dituntut memiliki satu disiplin ilmu yang kecil dari satu displin satu ilmu, misalnya ilmu Alquran tetang syariat saja satu disiplin dari isi Alquran yaitu syariat, ktuhanan dan kissah

c.     Analisa ini dikuatkan ayat 86 di atas yaitu ilmu tentang wahyu

d.    Malaikat urusan wahyu adalah Malaikat Jibril

e.     Malaikat Jibril masih memiliki tugas menyampaikan wahyu kepada umat manusia agar taqorrub kepada Alloh swt dalilnya;

#tAr& ãøBr& «!$# Ÿxsù çnqè=Éf÷ètGó¡n@ 4 ¼çmoY»ysö7ß 4n?»yès?ur $£Jtã šcqä.ÎŽô³ç ÇÊÈ   ãAÍit\ムsps3Í´¯»n=yJø9$# Çyr9$$Î/ ô`ÏB ¾Ín̍øBr& 4n?tã `tB âä!$t±o ô`ÏB ÿ¾ÍnÏŠ$t6Ïã ÷br& (#ÿrâÉRr& ¼çm¯Rr& Iw tm»s9Î) HwÎ) O$tRr& Èbqà)¨?$$sù

1. telah pasti datangnya ketetapan Alloh[818] Maka janganlah kamu meminta agar disegerakan (datang) nya. Maha suci Alloh dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan.

2. Dia menurunkan Para Malaikat dengan (membawa) wahyu dengan perintah-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya, Yaitu: "Peringatkanlah olehmu sekalian, bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, Maka hendaklah kamu bertakwa kepada-Ku".

[818] Ketetapan Alloh di sini ialah hari kiamat yang telah diancamkan kepada orang-orang musyrikin.

 

f.      Kata ruh pada awal meniupkannya dalilnya:

øŒÎ) tA$s% y7/u Ïps3Í´¯»n=yJù=Ï9 ÎoTÎ) 7,Î=»yz #ZŽ|³o0 `ÏiB &ûüÏÛ ÇÐÊÈ   #sŒÎ*sù ¼çmçG÷ƒ§qy àM÷xÿtRur ÏmŠÏù `ÏB ÓÇrr (#qãès)sù ¼çms9 tûïÏÉf»y ÇÐËÈ   yyf|¡sù èps3Í´¯»n=yJø9$# öNßg=à2 tbqãèuHødr& ÇÐÌÈ   HwÎ) }§ŠÎ=ö/Î) uŽy9õ3tFó$# tb%x.ur z`ÏB tûï͍Ïÿ»s3ø9$# ÇÐÍÈ   tA$s% ߧŠÎ=ö/Î*¯»tƒ $tB y7yèuZtB br& yàfó¡n@ $yJÏ9 àMø)n=yz £yuÎ/ ( |N÷Žy9õ3tGór& ÷Pr& |MZä. z`ÏB tû,Î!$yèø9$# ÇÐÎÈ   tA$s% O$tRr& ׎öyz çm÷ZÏiB ( ÓÍ_tFø)n=yz `ÏB 9$¯R ¼çmtGø)n=yzur `ÏB &ûüÏÛ ÇÐÏÈ   tA$s% ólã÷z$$sù $pk÷]ÏB y7¯RÎ*sù ×LìÅ_u ÇÐÐÈ   ¨bÎ)ur y7øn=tã ûÓÉLuZ÷ès9 4n<Î) ÏQöqtƒ ÈûïÏd9$# ÇÐÑÈ   tA$s% Éb>u þÎTöÏàRr'sù 4n<Î) ÏQöqtƒ tbqèWyèö7ムÇÐÒÈ   tA$s% y7¯RÎ*sù z`ÏB tûï̍sàZßJø9$# ÇÑÉÈ   4n<Î) ÏQöqtƒ ÏMø%uqø9$# ÏQqè=÷èyJø9$# ÇÑÊÈ   tA$s% y7Ï?¨ÏèÎ6sù öNßg¨ZtƒÈqøî_{ tûüÏèuHødr& ÇÑËÈ   žwÎ) x8yŠ$t7Ïã ãNßg÷YÏB šúüÅÁn=øÜßJø9$# ÇÑÌÈ  

71. (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat: "Sesungguhnya aku akan menciptakan manusia dari tanah".

72. Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)Ku; Maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadaNya".

73. lalu seluruh Malaikat-Malaikat itu bersujud semuanya,

74. kecuali Iblis; Dia menyombongkan diri dan adalah Dia termasuk orang-orang yang kafir.

75. Alloh berfirman: "Hai iblis, Apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?".

76.Iblis berkata: "Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah".

77. Alloh berfirman: "Maka keluarlah kamu dari surga; Sesungguhnya kamu adalah orang yang terkutuk,

78. Sesungguhnya kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan".

79.Iblisberkata: "Ya Tuhanku, beri tangguhlah aku sampai hari mereka dibangkitkan".

80. Alloh berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh,

81. sampai kepada hari yang telah ditentukan waktunya (hari kiamat)".

82.Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya,

83. kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka[1304].

[1304] Yang dimaksud dengan mukhlis ialah orang-orang yang telah diberi taufiq untuk mentaati segala petunjuk dan perintah Alloh swt.

Kemudian Hadis Rosul menjelaskan proses kejadian manusia dalam rahim wanita dalilnya:

حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ قَالَ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي بَكْرٍ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ وَكَّلَ بِالرَّحِمِ مَلَكًا يَقُولُ يَا رَبِّ نُطْفَةٌ يَا رَبِّ عَلَقَةٌ يَا رَبِّ مُضْغَةٌ فَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَقْضِيَ خَلْقَهُ قَالَ أَذَكَرٌ أَمْ أُنْثَى شَقِيٌّ أَمْ سَعِيدٌ فَمَا الرِّزْقُ وَالْأَجَلُ فَيُكْتَبُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ

(BUKHARI - 307) : Telah menceritakan kepada kami Musaddad berkata, telah menceritakan kepada kami Hammad dari 'Ubaidullah bin Abu Bakar dari Anas bin Malik dari Nabi shallAllohu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Sesungguhnya Alloh Ta'ala menugaskan satu Malaikat dalam rahim seseorang. Malaikat itu berkata, 'Ya Rabb, (sekarang baru) sperma. Ya Rabb, segumpal darah!, Ya Rabb, segumpal daging! ' Maka apabila Alloh berkehendak menetapkan ciptaan-Nya, Malaikat itu bertanya, 'Apakah laki-laki atau wanita, celaka atau bahagia, bagaimana dengan rizki dan ajalnya? ' Maka ditetapkanlah ketentuan takdirnya selagi berada dalam perut ibunya."

 

g.     Kata ruh manusia selanjutnya dipakai istilah dalam Alquran adalah an-Nafs atau al-maut dalilnya:

@ä. <§øÿtR èps)ͬ!#sŒ ÏNöqpRùQ$# 3 $yJ¯RÎ)ur šcöq©ùuqè? öNà2uqã_é& tPöqtƒ ÏpyJ»uŠÉ)ø9$# ( `yJsù yyÌômã Ç`tã Í$¨Y9$# Ÿ@Åz÷Šé&ur sp¨Yyfø9$# ôs)sù y$sù 3 $tBur äo4quŠyÛø9$# !$u÷R$!$# žwÎ) ßì»tFtB Írãäóø9$# ÇÊÑÎÈ  

185. tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. dan Sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam sorga, Maka sungguh ia telah beruntung. kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.

 

h.     

 

 

2.   Manusia yang memiliki skil wajib mengajarkannya kepada orang lainnya dalam bimbingan Alquran dan Hadis dalilnya suroh al-Baqoroh ayat 31-32:

zN¯=tæur tPyŠ#uä uä!$oÿôœF{$# $yg¯=ä. §NèO öNåkyÎztä n?tã Ïps3Í´¯»n=yJø9$# tA$s)sù ÎTqä«Î6/Rr& Ïä!$yJór'Î/ ÏäIwàs¯»yd bÎ) öNçFZä. tûüÏ%Ï»|¹ ÇÌÊÈ   (#qä9$s% y7oY»ysö6ß Ÿw zNù=Ïæ !$uZs9 žwÎ) $tB !$oYtFôJ¯=tã ( y7¨RÎ) |MRr& ãLìÎ=yèø9$# ÞOŠÅ3ptø:$# ÇÌËÈ  

31. dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!"

32. mereka menjawab: "Maha suci Engkau, tidak ada yang Kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana[35]."

[35] Sebenarnya terjemahan hakim dengan Maha Bijaksana kurang tepat, karena arti hakim ialah: yang mempunyai hikmah. Hikmah ialah penciptaan dan penggunaan sesuatu sesuai dengan sifat, guna dan faedahnya. di sini diartikan dengan Maha Bijaksana karena dianggap arti tersebut hampir mendekati arti Hakim.

Hakim itu mampu langsung mempraktekkan ilmunya dengan permasalahan umat yang beragam

 

3.   Nabi Adam muridnya adalah Malaikat, maka Malaikat mau turun ke Bumi untuk mengawani Gurunya yang mulia di sisi Alloh swt. Walupun dia tidak bersalah. Dalilnya suroh al-Baqoroh ayat 36:

$yJßg©9yr'sù ß`»sÜø¤±9$# $pk÷]tã $yJßgy_t÷zr'sù $£JÏB $tR%x. ÏmŠÏù ( $uZù=è%ur (#qäÜÎ7÷d$# ö/ä3àÒ÷èt/ CÙ÷èt7Ï9 Arßtã ( ö/ä3s9ur Îû ÇÚöF{$# @s)tGó¡ãB ìì»tFtBur 4n<Î) &ûüÏm ÇÌÏÈ  

36. lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu[38] dan dikeluarkan dari Keadaan semula[39] dan Kami berfirman: "Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan."

 

[38] Adam dan hawa dengan tipu daya syaitan memakan buah pohon yang dilarang itu, yang mengakibatkan keduanya keluar dari surga, dan Alloh menyuruh mereka turun ke dunia. yang dimaksud dengan syaitan di sini ialahIblisyang disebut dalam surat Al Baqarah ayat 34 di atas.

[39] Maksud Keadaan semula ialah kenikmatan, kemewahan dan kemuliaan hidup dalam surga.

4.    Turunnya Adam ke Bumi sebagai Kholifah diberikan pedoman hidup yang disebut Hudan. Dalilnya suroh al-Baqoroh ayat 38:

$oYù=è% (#qäÜÎ7÷d$# $pk÷]ÏB $YèŠÏHsd ( $¨BÎ*sù Nä3¨YtÏ?ù'tƒ ÓÍh_ÏiB Wèd `yJsù yìÎ7s? y#yèd Ÿxsù ì$öqyz öNÍköŽn=tæ Ÿwur öNèd tbqçRtøts ÇÌÑÈ  

38. Kami berfirman: "Turunlah kamu semuanya dari surga itu! kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, Maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati".

5.    Kenapa Malaikat guru manusia? Jawabannya karena Malaikat adalah makhluk Alloh yang selalu taat atas tugas yang diamanahkan kepadanya dalilinya suroh at-Tahrim ayat 6:

$pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#þqè% ö/ä3|¡àÿRr& ö/ä3Î=÷dr&ur #Y$tR $ydߊqè%ur â¨$¨Z9$# äou$yfÏtø:$#ur $pköŽn=tæ îps3Í´¯»n=tB ÔâŸxÏî ׊#yÏ© žw tbqÝÁ÷ètƒ ©!$# !$tB öNèdttBr& tbqè=yèøÿtƒur $tB tbrâsD÷sムÇÏÈ  

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya Malaikat-Malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Alloh terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

6.    Makanya syarat utama guru adalah yang taat kepada Alloh dan Rasulnya dan tidak mau mendurhakai ajaran-Nya

7.    Sekarang hudan itu adalah Alquran dan Hadis Rosul saw. Tugas Rosul meyampaikan kepada Umat manusia dalilnya suroh al-Baqoroh ayat 151-152:

!$yJx. $uZù=yör& öNà6Ïù Zwqßu öNà6ZÏiB (#qè=÷Gtƒ öNä3øn=tæ $oYÏG»tƒ#uä öNà6ŠÏj.tãƒur ãNà6ßJÏk=yèãƒur |=»tGÅ3ø9$# spyJò6Ïtø:$#ur Nä3ßJÏk=yèãƒur $¨B öNs9 (#qçRqä3s? tbqßJn=÷ès? ÇÊÎÊÈ   þÎTrãä.øŒ$$sù öNä.öä.øŒr& (#rãà6ô©$#ur Í< Ÿwur Èbrãàÿõ3s? ÇÊÎËÈ  

151. sebagaimana (kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul di antara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.

152. karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat (pula) kepadamu[98], dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.

[98] Maksudnya: aku limpahkan rahmat dan ampunan-Ku kepadamu.

Ampunan itu masih diterima Alloh selama umat manusia mau berusaha kembali Alquran dan Hadis

Dan suroh al-Jumu’ah ayat 2:

uqèd Ï%©!$# y]yèt/ Îû z`¿ÍhÏiBW{$# Zwqßu öNåk÷]ÏiB (#qè=÷Ftƒ öNÍköŽn=tã ¾ÏmÏG»tƒ#uä öNÍkŽÏj.tãƒur ãNßgßJÏk=yèãƒur |=»tGÅ3ø9$# spyJõ3Ïtø:$#ur bÎ)ur (#qçR%x. `ÏB ã@ö6s% Å"s9 9@»n=|Ê &ûüÎ7B ÇËÈ  

2.Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka kitab dan Hikmah (As Sunnah). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata,

 

Penjelasan

a.     Jadi tugas guru itu menyampaikan Alquran dan Hadis Rasulnya sampai umat tidak menjadikan pedoman hidupnya selain keduanya

b.    Maksud al-Ummiyiin adalah yang tidak pernah menerima kitab dari Nabi yang sebelumnya maka mereka tidak mengetahui mana yang baik dan mana yang salah dalilnya:

öNåk÷]ÏBur tbqÏiBé& Ÿw šcqßJn=ôètƒ |=»tGÅ3ø9$# HwÎ) ¥ÎT$tBr& ÷bÎ)ur öNèd žwÎ) tbqZÝàtƒ ÇÐÑÈ   ×@÷ƒuqsù tûïÏ%©#Ïj9 tbqç7çFõ3tƒ |=»tGÅ3ø9$# öNÍkÏ÷ƒr'Î/ §NèO tbqä9qà)tƒ #x»yd ô`ÏB ÏYÏã «!$# (#rçŽtIô±uŠÏ9 ¾ÏmÎ/ $YYyJrO WxŠÎ=s% ( ×@÷ƒuqsù Nßg©9 $£JÏiB ôMt6tGŸ2 öNÍgƒÏ÷ƒr& ×@÷ƒurur Nßg©9 $£JÏiB tbqç7Å¡õ3tƒ ÇÐÒÈ  

78. dan diantara mereka ada yang buta huruf, tidak mengetahui Al kitab (Taurat), kecuali dongengan bohong belaka dan mereka hanya menduga-duga[67].

79. Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al-Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya; "Ini dari Alloh", (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang mereka kerjakan.

[67] Kebanyakan bangsa Yahudi itu buta huruf, dan tidak mengetahui isi Taurat selain dari dongeng-dongeng yang diceritakan pendeta-pendeta mereka.

Maksud al-ummi yang buta huruf terhadap Taurot. Jadi ummatnya yang buta huruf bukan Nabi Muhammad. Tetapi Nabi Muhammad diutus untuk memberantas kebutaan terhadap Alquran dan Hadis. Karena Alquran dan Hadis menyempurnakan kitab sebelumnya

8.    Jadi akhir proses khilafah mengusahakan umat manusia tunduk dan sabar terhadap ajaran Alquran dan Sunnah Nabi dalilnya;

$¯RÎ) ß`øtwU $uZø9¨tR y7øn=tã tb#uäöà)ø9$# WxƒÍ\s? ÇËÌÈ   ÷ŽÉ9ô¹$$sù È/õ3ßÛÏ9 y7În/u Ÿwur ôìÏÜè? öNåk÷]ÏB $¸JÏO#uä ÷rr& #Yqàÿx. ÇËÍÈ   ̍ä.øŒ$#ur zNó$# y7În/u Zotõ3ç/ WxϹr&ur ÇËÎÈ  

23. Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al Quran kepadamu (hai Muhammad) dengan berangsur-angsur.

24. Maka bersabarlah kamu untuk (melaksanakan) ketetapan Tuhanmu, dan janganlah kamu ikuti orang yang berdosa dan orang yang kafir di antara mereka.

25. dan sebutlah nama Tuhanmu pada (waktu) pagi dan petang.

 

 

9.     

Format Khilafah

Syarat Kholifah

1.    Pilihlah Kholifah yang taat jadi Kholifah dalilnya suroh an-Nahl ayat 120-121

Suroh at-Taubah ayat 128-129:

ôs)s9 öNà2uä!%y` Ñ^qßu ô`ÏiB öNà6Å¡àÿRr& îƒÍtã Ïmøn=tã $tB óOšGÏYtã ëȃ̍ym Nà6øn=tæ šúüÏZÏB÷sßJø9$$Î/ Ô$râäu ÒOŠÏm§ ÇÊËÑÈ   bÎ*sù (#öq©9uqs? ö@à)sù š_É<ó¡ym ª!$# Iw tm»s9Î) žwÎ) uqèd ( Ïmøn=tã àMù=ž2uqs? ( uqèdur >u ĸöyèø9$# ÉOŠÏàyèø9$# ÇÊËÒÈ  

128. sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, Amat belas kasihan lagi Penyayang terhadap orang-orang mukmin.

129. jika mereka berpaling (dari keimanan), Maka Katakanlah: "Cukuplah Alloh bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki 'Arsy yang agung".

2.    Hapal Alquran dan Hadis sebanyak mungkin, paham makna dan aplikasinya dalam bernegara dan hubungan antar negara

Kesimpulan

Syarat Kholifah

a. Peka perhatiannya terhadap penderitaan umat yang dia pimpin

b. Sangat menginginkan keimanan umat yang kuat

c. Belas kasihan terhadap umat yang taat

d. Tawakkalnya terhadap Alloh sangat baik

e. Menindak umat yang tidak taat terhadap Alquran dan Hadis seadil-adilnya baik terhadap dirinya dan kirabatnya sendiri

f.   Hapal Alquran dan Hadis serta paham maknanya dan sudah memiliki konsep visi dan missi hukum yang mantap dan sudah diseminarkan dengan para ahlinya yang akan dijalankan

g.  

3.    Pemimpin yang siap miskin:

1.    Buktinya rumah  Rasul di samping masjid, setelah isterinya wafat menjadi milik masjid buktinya sampai sekarang makam Rasul menjadi masjid Nabawi

2.    Nabi wafat tidak ada harta warisan yang akan dibagi

3.    Keluarga walaupun miskin tidak berhak menerima zakat dan pengurus zakat dalilnya:

 

حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ أَسْمَاءَ الضُّبَعِيُّ حَدَّثَنَا جُوَيْرِيَةُ عَنْ مَالِكٍ عَنْ الزُّهْرِيِّ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ نَوْفَلِ بْنِ الْحَارِثِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ حَدَّثَهُ أَنَّ عَبْدَ الْمُطَّلِبِ بْنَ رَبِيعَةَ بْنِ الْحَارِثِ حَدَّثَهُ قَالَ اجْتَمَعَ رَبِيعَةُ بْنُ الْحَارِثِ وَالْعَبَّاسُ بْنُ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ فَقَالَا وَاللَّهِ لَوْ بَعَثْنَا هَذَيْنِ الْغُلَامَيْنِ قَالَا لِي وَلِلْفَضْلِ بْنِ عَبَّاسٍ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَكَلَّمَاهُ فَأَمَّرَهُمَا عَلَى هَذِهِ الصَّدَقَاتِ فَأَدَّيَا مَا يُؤَدِّي النَّاسُ وَأَصَابَا مِمَّا يُصِيبُ النَّاسُ قَالَ فَبَيْنَمَا هُمَا فِي ذَلِكَ جَاءَ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ فَوَقَفَ عَلَيْهِمَا فَذَكَرَا لَهُ ذَلِكَ فَقَالَ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ لَا تَفْعَلَا فَوَاللَّهِ مَا هُوَ بِفَاعِلٍ فَانْتَحَاهُ رَبِيعَةُ بْنُ الْحَارِثِ فَقَالَ وَاللَّهِ مَا تَصْنَعُ هَذَا إِلَّا نَفَاسَةً مِنْكَ عَلَيْنَا فَوَاللَّهِ لَقَدْ نِلْتَ صِهْرَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَمَا نَفِسْنَاهُ عَلَيْكَ قَالَ عَلِيٌّ أَرْسِلُوهُمَا فَانْطَلَقَا وَاضْطَجَعَ عَلِيٌّ قَالَ فَلَمَّا صَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الظُّهْرَ سَبَقْنَاهُ إِلَى الْحُجْرَةِ فَقُمْنَا عِنْدَهَا حَتَّى جَاءَ فَأَخَذَ بِآذَانِنَا ثُمَّ قَالَ أَخْرِجَا مَا تُصَرِّرَانِ ثُمَّ دَخَلَ وَدَخَلْنَا عَلَيْهِ وَهُوَ يَوْمَئِذٍ عِنْدَ زَيْنَبَ بِنْتِ جَحْشٍ قَالَ فَتَوَاكَلْنَا الْكَلَامَ ثُمَّ تَكَلَّمَ أَحَدُنَا فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَنْتَ أَبَرُّ النَّاسِ وَأَوْصَلُ النَّاسِ وَقَدْ بَلَغْنَا النِّكَاحَ فَجِئْنَا لِتُؤَمِّرَنَا عَلَى بَعْضِ هَذِهِ الصَّدَقَاتِ فَنُؤَدِّيَ إِلَيْكَ كَمَا يُؤَدِّي النَّاسُ وَنُصِيبَ كَمَا يُصِيبُونَ قَالَ فَسَكَتَ طَوِيلًا حَتَّى أَرَدْنَا أَنْ نُكَلِّمَهُ قَالَ وَجَعَلَتْ زَيْنَبُ تُلْمِعُ عَلَيْنَا مِنْ وَرَاءِ الْحِجَابِ أَنْ لَا تُكَلِّمَاهُ قَالَ ثُمَّ قَالَ إِنَّ الصَّدَقَةَ لَا تَنْبَغِي لِآلِ مُحَمَّدٍ إِنَّمَا هِيَ أَوْسَاخُ النَّاسِ ادْعُوَا لِي مَحْمِيَةَ وَكَانَ عَلَى الْخُمُسِ وَنَوْفَلَ بْنَ الْحَارِثِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ قَالَ فَجَاءَاهُ فَقَالَ لِمَحْمِيَةَ أَنْكِحْ هَذَا الْغُلَامَ ابْنَتَكَ لِلْفَضْلِ بْنِ عَبَّاسٍ فَأَنْكَحَهُ وَقَالَ لِنَوْفَلِ بْنِ الْحَارِثِ أَنْكِحْ هَذَا الْغُلَامَ ابْنَتَكَ لِي فَأَنْكَحَنِي وَقَالَ لِمَحْمِيَةَ أَصْدِقْ عَنْهُمَا مِنْ الْخُمُسِ كَذَا وَكَذَا قَالَ الزُّهْرِيُّ وَلَمْ يُسَمِّهِ لِي حَدَّثَنَا هَارُونُ بْنُ مَعْرُوفٍ حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ أَخْبَرَنِي يُونُسُ بْنُ يَزِيدَ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْحَارِثِ بْنِ نَوْفَلٍ الْهَاشِمِيِّ أَنَّ عَبْدَ الْمُطَّلِبِ بْنَ رَبِيعَةَ بْنِ الْحَارِثِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ أَخْبَرَهُ أَنَّ أَبَاهُ رَبِيعَةَ بْنَ الْحَارِثِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ وَالْعَبَّاسَ بْنَ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ قَالَا لِعَبْدِ الْمُطَّلِبِ بْنِ رَبِيعَةَ وَلِلْفَضْلِ بْنِ عَبَّاسٍ ائْتِيَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَسَاقَ الْحَدِيثَ بِنَحْوِ حَدِيثِ مَالِكٍ وَقَالَ فِيهِ فَأَلْقَى عَلِيٌّ رِدَاءَهُ ثُمَّ اضْطَجَعَ عَلَيْهِ وَقَالَ أَنَا أَبُو حَسَنٍ الْقَرْمُ وَاللَّهِ لَا أَرِيمُ مَكَانِي حَتَّى يَرْجِعَ إِلَيْكُمَا ابْنَاكُمَا بِحَوْرِ مَا بَعَثْتُمَا بِهِ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالَ فِي الْحَدِيثِ ثُمَّ قَالَ لَنَا إِنَّ هَذِهِ الصَّدَقَاتِ إِنَّمَا هِيَ أَوْسَاخُ النَّاسِ وَإِنَّهَا لَا تَحِلُّ لِمُحَمَّدٍ وَلَا لِآلِ مُحَمَّدٍ وَقَالَ أَيْضًا ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ادْعُوَا لِي مَحْمِيَةَ بْنَ جَزْءٍ وَهُوَ رَجُلٌ مِنْ بَنِي أَسَدٍ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَعْمَلَهُ عَلَى الْأَخْمَاسِ

(MUSLIM - 1784) : telah menceritakan kepadaku Abdullah bin Muhammad bin Asma Adl Dluba'i telah menceritakan kepada kami Juwairiyah dari Malik dari Az Zuhri bahwa Abdullah bin Naufal bin Al Harits bin Abdul Muthalib telah menceritakan kepadanya bahwa Abdul Muthallib bin Rabi'ah bin Al Harits telah menceritakan kepadanya, ia berkata; Rabi'ah bin Al Harits dan Al Abbas bin Abdul Muthalib, maka keduanya berkata, "Demi Alloh, sebaiknya kita utus dua anak ini (kata Abdul Muthalib bin Rabi'ah. Dua anak tersebut adalah aku dan Al Fadl bin Abbas) kepada Rasulullah shallAllohu 'alaihi wasallam, agar keduanya memohon kepada beliau untuk diperintahkan memungut zakat. Lalu keduanya melaksanakan tugasnya sebagaimana orang lain, dan memperoleh apa yang diperoleh oleh orang lain." Ketika mereka masih berbincang-bincang, tiba-tiba Ali bin Abu Thalib datang dan berhenti di dekat keduanya. Lalu kedua orang itu pun menuturkannya kepada Ali bin Abi Thalib. Maka Ali berkata, "Jangan lakukan itu, demi Alloh beliau tidak akan memperkenankan hal itu." kemudian Rabi'ah bin Al Harits berpaling dari Ali dan berkata, "Demi Alloh, kamu tidaklah melakukan ini (larangan ini), kecuali kamu merasa bersaing dengan kami. Demi Alloh, kami tidak bersaing denganmu, karena kamu telah diambil menantu oleh Rasulullah shallAllohu 'alaihi wasallam." Ali berkata, "Silahkan utus kedua anak itu." lalu kedua anak itu pun pergi, sementara Ali berbaring. Abdul Muthalib bin Rabi'ah berkata; Ketika Rasulullah shallAllohu 'alaihi wasallam shalat Zhuhur, kami mendahului beliau menuju kamar, lalu kami berdiri di balik kamar itu, hingga beliau datang, kemudian beliau mempersilahkan kami masuk, lalu bersabda: "Ungkapkan apa saja yang kalian inginkan dalam hati kalian." kemudian beliau masuk, kami pun turut masuk, yang saat itu, beliau berada di tempat Zainab binti Jahsyi. Maka kami pun saling diam, lalu salah seorang dari kami berkata, "Wahai Rasulullah, Anda adalah orang yang paling baik dan paling akrab dengan orang lain. Kami sudah saatnya menikah, kami datang agar Anda menugaskan kami untuk menarik sebagian zakat, lalu kami laksanakan dan kami mendapat jatah seperti orang lain." Abdul Muthalib bin Rabi'ah berkata; Lalu Rasulullah shallAllohu 'alaihi wasallam terdiam lama, sehingga kami ingin bicara kepada beliau. Dan tiba-tiba Zainab muncul di antara kami dari balik tabir, (katanya), "Janganlah kalian berdua berbicara pada beliau." Setelah itu, Rasulullah shallAllohu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya zakat itu tidak diperkenankan untuk keluarga Muhammad, karena Zakat adalah kotoran manusia, panggilkan Mahmiyyah (mengurus seperlima dari harta rampasan perang) dan Naufal bin Al Harits bin Abdul Muthalib!" Abdul Muthalib bin Rabi'ah berkata; Lalu keduanya pun datang menghadap Rasulullah shallAllohu 'alaihi wasallam, dan beliau bersabda kepada keduanya: "Nikahkanlah anak perempuanmu dengan laki-laki ini (yang dimaksud adalah Fadl bin Abbas)." Maka Mahmiyah pun menikahkannya. Kemudian beliau bersabda kepada Naufal bin Harits, "Nikahkahkanlah anak perempuanmu dengan anak laki-laki ini (maksudnya Abdul Muthalib bin Rabi'ah)." maka Naufal menikahkanku. Beliau berkata kepada kepada Mahmiyah: "Berikanlah sebagian dari jatah seperlima harta rampasan perang kepada dua anak laki-laki ini sekian dan sekian." Az Zuhri berkata; "Ia tidak menyebutkannya." Telah menceritakan kepada kami Harun bin Ma'ruf telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb telah mengabarkan kepadaku Yunus bin Yazid dari Ibnu Syihab dari Abdullah bin Harits bin Naufal Al Hasyimi bahwa Abdul Muthalib bin Rabi'ah bin Al Harits bin Abdul Muthalib telah mengabarkan kepadanya bahwa bapaknya Rabi'ah bin Al Harits bin Abdul Muthalib dan Al Abbas bin Abdul Muthalib berkata kepada Abdul Muthalib bin Rabi'ah dan juga kepada Al Fadll bin Abbas, "Datangilah Rasulullah shallAllohu 'alaihi wasallam…" dan ia pun menyebutkan hadits sebagaimana hadits Malik. Dan di dalamnya ia juga mengatkan;

 

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ صَالِحٍ حَدَّثَنَا عَنْبَسَةُ حَدَّثَنَا يُونُسُ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ أَخْبَرَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْحَارِثِ ابْنِ نَوْفَلٍ الْهَاشِمِيُّ أَنَّ عَبْدَ الْمُطَّلِبِ بْنَ رَبِيعَةَ بْنِ الْحَارِثِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ أَخْبَرَهُ أَنَّ أَبَاهُ رَبِيعَةَ بْنَ الْحَارِثِ وَعَبَّاسَ بْنَ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ قَالَا لِعَبْدِ الْمُطَّلِبِ بْنِ رَبِيعَةَ وَلِلْفَضْلِ بْنِ عَبَّاسٍ ائْتِيَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُولَا لَهُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَدْ بَلَغْنَا مِنْ السِّنِّ مَا تَرَى وَأَحْبَبْنَا أَنْ نَتَزَوَّجَ وَأَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَبَرُّ النَّاسِ وَأَوْصَلُهُمْ وَلَيْسَ عِنْدَ أَبَوَيْنَا مَا يُصْدِقَانِ عَنَّا فَاسْتَعْمِلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ عَلَى الصَّدَقَاتِ فَلْنُؤَدِّ إِلَيْكَ مَا يُؤَدِّي الْعُمَّالُ وَلْنُصِبْ مَا كَانَ فِيهَا مِنْ مَرْفَقٍ قَالَ فَأَتَى عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ وَنَحْنُ عَلَى تِلْكَ الْحَالِ فَقَالَ لَنَا إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا وَاللَّهِ لَا نَسْتَعْمِلُ مِنْكُمْ أَحَدًا عَلَى الصَّدَقَةِ فَقَالَ لَهُ رَبِيعَةُ هَذَا مِنْ أَمْرِكَ قَدْ نِلْتَ صِهْرَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمْ نَحْسُدْكَ عَلَيْهِ فَأَلْقَى عَلِيٌّ رِدَاءَهُ ثُمَّ اضْطَجَعَ عَلَيْهِ فَقَالَ أَنَا أَبُو حَسَنٍ الْقَرْمُ وَاللَّهِ لَا أَرِيمُ حَتَّى يَرْجِعَ إِلَيْكُمَا ابْنَايَ بِجَوَابِ مَا بَعَثْتُمَا بِهِ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ عَبْدُ الْمُطَّلِبِ فَانْطَلَقْتُ أَنَا وَالْفَضْلُ إِلَى بَابِ حُجْرَةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى نُوَافِقَ صَلَاةَ الظُّهْرِ قَدْ قَامَتْ فَصَلَّيْنَا مَعَ النَّاسِ ثُمَّ أَسْرَعْتُ أَنَا وَالْفَضْلُ إِلَى بَابِ حُجْرَةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَوْمَئِذٍ عِنْدَ زَيْنَبَ بِنْتِ جَحْشٍ فَقُمْنَا بِالْبَابِ حَتَّى أَتَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَخَذَ بِأُذُنِي وَأُذُنِ الْفَضْلِ ثُمَّ قَالَ أَخْرِجَا مَا تُصَرِّرَانِ ثُمَّ دَخَلَ فَأَذِنَ لِي وَلِلْفَضْلِ فَدَخَلْنَا فَتَوَاكَلْنَا الْكَلَامَ قَلِيلًا ثُمَّ كَلَّمْتُهُ أَوْ كَلَّمَهُ الْفَضْلُ قَدْ شَكَّ فِي ذَلِكَ عَبْدُ اللَّهِ قَالَ كَلَّمَهُ بِالْأَمْرِ الَّذِي أَمَرَنَا بِهِ أَبَوَانَا فَسَكَتَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَاعَةً وَرَفَعَ بَصَرَهُ قِبَلَ سَقْفِ الْبَيْتِ حَتَّى طَالَ عَلَيْنَا أَنَّهُ لَا يَرْجِعُ إِلَيْنَا شَيْئًا حَتَّى رَأَيْنَا زَيْنَبَ تَلْمَعُ مِنْ وَرَاءِ الْحِجَابِ بِيَدِهَا تُرِيدُ أَنْ لَا تَعْجَلَا وَإِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي أَمْرِنَا ثُمَّ خَفَضَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأْسَهُ فَقَالَ لَنَا إِنَّ هَذِهِ الصَّدَقَةَ إِنَّمَا هِيَ أَوْسَاخُ النَّاسِ وَإِنَّهَا لَا تَحِلُّ لِمُحَمَّدٍ وَلَا لِآلِ مُحَمَّدٍ ادْعُوا لِي نَوْفَلَ بْنَ الْحَارِثِ فَدُعِيَ لَهُ نَوْفَلُ بْنُ الْحَارِثِ فَقَالَ يَا نَوْفَلُ أَنْكِحْ عَبْدَ الْمُطَّلِبِ فَأَنْكَحَنِي نَوْفَلٌ ثُمَّ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ادْعُوا لِي مَحْمِئَةَ بْنَ جَزْءٍ وَهُوَ رَجُلٌ مِنْ بَنِي زُبَيْدٍ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَعْمَلَهُ عَلَى الْأَخْمَاسِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِمَحْمِئَةَ أَنْكِحْ الْفَضْلَ فَأَنْكَحَهُ ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قُمْ فَأَصْدِقْ عَنْهُمَا مِنْ الْخُمُسِ كَذَا وَكَذَا لَمْ يُسَمِّهِ لِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْحَارِثِ

(ABUDAUD - 2592) : Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Shalih, telah menceritakan kepada kami 'Anbasah, telah menceritakan kepada kami Yunus dari Ibnu Syihab, telah mengabarkan kepadaku Abdullah bin Al Harits Ibnu Naufal Al Hasyimi, bahwa Abdul Muththalib bin Rabi'ah bin Al Harits bin Abdul Muththalib telah mengabarkan kepadanya bahwa Ayahnya yaitu Rabi'ah bin Al Harits dan 'Abbas bin Abdul Muththalib mereka berdua berkata kepada Abdul Muththalib bin Rabi'ah dan Al Fadhl bin 'Abbas; datanglah kalian kepada Rasulullah shallAllohu 'alaihi wasallam, dan katakan kepadanya; wahai Rasulullah, kami telah mencapai umur yang anda lihat, dan kami ingin menikah, sedangkan anda wahai Rasulullah, adalah orang yang paling baik dan orang yang paling sering menyambung hubungan kekerabatan, dan kedua orang tua kami tidak memiliki sesuatu yang dapat mereka berikan sebagai mahar untu kami, maka pekerjakan kami untuk mengurusi zakat, sehingga kami tunaikan kepadamu sebagaimana yang ditunaikan para pegawai, dan kami mendapatkan sebagian manfaat. Abdul Muththalib bin Rabi'ah berkata; kemudian Ali bin Abu Thalib datang sementara kami dalam keadaan seperti itu. Kemudian ia berkata; sesungguhnya Rasulullah shallAllohu 'alaihi wasallam telah berkata: "Tidak, demi Alloh. Kami tidak akan mempekerjakan seorangpun diantara kalian untuk mengurusi zakat." Kemudian Rabi'ah berkata; ini urusanmu, engkau telah mendapatkan kemulian menjadi menantu Rasulullah shallAllohu 'alaihi wasallam, maka kami tidak iri kepadamu. Kemudian Ali melemparkan selendangnya kemudian menindihnya, lalu berkata; aku adalah Abu Hasan wahai kaum! Aku tidak akan meninggalkannya hingga kedua anakku kembali kepada kalian dengan membawa jawaban apa yang kalian kirimkan kepada Nabi shallAllohu 'alaihi wasallam. Abdul Muththalib berkata; kemudian aku dan Al Fadhl pergi menuju ke pintu kamar Nabi shallAllohu 'alaihi wasallam hingga kami bertepatan shalat Zhuhur telah didirikan, kemudian kami melakukan shalat bersama orang-orang. Kemudian aku dan Al Fadhl cepat-cepat menuju ke pintu kamar Nabi shallAllohu 'alaihi wasallam, dan pada saat itu beliau berada di Rumah Zainab binti Jahsy. Kemudian kami berdiri di depan pintu hingga Rasulullah shallAllohu 'alaihi wasallam datang. Kemudian beliau menjewer telingaku dan telinga Al Fadhl. Kemudian beliau berkata: "Keluarkan apa yang hendak kalian katakan!" kemudian beliau masuk rumah dan mengizinkanku dan Al Fadhl untuk masuk. Lalu kami masuk kemudian tidak lama kami saling menyerahkan untuk berbicara, kemudian aku berbicara -atau Al Fadhl berbicara. Abdullah merasa ragu dalam hal tersebut- kepada beliau, ia berbicara kepada beliau mengenai perintah yang diberikan kedua ayah kami. Kemudian Rasulullah shallAllohu 'alaihi wasallam terdiam sesaat, dan mengangkat pandangan beliau ke atap rumah, hingga kami menyangka bahwa beliau tidak memberikan jawaban sedikitpun kepada kami, kemudian kami melihat Zainab memberikan isyarat kepada kami dari balik hijab dengan tangannya, ia ingin agar kami tidak terburu-buru, dan Rasulullah shallAllohu 'alaihi wasallam berada dalam urusan kami. Kemudian Rasulullah shallAllohu 'alaihi wasallam merendahkan kepalanya dan berkata kepada kami: "Sesungguhnya sedekah ini hanyalah kotoran orang-orang dan sesungguhnya sedekah tersebut tidak halal bagi Muhammad dan keluarga Muhammad. Panggilkan Naufal bin Al Harits!" kemudian Naufal bin Al Harits dipanggil, lalu beliau berkata: "Wahai Naufal, nikahkanlah Abdul Muththalib!" Lalu Naufal menikahkanku. Kemudian Nabi shallAllohu 'alaihi wasallam berkata: "Panggilkan Mahma-ah bin Juz`, " dan ia adalah seorang laki-laki dari Bani Zubaid, dahulu Rasulullah shallAllohu 'alaihi wasallam mempekerjakannya untuk mengurusi bagian seperlima. Kemduian Rasulullah shallAllohu 'alaihi wasallam berkata kepada Mahmi-ah: "Wahai Al Fadhl!" Lalu ia menikahkannya, kemudian Rasulullah shallAllohu 'alaihi wasallam bersabda: "Berdirilah, dan berilah mahar untuk keduanya dari bagian seperlima sekian dan sekian!" Abdullah bin Al Harits tidak menyebutkan jumlah tersebut kepadaku.

أَخْبَرَنَا عَمْرُو بْنُ سَوَّادِ بْنِ الْأَسْوَدِ بْنِ عَمْرٍو عَنْ ابْنِ وَهْبٍ قَالَ حَدَّثَنَا يُونُسُ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ  لْحَارِثِ بْنِ نَوْفَلٍ الْهَاشِمِيِّ أَنَّ عَبْدَ الْمُطَّلِبِ بْنَ رَبِيعَةَ بْنِ الْحَارِثِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ أَخْبَرَهُ أَنَّ أَبَاهُ رَبِيعَةَ بْنَ الْحَارِثِ قَالَ لِعَبْدِ الْمُطَّلِبِ بْنِ رَبِيعَةَ بْنِ الْحَارِثِ وَالْفَضْلِ بْنِ الْعَبَّاسِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ ائْتِيَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُولَا لَهُ اسْتَعْمِلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ عَلَى الصَّدَقَاتِ فَأَتَى عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ وَنَحْنُ عَلَى تِلْكَ الْحَالِ فَقَالَ لَهُمَا إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَسْتَعْمِلُ مِنْكُمْ أَحَدًا عَلَى الصَّدَقَةِ قَالَ عَبْدُ الْمُطَّلِبِ فَانْطَلَقْتُ أَنَا وَالْفَضْلُ حَتَّى أَتَيْنَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لَنَا إِنَّ هَذِهِ الصَّدَقَةَ إِنَّمَا هِيَ أَوْسَاخُ النَّاسِ وَإِنَّهَا لَا تَحِلُّ لِمُحَمَّدٍ وَلَا لِآلِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

(NASAI - 2562) : Telah? mengabarkan kepada kami 'Amr bin Sawwad bin Al Aswad bin 'Amr dari Ibnu Wahb, ia berkata; telah? menceritakan kepada kami Yunus dari Ibnu Syihab dari Abdullah bin Al Harits bin Naufal Al Hasyimi bahwa Abdul Muththalib bin Rabi'ah bin Al Harits bin Abdul Muththalib telah mengabarkan kepadanya bahwa bapaknya yaitu Rabi'ah bin Al Harits berkata kepada Abdul Muththalib bin Rabi'ah bin Al Harits serta Al Fadhl bin Al Abbas bin Abdul Muththalib; "Datanglah kalian berdua kepada Rasulullah shallAllohu 'alaihi wasallam kemudian katakan kepadanya; angkatlah kami untuk mengurusi masalah shadaqah wahai Rasulullah. Lalu datang Ali bin Abu Thalib dan kami dalam keadaan tersebut, kemudian ia berkata kepada mereka berdua; "Sesungguhnya Rasulullah shallAllohu 'alaihi wasallam tidak mengangkat salah seorang dari kalian untuk mengurusi masalah shadaqah. Abdul Muththalib berkata; lalu aku bersama Al Fadhl pergi, hingga kami datang kepada Rasulullah shallAllohu 'alaihi wasallam. Lalu beliau bersabda kepada kami: "Sesungguhnya shadaqah ini merupakan kotoran-kotoran manusia, dan shadaqah tersebut tidak halal bagi Muhammad dan keluarga Muhammad shallAllohu 'alaihi wasallam."

 

4.     Harta gonimah yang 5 % dibagikan kepada umat yang janda , miskin anak yatim pembangunan negara dan keperluan perang dalilnya:

 (#þqßJn=÷æ$#ur $yJ¯Rr& NçGôJÏYxî `ÏiB &äóÓx« ¨br'sù ¬! ¼çm|¡çHè~ ÉAqߧ=Ï9ur Ï%Î!ur 4n1öà)ø9$# 4yJ»tGuŠø9$#ur ÈûüÅ3»|¡yJø9$#ur ÇÆö/$#ur È@Î6¡¡9$# bÎ) óOçGYä. NçGYtB#uä «!$$Î/ !$tBur $uZø9tRr& 4n?tã $tRÏö6tã tPöqtƒ Èb$s%öàÿø9$# tPöqtƒ s)tGø9$# Èb$yèôJyfø9$# 3 ª!$#ur 4n?tã Èe@à2 &äóÓx« 퍃Ïs% ÇÍÊÈ  

41. ketahuilah, Sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai rampasan perang[613], Maka Sesungguhnya seperlima untuk Alloh, rasul, Kerabat rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan ibnussabil[614], jika kamu beriman kepada Alloh dan kepada apa[615] yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqaan[616], Yaitu di hari bertemunya dua pasukan. dan Alloh Maha Kuasa atas segala sesuatu.

 

[613] Yang dimaksud dengan rampasan perang (ghanimah) adalah harta yang diperoleh dari orang-orang kafir dengan melalui pertempuran, sedang yang diperoleh tidak dengan pertempuran dinama fa'i. pembagian dalam ayat ini berhubungan dengan ghanimah saja. Fa'i dibahas dalam surat al-Hasyr

[614] Maksudnya: seperlima dari ghanimah itu dibagikan kepada: a. Alloh dan RasulNya. b. Kerabat Rasul (Banu Hasyim dan Muthalib). c. anak yatim. d. fakir miskin. e. Ibnussabil. sedang empat-perlima dari ghanimah itu dibagikan kepada yang ikut bertempur.

[615] Yang dimaksud dengan apa Ialah: ayat-ayat Al-Quran, Malaikat dan pertolongan.

[616] Furqaan Ialah: pemisah antara yang hak dan yang batil. yang dimaksud dengan hari Al Furqaan ialah hari jelasnya kemenangan orang Islam dan kekalahan orang kafir, Yaitu hari bertemunya dua pasukan di peprangan Badar, pada hari Jum'at 17 Ramadhan tahun ke 2 Hijriah. sebagian mufassirin berpendapat bahwa ayat ini mengisyaratkan kepada hari permulaan turunnya Al Quranul Kariem pada malam 17 Ramadhan.

5. Harta isterinya Khodijah diperuntukkan demi dakwah Islam

6. Semua isterinya didiknya agar sabar dalam miskin di mana Rasul jika lagi makanan bertepatan tidak ada maka beliau puasa Sunnah  dalilnya:

 

حَدَّثَنَا هَنَّادٌ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ طَلْحَةَ بْنِ يَحْيَى عَنْ عَمَّتِهِ عَائِشَةَ بِنْتِ طَلْحَةَ عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ قَالَتْ دَخَلَ عَلَيَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا فَقَالَ هَلْ عِنْدَكُمْ شَيْءٌ قَالَتْ قُلْتُ لَا قَالَ فَإِنِّي صَائِمٌ

(TIRMIDZI - 665) : Telah menceritakan kepada kami Hannad telah menceritakan kepada kami Waki' dari Thalhah bin Yahnya dari bibinya 'Aisyah binti Thalhah dari Ummul Mukminin 'Aisyah dia berkata, suatu hari Rasulullah ShalAllohu 'alaihi wa salam ke rumahku, lalu bertanya: " Apakah kalian punya sesuatu (yang bisa dimakan)?. Dia ('Aisyah radliAllohu 'anhu) berkata, saya menjawab, tidak. lantas beliau bersabda: "Kalau begitu saya akan berpuasa."

 

Dalil Puasa Nabi jika tidak ada makanan, kemudian beliau buka setelah ada makanan

 

أَخْبَرَنِي صَفْوَانُ بْنُ عَمْرٍو قَالَ حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ خَالِدٍ قَالَ حَدَّثَنَا إِسْرَائِيلُ عَنْ سِمَاكِ بْنِ حَرْبٍ قَالَ حَدَّثَنِي رَجُلٌ عَنْ عَائِشَةَ بِنْتِ طَلْحَةَ عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ قَالَتْ جَاءَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا فَقَالَ هَلْ عِنْدَكُمْ مِنْ طَعَامٍ قُلْتُ لَا قَالَ إِذًا أَصُومُ قَالَتْ وَدَخَلَ عَلَيَّ مَرَّةً أُخْرَى فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَدْ أُهْدِيَ لَنَا حَيْسٌ فَقَالَ إِذًا أُفْطِرُ الْيَوْمَ وَقَدْ فَرَضْتُ الصَّوْمَ

(NASAI - 2290) : Telah mengabarkan kepadaku Shafwan bin 'Amr dia berkata; telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Khalid dia berkata; telah menceritakan kepada kami Israil dari Simak bin Harb dia berkata; telah menceritakan kepadaku seorang lelaki dari 'Aisyah bintu Thalhah dari 'Aisyah -Ummul Mukminin-, dia berkata; Pada suatu hari Rasulullah shallAllohu 'alaihi wasallam datang seraya berkata: "Apakah kalian memiliki makanan?" Aku menjawab, "Tidak." Beliau bersabda: "Jika demikian, aku berpuasa." Aisyah berkata; "Beliau masuk menemuiku lagi, lalu aku berkata; "Wahai Rasulullah shallAllohu 'alaihi wasallam, telah dihadiahkan hais untuk kita, " maka beliau bersabda: "Jika demikian, hari ini aku berbuka, walaupun aku telah berniat berpuasa."

 

 

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ كَثِيرٍ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ ح و حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ جَمِيعًا عَنْ طَلْحَةَ بْنِ يَحْيَى عَنْ عَائِشَةَ بِنْتِ طَلْحَةَ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ عَلَيَّ قَالَ هَلْ عِنْدَكُمْ طَعَامٌ فَإِذَا قُلْنَا لَا قَالَ إِنِّي صَائِمٌ زَادَ وَكِيعٌ فَدَخَلَ عَلَيْنَا يَوْمًا آخَرَ فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ أُهْدِيَ لَنَا حَيْسٌ فَحَبَسْنَاهُ لَكَ فَقَالَ أَدْنِيهِ قَالَ طَلْحَةُ فَأَصْبَحَ صَائِمًا وَأَفْطَرَ

(ABUDAUD - 2099) : Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Katsir, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dan telah diriwayatkan Utsman bin Abu Syaibah, telah menceritakan kepada kami Waki', seluruhnya berasal dari Thalhah bin Yahya, dari Aisyah binti Thalhah, dari Aisyah radliAllohu 'anha, ia berkata; Rasulullah shallAllohu 'alaihi wasallam apabila menemuiku beliau mengatakan; apakah kalian memiliki makanan? Apabila kami mengatakan; tidak, maka beliau berkata; sesungguhnya aku berpuasa. Waki' berkata; kemudian pada suatu hari beliau menemui kami, lalu kami katakan; wahai Rasulullah kami telah diberi hadiah hais (makanan dari campuran kurma, keju dan mentega), kemudian kami menyimpannya untuk engkau. Lalu beliau berkata: "Bawalah kemari!" Thalhah berkata; maka, pada pagi hari tersebut beliau berpuasa kemudian berbuka.

 

7       Mendahulukan kehendak Alloh bukan kemauan umat, karena kemauan umat pasti berbeda dan diperbedaan itu akan timbul pertikaian yang berkelanjutan, contohnya mau manusia membodohi kawan yang lainnya agar dia mendapat untung dan kawannya biar melarat dalilnya:

$ygƒr'¯»tƒ šúïÏ%©!$# (#qãYtB#uä Ÿw (#þqè=à2ù's? Nä3s9ºuqøBr& Mà6oY÷t/ È@ÏÜ»t6ø9$$Î/ HwÎ) br& šcqä3s? ¸ot»pgÏB `tã <Ú#ts? öNä3ZÏiB 4 Ÿwur (#þqè=çFø)s? öNä3|¡àÿRr& 4 ¨bÎ) ©!$# tb%x. öNä3Î/ $VJŠÏmu ÇËÒÈ  

29. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu[287]; Sesungguhnya Alloh adalah Maha Penyayang kepadamu.

 

[287] Larangan membunuh diri sendiri mencakup juga larangan membunuh orang lain, sebab membunuh orang lain berarti membunuh diri sendiri, karena umat merupakan suatu kesatuan.

 

$pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä ö@yd ö/ä39ߊr& 4n?tã ;ot»pgÏB /ä3ŠÉfZè? ô`ÏiB A>#xtã 8LìÏ9r& ÇÊÉÈ  

10. Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih?

 

8       Menunjukkan kepada umat bahwa Imam dengan makmum dalam ibadah solat pahalanya sama dalilnya:

 

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ قَالَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ نَافِعٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ  َسَلَّمَ قَالَ صَلَاةُ الْجَمَاعَةِ تَفْضُلُ صَلَاةَ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةً

(BUKHARI - 609) : Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Yusuf berkata, telah mengabarkan kepada kami Malik dari Nafi' dari 'Abdullah bin 'Umar, bahwa Rasulullah shallAllohu 'alaihi wasallam bersabda: "Shalat berjama'ah lebih utama dibandingkan shalat sendirian dengan dua puluh tujuh derajat."

 

9       Kholifah itu seharusnya insane terbaik dan mau ditegor dan diperbaiki jika salah dan lupa buktinya dalam solat, Imam yang paling bagus bacaannya, hal  itu wajib dipenuhi jika belum terpenuhi maka tunggu dulu terpenuhi bari boleh jadi Imam solat dalilnya:

 

حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا حُسَيْنُ بْنُ عِيسَى أَخُو سُلَيْمٍ الْقَارِيُّ عَنْ الْحَكَمِ بْنِ أَبَانَ عَنْ عِكْرِمَةَ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِيُؤَذِّنْ لَكُمْ خِيَارُكُمْ وَلْيَؤُمَّكُمْ قُرَّاؤُكُمْ

 

(IBNUMAJAH - 718) : Telah menceritakan kepada kami Utsman bin Abu Syaibah berkata, telah menceritakan kepada kami Husain bin Isa -saudara Sulaim Al Qari`- dari Al Hakam bin Aban dari Ikrimah dari Ibnu 'Abbas ia berkata; Rasulullah shallAllohu 'alaihi wasallam bersabda: "Hendaklah yang mengumandangkan adzan adalah paling baik di antara kalian, dan yang menjadi imam adalah yang paling baik bacaannya di antara kalian."

 

حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ هِلَالٍ الصَّوَّافُ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ عَنْ خَالِدٍ الْحَذَّاءِ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ عَنْ مَالِكِ بْنِ الْحُوَيْرِثِ قَالَ أَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَا وَصَاحِبٌ لِي فَلَمَّا أَرَدْنَا الِانْصِرَافَ قَالَ لَنَا إِذَا حَضَرَتْ الصَّلَاةُ فَأَذِّنَا وَأَقِيمَا وَلْيَؤُمَّكُمَا أَكْبَرُكُمَا

(IBNUMAJAH - 969) : Telah menceritakan kepada kami Bisyr bin Hilal Ash Shawwaf berkata, telah menceritakan kepada kami Yazid bin Zurai' dari Khalid Al Hadzdza` dari Abu Qilabah dari malik Ibnul Huwairits ia berkata, "Aku bersama dengan seorang temanku datang menemui Nabi shallAllohu 'alaihi wasallam, maka ketika kami akan pergi beliau bersabda kepada kami: "Jika waktu shalat tiba, maka adzan dan iqamahlah kalian, dan hendaklah yang paling besar dari kalian menjadi imam. "

Analisa

a.     Dalam dua Hadis di atas jangan dikontarakan tetapi justru dikompromikan yaitu antara yang paling bagus bacaan dengan yang paling besar. Maksud yang paling besar adalah yang tertua ilmunya dalam bacaan yang bagus bukan usia badan tetapi usia ilmu yang bagus bacaan jika tidak demikian dipahami maka dua Hadis di atas dalam riwayat yang sama dipermasalahkan mana yang paling baik.

b.     Hadis ini ada makna tersirat yang sangat bermakna, yaitu umat Islam sangat dituntut untuk berilmu terutama ilmu qiroah Alquran, hapalannya, serta makna dan pengamalannya

c.      Maka wajarlah dalam lapangan ilmu di mana siswa atau mahasiswa yang bagus bacaannya dan suaranya serta banyak tahfiznya untuk diangkat jadi pemimpin apabila telah tamat demikian juga hadiah MTQ diutamakan hadiahnya (besarkan) agar anak selalu berusaha untuk menghapal Alquran dan Hadis

d.     Mengangkat kualitas  yang tahu tentang Alquran seperti beasiswa, berikan laptop, buku yang bermutu dan sebagainya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan

10  Jika Imam salah atau lupa maka makmum berhak untuk mengingatkannya dengan cara membaca tasbih bagi laki-laki dan bertepuk tangan bagi wanita dalilnya:

 

حَدَّثَنَا يَحْيَى أَخْبَرَنَا وَكِيعٌ عَنْ سُفْيَانَ عَنْ أَبِي حَازِمٍ عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ التَّسْبِيحُ للرِّجَالِ وَالتَّصْفِيحُ لِلنِّسَاءِ

 

(BUKHARI - 1129) : Telah menceritakan kepada kami Yahya telah mengabarkan kepada kami Waki' dari Sufyan dari Abu Hazim dari Sahal bin Sa'ad radliAllohu 'anhu berkata; Nabi shallAllohu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya ucapan tasbih buat laki-laki sedangkan bertepuk tangan buat wanita".

 

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ التَّسْبِيحُ لِلرِّجَالِ وَالتَّصْفِيقُ لِلنِّسَاءِ

 

(ABUDAUD - 804) : Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Az Zuhri dari Abu Salamah dari Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah shallAllohu 'alaihi wasallam bersabda: "Tasbih (mengucapkan subhanAlloh) untuk laki-laki dan tepuk tangan untuk wanita."

 

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ بُكَيْرٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَقَ عَنْ يَعْقُوبَ بْنِ عُتْبَةَ بْنِ الْأَخْنَسِ عَنْ أَبِي غَطَفَانَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ التَّسْبِيحُ لِلرِّجَالِ يَعْنِي فِي الصَّلَاةِ وَالتَّصْفِيقُ لِلنِّسَاءِ مَنْ أَشَارَ فِي صَلَاتِهِ إِشَارَةً تُفْهَمُ عَنْهُ فَلْيَعُدْ لَهَا يَعْنِي الصَّلَاةَ قَالَ أَبُو دَاوُد هَذَا الْحَدِيثُ وَهْمٌ

 

(ABUDAUD - 807) : Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Sa'id telah menceritakan kepada kami Yunus bin Bukair dari Muhammad bin Ishaq dari Ya'qub bin 'Utbah bin Al Akhnas dari Abu Ghathafan dari Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah shallAllohu 'alaihi wasallam bersabda: "Tasbih (mengucapkan SubhanAlloh) untuk kaum laki-laki, dan bertepuk tangan untuk kaum wanita, dan barangsiapa memberi isyarat dalam shalatnya sedangkan ia faham isyarat tersebut, hendaklah ia mengulanginya yakni shalat." Abu Daud mengatakan; "Hadits ini adalah hadits wahm (tidak jelas)."

 

حَدَّثَنَا هَنَّادٌ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ التَّسْبِيحُ لِلرِّجَالِ وَالتَّصْفِيقُ لِلنِّسَاءِ قَالَ وَفِي الْبَاب عَنْ عَلِيٍّ وَسَهْلِ بْنِ سَعْدٍ وَجَابِرٍ وَأَبِي سَعِيدٍ وَابْنِ عُمَرَ و قَالَ عَلِيٌّ كُنْتُ إِذَا اسْتَأْذَنْتُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يُصَلِّي سَبَّحَ قَالَ أَبُو عِيسَى حَدِيثُ أَبِي هُرَيْرَةَ حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ وَالْعَمَلُ عَلَيْهِ عِنْدَ أَهْلِ الْعِلْمِ وَبِهِ يَقُولُ أَحْمَدُ وَإِسْحَقُ

 

(TIRMIDZI - 337) : telah menceritakan kepada kami Hannad berkata; telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah dari Al A'masy dari Abu Shalih dari Abu Hurairah ia berkata; "Rasulullah shallAllohu 'alaihi wasallam bersabda: "Mengucapkan tasbih untuk laki-laki dan bertepuk dengan tangan untuk wanita." Ia berkata; "Dalam bab ini juga ada riwayat dari Ali, Sahl bin Sa'd, Jabir, Abu Sa'id dan Ibnu Umar." Ali berkata; "Jika aku meminta izin kepada Nabi shallAllohu 'alaihi wasallam ketika beliau sedang shalat maka beliau bertasbih." Abu Isa berkata; "Hadits Abu Hurairah ini derajatnya hasan shahih. Hadits ini diamalkan oleh para ahli ilmu. Dan pendapat inilah yang diambil oleh Ahmad dan Ishaq."

 

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَهِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ قَالَا حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ التَّسْبِيحُ لِلرِّجَالِ وَالتَّصْفِيقُ لِلنِّسَاءِ

 

(IBNUMAJAH - 1024) : Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah berkata, telah menceritakan kepada kami Hisyam bin Ammar keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Sufyan bin Uyainah dari Az Zuhri dari Abu Salamah dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallAllohu 'alaihi wasallam bersabda: "Bagi laki-laki bertasbih dan bagi wanita menepukkan tangan. "

 

أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَلَمَةَ قَالَ حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ عَنْ يُونُسَ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ أَخْبَرَنِي سَعِيدُ بْنُ الْمُسَيَّبِ وَأَبُو سَلَمَةَ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَنَّهُمَا سَمِعَا أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ التَّسْبِيحُ لِلرِّجَالِ وَالتَّصْفِيقُ لِلنِّسَاءِ

 

(NASAI - 1193) : Telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Salamah dia berkata; telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb dari Yunus dari Ibnu Syihab dia berkata; telah mengabarkan kepadaku Sa'id bin Al Musayyab dan Abu Salamah bin 'Abdurrahman bahwasanya keduanya mendengar Abu Hurairah berkata; Rasulullah ShallAllohu'alaihiwasallam bersabda: "Bertasbih (mengucap subhanAlloh) adalah bagi laki-laki dan tepuk tangan bagi perempuan."

 

أَخْبَرَنَا يَحْيَى بْنُ حَسَّانَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ التَّسْبِيحُ لِلرِّجَالِ وَالتَّصْفِيقُ لِلنِّسَاءِ

 

(DARIMI - 1329) : Telah mengabarkan kepada kami Yahya bin Hassan telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Az Zuhri dari Abu Salamah dari Abu Hurairah bahwa Nabi shallAllohu 'alaihi wasallam bersabda: "Bertasbih untuk laki-laki dan tepuk tangan untuk untuk wanita."

 

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَعَمْرٌو النَّاقِدُ وَزُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ قَالُوا حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ح و حَدَّثَنَا هَارُونُ بْنُ مَعْرُوفٍ وَحَرْمَلَةُ بْنُ يَحْيَى قَالَا أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ أَخْبَرَنِي يُونُسُ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ أَخْبَرَنِي سَعِيدُ بْنُ الْمُسَيَّبِ وَأَبُو سَلَمَةَ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَنَّهُمَا سَمِعَا أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُا قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ التَّسْبِيحُ لِلرِّجَالِ وَالتَّصْفِيقُ لِلنِّسَاءِ زَادَ حَرْمَلَةُ فِي رِوَايَتِهِ قَالَ ابْنُ شِهَابٍ وَقَدْ رَأَيْتُ رِجَالًا مِنْ أَهْلِ الْعِلْمِ يُسَبِّحُونَ وَيُشِيرُونَ و حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا الْفُضَيْلُ يَعْنِي ابْنَ عِيَاضٍ ح و حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ ح و حَدَّثَنَا إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ أَخْبَرَنَا عِيسَى بْنُ يُونُسَ كُلُّهُمْ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمِثْلِهِ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنْ هَمَّامٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمِثْلِهِ وَزَادَ فِي الصَّلَاةِ

 

 (MUSLIM - 641) : Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abi Syaibah dan Amru an-Naqid serta Zuhair bin Harb mereka berkata, telah menceritakan kepada kami Sufyan bin Uyainah dari az-Zuhri dari Abu Salamah dari Abu Hurairah ra dari Nabi shallAllohu 'alaihi wasallam --lewat jalur periwayatan lain-- dan telah menceritakan kepada kami Harun bin Ma'ruf dan Harmalah bin Yahya keduanya berkata, telah mengabarkan kepada kami Ibnu Wahb telah mengabarkan kepadaku Yunus dari Ibnu Syihab telah mengabarkan kepadaku Sa'id bin al-Musayyab dan Abu Salamah bin Abdurrahman bahwa keduanya mendengar Abu Hurairah ra berkata, "Rasulullah shallAllohu 'alaihi wasallam bersabda, 'Tasbih untuk kaum laki-laki sedangkan tashfiq (bertepuk tangan) untuk kuam wanita." Harmalah telah menambahkan dalam riwayatnya, "Ibnu Syihab berkata, 'Aku telah melihat sekelompok laki-laki dari ahli ilmu bertasbih dan memberi isyarat'." Dan telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id telah menceritakan kepada kami al-Fudhail, yaitu Ibnu 'Iyadh --lewat jalur periwayatan lain-- dan telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib telah menceritakan kepada kami Abu Muawiyah --lewat jalur periwayatan lain-- dan telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Ibrahim telah mengabarkan kepada kami Isa bin Yunus semuanya meriwayatkan dari al-A'masy dari Abu Shalih dari Abu Hurairah RadhiyAllohu'anhu dari Nabi ShallAllohu'alaihiwasallam dengan yang semisalnya. Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Rafi' telah menceritakan kepada kami Abdurrazzaq telah mengabarkan kepada kami Ma'mar dari Hammam dari Abu Hurairah ra dari Nabi shallAllohu 'alaihi wasallam dengan hadits semisalnya dan menambahkan "dalam shalat".

Analisa

a.     Hadis-Hadis di atas menjelaskan betapa pentingnya pengwasan makmum terhadap Imam jika Imam lupa atau salah agar solat itu sempurna di sisi Alloh swt lewat Hadis Rosul

b.    Yang memberi komentar itu sama hak antara laki-laki dengan wanita

c.     Tetapi perlu dipahami bersama jika Imamnya laki-laki makmumnya wanita maka jika lupa atau salah Imamnya maka wanita makmum tadi tetap membaca tasbih ( سبحان الله)

d.    Karena Makmum wanita itu jika ada tempat yang memungkinkan seharusnya berdiri berada pada sof kedua gunanya jika ada makmum laki-laki yang masbuq maka dia berda di sof kedua jika satu makmumnya maka dia berdiri sejajar dengan Imam

e.     Kenapa membaca tasbih bukan bertepuk tangan, jawabannya jika bertepuk maka Imam laki-laki tadi tidak tahu tepuk apa yang dimaksudkan makmum wanita

f.      Oleh karena itu bahasa menegor ada ketentuannya demikian juga bahasa menegor pemimpin harus dengan bahasa yang yang lemah lembut dan bermakna pilosofis dan sosiologis

11 Jika Imam lupa atau salah, tetapi makmum tidak mau mengingatkannya alangkah kesalnya Imam tersebut kenapa tidak mau makmum saya ini mengingatkan saya, maka timbul dalam hati apa salah saya

12 Maka seharusnya  demikian perasaan pemimpin, timbul rasa kesal jika tidak mau yang kita pimpin mengingatkan kita jika salah atau lupa terhadap kinerja yang kita kerjakan, jangan sebaliknya mersa kesal jika rakyat meluruskan kita

13 Jangan ada istilah dalam pemimpin Islam tidak boleh bawahan menilai pimpinan

14 Karena siapa lagi yang mengingatkan pemimpin kalau tidak yang dipimpin

15 Dahulukan umat kaya agar ada harta kekayaan mereka untuk berinfaq, bersedekah, berzakat, memberikan hadiyah serta membayar jizyah kepada pemimpinnya

16 Seharusnya pemimpin harus mencontoh suasana di rumah tangga di mana kedua orangtua mencari nafkah demi anak-anaknya

17 Harapannya setelah anak kaya maka anak yang akan membantu orangtuanya dari seluruh aspek kebutuhan mereka berdua

18 Dan alangkah bahgianya dua orangtua anaknya kaya di amsa mendatang dibalik kemiskinan yang dia tuangkan demi anaknya yang dia cintai

19 Karena kebahagiaan kedua orangtua terletak pada kebahgian anak-anak yang  mereka pimpin, baik dari kesehatan, akademik dan sosial anak

20 Demianlah gambran seharusnya sikap dan semangat seorang pemimpin

21 Setelah umat kaya maka Alloh menyuruh umat bersedekah kepada Nabi dalilnya:

$pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#þqãZtB#uä #sŒÎ) ãLäêøyf»tR tAqߧ9$# (#qãBÏds)sù tû÷üt/ ôytƒ óOä31uqøgwU Zps%y|¹ 4 y7Ï9ºsŒ ׎öyz ö/ä3©9 ãygôÛr&ur 4 bÎ*sù óO©9 (#rßÅgrB ¨bÎ*sù ©!$# Öqàÿxî îLìÏm§ ÇÊËÈ   ÷Läêø)xÿô©r&uä br& (#qãBÏds)è? tû÷üt/ ôytƒ óOä31uqøgwU ;M»s%y|¹ 4 øŒÎ*sù óOs9 (#qè=yèøÿs? z>$s?ur ª!$# öNä3øn=tæ (#qßJŠÏ%r'sù no4qn=¢Á9$# (#qè?#uäur no4qx.¨9$# (#qãèÏÛr&ur ©!$# ¼ã&s!qßuur 4 ª!$#ur 7ŽÎ7yz $yJÎ/ tbqè=yJ÷ès? ÇÊÌÈ  

12. Hai orang-orang beriman, apabila kamu mengadakan pembicaraan khusus dengan Rasul hendaklah kamu mengeluarkan sedekah (kepada orang miskin) sebelum pembicaraan itu. yang demikian itu lebih baik bagimu dan lebih bersih; jika kamu tidak memperoleh (yang akan disedekahkan) Maka Sesungguhnya Alloh Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

13. Apakah kamu takut akan (menjadi miskin) karena kamu memberikan sedekah sebelum mengadakan pembicaraan dengan Rasul? Maka jika kamu tiada memperbuatnya dan Alloh telah memberi taubat kepadamu maka dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, taatlah kepada Alloh dan Rasul-Nya; dan Alloh Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Jadi Rosul diberi sedekah tetapi Rosul memberikannya lagi kepada miskin

 

22 Kholifah dan Rakyat harus kembali kepada habitatnya yaitu kembali ke bumi untuk memakmurkannya sesuai dengan rido Aloh swt dalilnya suroh al-Baqoroha ayat 36: 

$yJßg©9yr'sù ß`»sÜø¤±9$# $pk÷]tã $yJßgy_t÷zr'sù $£JÏB $tR%x. ÏmŠÏù ( $uZù=è%ur (#qäÜÎ7÷d$# ö/ä3àÒ÷èt/ CÙ÷èt7Ï9 Arßtã ( ö/ä3s9ur Îû ÇÚöF{$# @s)tGó¡ãB ìì»tFtBur 4n<Î) &ûüÏm ÇÌÏÈ  

36. lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu[38] dan dikeluarkan dari keadaan semula[39] dan Kami berfirman: "Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan."

[38] Adam dan hawa dengan tipu daya syaitan memakan buah pohon yang dilarang itu, yang mengakibatkan keduanya keluar dari surga, dan Alloh menyuruh mereka turun ke dunia. yang dimaksud dengan syaitan di sini ialahIblisyang disebut dalam surat Al Baqarah ayat 34 di atas.

[39] Maksud keadaan semula ialah kenikmatan, kemewahan dan kemuliaan hidup dalam surga.

Adam turun menjadi rahmat bagi seluruh alam dalilnya suroh al-Anbiya’ ayat 105-107:

ôs)s9ur $oYö;tFŸ2 Îû Íqç/¨9$# .`ÏB Ï÷èt/ ̍ø.Ïe%!$# žcr& uÚöF{$# $ygèO̍tƒ yÏŠ$t6Ïã šcqßsÎ=»¢Á9$# ÇÊÉÎÈ   ¨bÎ) Îû #x»yd $Zó»n=t7s9 BQöqs)Ïj9 šúïÏÎ7»tã ÇÊÉÏÈ   !$tBur š»oYù=yör& žwÎ) ZptHôqy šúüÏJn=»yèù=Ïj9 ÇÊÉÐÈ   .

105. dan sungguh telah Kami tulis didalam Zabur[973] sesudah (kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hamba-Ku yang saleh.

106. Sesungguhnya (apa yang disebutkan) dalam (Surat) ini, benar-benar menjadi peringatan bagi kaum yang menyembah (Alloh).

107. dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.

[973] Yang dimaksud dengan Zabur di sini ialah seluruh kitab yang diturunkan Alloh kepada Nabi-Nabi-Nya. sebahagian ahli tafsir mengartikan dengan kitab yang diturunkan kepada Nabi Daud a.s. dengan demikian Adz- Dzikr artinya adalah kitab Taurat.

23  

Tujuan Khilafah

1.   Menjadikan Alquran dan Hadis pedoman hidup umat yang ada dalam suatu negara. Bukan memaksakan harus masuk agama Islam tetapi ajaran Islam yang menjadi aturan yang pasti  menenteramkan suasana

2.   Mengajak umat agar rido Alquran dan Hadis mata pelajaran utama baik dalam pendidikan formal, nonformal dan informal

3.   Keriterianya setiap jenjang pendidikan Alquran dan Hadis tidak boleh ditinggalkan setiap hari

4.   Setiap umat manusia rela minimal tidak melarang umat mengkaji Alquran dan Hadis

5.   Umat Islam harus mengislamisasikan mata pelajaran diluar Alquran dan Hadis

6.   Mengupayakan semaksimal mungkin agar Alquran dan Hadis dimiliki umat manusia dengan berbagai alat atau sarana yang dapat mengajari umat baik langsung atau tidak langsung

7.   Mengupayakan agar umat manusia memiliki dua kitab itu baik terjemahan dan penjelasannya atau tafsirnya

8.   Mengupayakan umat agar mampu menuagkan isi Alquran dan Hadis baik dalam tulisan dan lisan

Aplikasi Konsep Khilafah

I.                 Pendidikan Formal

1.   Setiap semester mata pelajaran Alquran dan Hadis setiap hari dipelajari

2.   Penguasaan materinya meliputi jenjang qiroat, ilmu tajwid, menulis, menterjemahkan, menafsirkan, menghapal, mengamalkannya dan mengajarkannya

3.   Setiap siswa wajib mempelajarinya dan mampu mengajarkannya kepada adek kelasnya

4.   Siswa yang mampu mengajari adek kelasnya harus diberi upahnya yang memadai, agar dia dihargai oleh lembaga di mana dia belajar dan mengajar

5.   Umat yang yang belum mampu memahami Alquran dan Hadis maka wajib belajar pada pendidikan nonformal jangan dibiarkan tanpa mampu

 

II.             Pendidikan Nonformal

1.   Tempat lembaga pendidikan nonformal adalah Masjid setempat agar teramalkan suroh at-Taubah ayat 18:

$yJ¯RÎ) ãßJ÷ètƒ yÉf»|¡tB «!$# ô`tB šÆtB#uä «!$$Î/ ÏQöquø9$#ur ̍ÅzFy$# tP$s%r&ur no4qn=¢Á9$# tA#uäur no4qŸ2¨9$# óOs9ur |·øƒs žwÎ) ©!$# ( #|¤yèsù y7Í´¯»s9'ré& br& (#qçRqä3tƒ z`ÏB šúïÏtFôgßJø9$# ÇÊÑÈ  

18. hanya yang memakmurkan masjid-masjid Alloh ialah orang-orang yang beriman kepada Alloh dan hari Kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Alloh, Maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.

Penjelasan

1.    Seluruh Masjid wajib dimakmurkan kaum muslimin dan muslimat materinya Alquran dan Hadis

2.    Kegiatan hablum minalloh adalah  solat yang baik di mana indikatornya sudah mampu ayat dalam solatnya Alquran yang 114 suroh itu

3.    Siapa yang sudah mampu maka selanjutnya dia menjadi guru pada bidangnya

4.    Yakin adanya hari pengevaluasinya apakah sudah baik atau belum mengetahui Alquran dan Hadis

5.    Menunaikan zakat di masjid, berarti dari masjid pelaksana Amil dan stafnya mencatat, menjemput dan mengelolanya secara pruduktif untuk mengentaskan miskin ilmu terhadap Alquran dan Hadis dan krisis guru yang ada skilnya  terhadap Alquran dan Hadis

6.    Dahulukan mengentaskan miskin ilmu dan guru yang handal, baru miskin harta

7.    Memakmurkan masjid tidak bisa lepas dari dana untuk membangun pisiknya dan umat yang memakmurkannya

8.    Jangan dipahami dengan sempit pembangunan masjid boleh dari dana BAZIS setempat tetapi membangun agar makmur tidak boleh dipergunakan

9.    Jika tercapai yang demikian maka umat itulah yang benar diharapkan mendapat petunjuk dari Alquran dan Hadis. Kondisi seperti inilah tujuan Masjid dijadikan tempat I’tikaf pada bulan Romadon san dilanjutkan pada bulan selanjutnya. Dalilnya suuroh al-Baqoroh ayat 187:

¨@Ïmé& öNà6s9 s's#øs9 ÏQ$uŠÅ_Á9$# ß]sù§9$# 4n<Î) öNä3ͬ!$|¡ÎS 4 £`èd Ó¨$t6Ï9 öNä3©9 öNçFRr&ur Ó¨$t6Ï9 £`ßg©9 3 zNÎ=tæ ª!$# öNà6¯Rr& óOçGYä. šcqçR$tFøƒrB öNà6|¡àÿRr& z>$tGsù öNä3øn=tæ $xÿtãur öNä3Ytã ( z`»t«ø9$$sù £`èdrçŽÅ³»t/ (#qäótFö/$#ur $tB |=tFŸ2 ª!$# öNä3s9 4 (#qè=ä.ur (#qç/uŽõ°$#ur 4Ó®Lym tû¨üt7oKtƒ ãNä3s9 äÝøsƒø:$# âÙuö/F{$# z`ÏB ÅÝøsƒø:$# ÏŠuqóF{$# z`ÏB ̍ôfxÿø9$# ( ¢OèO (#qJÏ?r& tP$uÅ_Á9$# n<Î) È@øŠ©9$# 4 Ÿwur  ÆèdrçŽÅ³»t7è? óOçFRr&ur tbqàÿÅ3»tã Îû ÏÉf»|¡yJø9$# 3 y7ù=Ï? ߊrßãn «!$# Ÿxsù $ydqç/tø)s? 3 y7Ï9ºxx. ÚúÎiüt6ムª!$# ¾ÏmÏG»tƒ#uä Ĩ$¨Y=Ï9 óOßg¯=yès9 šcqà)­Gtƒ ÇÊÑÐÈ  

187. Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. Alloh mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Alloh mengampuni kamu dan memberi ma'af kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Alloh untukmu, dan Makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, Yaitu fajar. kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri'tikaf[115] dalam mesjid. Itulah larangan Alloh, Maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Alloh menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa.

 

[115] I'tikaf ialah berada dalam mesjid dengan niat mendekatkan diri kepada Alloh.

Penjelasan

a.     Bulan Romadon  bulan I’tikaf dalam Islam

b.    Sebaiknya bulan Romadon diisi dengan pendidikan nonformal sekaligus memamurkan masjid

c.     Suasana Romadon jangan dilupakan seperti tadarus Alquran dan Hadis dan ilmu yang terkait dengan keduanya

 

10.                        

Tenaga Pengajarnya

a.     Guru yang ada kemampuannya terhadap jenjang pengajaran Alquran dan Hadis di atas (qiroat, ilmu tajwid, menulis, menterjemah, menghapal, menafsir, mengamalkannya dan mengajarkannya)

b.    Alumni perguruan tinggi, tingkat atas dan menengah bahkan sekolah dasar yang ada skilnya

c.     Anggota MUI, organisasi keislaman yang ada harus merumuskan sistematika terhadap penguasaan terhadap Alquran dan Hadis bagi umat secara keseluruhan yang membutuhkan

d.    Membuat mata anggaran terhadap pengajaran Alquran dan Hadis

 

III.         Pendidikan Informal

1.   Orangtua harus membina anak yang Alquran dan Hadis di rumah tangga masing-masing untuk mengontrol apakah sudah mampu atau belum

2.   Seharusnya Ibu-ibu di rumah yang ada kemampun untuk pengajaran materi Alquran dan Hadis kepada anak Islam

3.   Tujuannya agar anak selalu berpikir agar dapat mensalehkan orangtuanya secara timbal balik

4.   Bukan  tugas orangtua mensalehkan anak saja

Sumber Dana

1.   Buka Baitul Mal sumber dananya dari ZIS setempat dengan pengelolaannya secara produtif

2.   Jadi modal dana ZIS jangan dihabisi tetapi hasilnya yang dimanfaatkan

3.   Dana APBN dan APBD

4.   Buka hubungan bilateral ke negara Arab Saudi menjadikan air Zamzam air kemasan

5.   Buka Usaha yang produktif seperti SPBU dana awalnya dari ZIS

Cara Operasinalnya

1.   Pemerintah membuat NPWZIS

2.   Buka Rekening Baitul Mal

3.   Buat sistem pemanfaatannya demi mengkaji Alquran dan Hadis

Kontribusi Pemikiran Konsep Khilafah

( Perspektif Alquran Dan Hadis)

Penyempurnaan Makalah

Seharusnya Pertanyaan  dari Saudaraku Peserta sifatnya sebagai berikut:

g.   memperbaiki bahasa dan isinya

h.   Maunya perbaikannya langsung diberikan solusi yang sebaiknya dengan menyertakan dalil Alquran dan Hadisnya

i.      Jika salah total mohon diberikan alternatif  yang seharusnya

j.      Jika masih ada teori yang lain silakan disampaikan dengan tertulis

k.   Cara ini gunanya untuk cepatnya diselesaikan format Pendidikan khilafah agar bisa diaflikasikan di masa mendatang dan meyakinkan kepada umat bahwa khilafah bukanlah hal yang mustahil dan menakutkan

l.      Khilafah jika diamalkan menguntungkan umat Islam dan umat lain

 

Konsep Khilafah

 

Konsep Dasar Khilafah Perjalanan hidup manusia

11.                     Manusia lahir pada umumnya menangis

12.                     Umat yang menerimanya senyum dan merasa bahagia walaupun anak menangis, bahkan tangisnya menjadi pelipur lara denagn anggapan anak itu sehat rohani dan jasaniinya

13.                     Sebaiknya akhir hidup manusia adalah senyum dikala mau wafat

14.                     Umat yang ditinggalkannya menangis karena mengingat pentingnya dia dalam kehidupan mereka

15.                     Pada perjalanan hidup manusia harus memberikan manfaat kepada alam semesta dan keselamatan di akhirat

16.                     Jika dia pemimpin harus menyelamatkan umat dari murka Alloh dan peka perhatiannya terhadap keadaan umat yang masuk ke ranah kemungkaran dan maksiat

17.                     Rakyat harus taat kepada pemimpin selama pemimpin taat kepada Alloh dan Rosul

18.                     Pedoman hidup bernegara adalah Alquran dan Hadis dalilnya:

 

و حَدَّثَنِي يَحْيَى عَنْ مَالِك عَنْ زَيْدِ بْنِ أَبِي أُنَيْسَةَ عَنْ عَبْدِ الْحَمِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ زَيْدِ بْنِ الْخَطَّابِ أَنَّهُ أَخْبَرَهُ عَنْ مُسْلِمِ بْنِ يَسَارٍ الْجُهَنِيِّ أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ سُئِلَ عَنْ هَذِهِ الْآيَةِ { وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي آدَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُوا بَلَى شَهِدْنَا أَنْ تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَذَا غَافِلِينَ } فَقَالَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُسْأَلُ عَنْهَا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى خَلَقَ آدَمَ ثُمَّ مَسَحَ ظَهْرَهُ بِيَمِينِهِ فَاسْتَخْرَجَ مِنْهُ ذُرِّيَّةً فَقَالَ خَلَقْتُ هَؤُلَاءِ لِلْجَنَّةِ وَبِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ يَعْمَلُونَ ثُمَّ مَسَحَ ظَهْرَهُ فَاسْتَخْرَجَ مِنْهُ ذُرِّيَّةً فَقَالَ خَلَقْتُ هَؤُلَاءِ لِلنَّارِ وَبِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ يَعْمَلُونَ فَقَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَفِيمَ الْعَمَلُ قَالَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ إِذَا خَلَقَ الْعَبْدَ لِلْجَنَّةِ اسْتَعْمَلَهُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى يَمُوتَ عَلَى عَمَلٍ مِنْ أَعْمَالِ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيُدْخِلُهُ رَبُّهُ الْجَنَّةَ وَإِذَا خَلَقَ الْعَبْدَ لِلنَّارِ اسْتَعْمَلَهُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى يَمُوتَ عَلَى عَمَلٍ مِنْ أَعْمَالِ أَهْلِ النَّارِ فَيُدْخِلُهُ رَبُّهُ النَّارَ و حَدَّثَنِي عَنْ مَالِك أَنَّهُ بَلَغَهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ تَرَكْتُ فِيكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا كِتَابَ اللَّهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّهِ

(MALIK - 1395) : Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari Zaid bin Abu Unaisah dari Abdul Hamid bin Abdurrahman bin Zaid bin Al Khattab bahwasanya ia mengabarkan kepadanya, dari Muslim bin Yasar Al Juhani bahwa Umar bin Khattab ditanya ayat ini: '(Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Alloh mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), Kami menjadi saksi". (kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya Kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan) " (Qs. Al A'raf: 172) Umar berkata, "Aku mendengar Rasulullah shallAllohu 'alaihi wasallam ditanya tentang ayat ini, maka beliau menjawab; "Sesungguhnya Alloh Tabaraka Wa Ta'ala menciptakan Adam lalu mengusap punggungnya dengan tangan kanan-Nya, Alloh mengeluarkan darinya beberapa keturunan. Kemudian Dia berfirman; 'Aku ciptakan mereka untuk surga dan mereka beramal dengan amalan ahli surga.' Kemudian Alloh kembali mengusap punggung Adam dan mengeluarkan darinya keturunan. Kemudian Alloh berfirman; 'Aku ciptakan mereka untuk neraka, dan mereka beramal dengan amalan ahli neraka.' Seorang laki-laki lalu bertanya, "Wahai Rasulullah, lalu untuk apa kita beramal?" Rasulullah shallAllohu 'alaihi wasallam menjawab: "Alloh jika menciptakan hamba dari ahli surga, maka Dia memperkerjakannya dengan amalan ahli surga, sehingga ia mati di atas amalan ahli surga, dan kemudian Rabbnya memasukkannya ke surga. Dan jika menciptakan hamba ahli neraka, maka Dia memperkerjakannya dengan amalan ahli neraka hingga dia mati di atas amalan-amalan ahli neraka. Lalu Rabbnya memasukkannya ke neraka." Telah menceritakan kepadaku dari Malik telah sampai kepadanya bahwa Rasulullah shallAllohu 'alaihi wasallam bersabda: "Telah aku tinggalkan untuk kalian, dua perkara yang kalian tidak akan sesat selama kalian berpegang teguh dengan keduanya; Kitabullah dan Sunnah Nabi-Nya."

Penjelasan

d.   Dasar kehidupan Alquran dan Sunnah Rosul

e.    Jika demikian umat manusia maka manusia akan bekerja sesuai dengan rido Alloh

f.     Jika umat lari dari Alquran maka manusia akan terbagi dua ada ahli sorga maka dia akan ekerja sesuai dengan kehendak Alloh dan Rosul yang kedua akan bekerja sesuai dengan kemauannya dan akhirnya mendapat murka Alloh dan menjadi calon ahli neraka

19.                     Jika lari dua pedoman itu maka umat manusia akan buta atau hancur seperti hancurnya orang yang buta dalilnya suroh Thoha ayat 123-125:

tA$s% $sÜÎ7÷d$# $yg÷YÏB $JèÏHsd ( öNä3àÒ÷èt/ CÙ÷èt7Ï9 Arßtã ( $¨BÎ*sù Nà6¨ZtÏ?ù'tƒ ÓÍh_ÏiB Wèd Ç`yJsù yìt7©?$# y#yèd Ÿxsù @ÅÒtƒ Ÿwur 4s+ô±o ÇÊËÌÈ   ô`tBur uÚtôãr& `tã ̍ò2ÏŒ ¨bÎ*sù ¼ã&s! Zpt±ŠÏètB %Z3Y|Ê ¼çnãà±øtwUur uQöqtƒ ÏpyJ»uŠÉ)ø9$# 4yJôãr& ÇÊËÍÈ   tA$s% Éb>u zOÏ9 ûÓÍ_s?÷Ž|³ym 4yJôãr& ôs%ur àMZä. #ZŽÅÁt/ ÇÊËÎÈ  

123. Alloh berfirman: "Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu Barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.

124. dan Barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, Maka Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam Keadaan buta".

125. berkatalah ia: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam Keadaan buta, Padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?"

Penjelsan

d.    Jika manusia jauh dari Alquran dan Hadis maka akan gelap tidak tahu arah kehidupan yang baik dan jauh hidup tidak ada kendali akhirnya penuh kendala yang bertubi-tubi tanpa tahu solusinya

e.     Perumpamaannya seperti orang yang buta, yang buta tidak tahu arah kehidupan yang baik dan tidak tahu mengarahkan orang yang sesat dan menyesatkan

f.      Akhirnya satu problem akan menambah problema

20.                      

Proses Khilafah

 

10.                     Sumber Daya Manusianya harus mempunyai pengetahuan yang handal dalam bidangnya atau skil yang bermanfaat dalam kihidupan pada masanya

Dalilnya suroh al-Isro’ ayat 84-86:

ö@è% @@à2 ã@yJ÷ètƒ 4n?tã ¾ÏmÏFn=Ï.$x© öNä3š/tsù ãNn=÷ær& ô`yJÎ/ uqèd 3y÷dr& WxÎ6y ÇÑÍÈ   štRqè=t«ó¡our Ç`tã Çyr9$# ( È@è% ßyr9$# ô`ÏB ̍øBr& În1u !$tBur OçFÏ?ré& z`ÏiB ÉOù=Ïèø9$# žwÎ) WxŠÎ=s% ÇÑÎÈ   ûÈõs9ur $oYø¤Ï© ¨ûtùydõuZs9 üÏ%©!$$Î/ !$uZøŠym÷rr& y7øs9Î) §NèO Ÿw ßÅgrB y7s9 ¾ÏmÎ/ $uZøŠn=tã ¸xÅ2ur ÇÑÏÈ  

84. Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya[867] masing-masing". Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalan-Nya.

85. dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah: "Ruh itu Termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit".

86. dan Sesungguhnya jika Kami menghendaki, niscaya Kami lenyapkan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu, dan dengan pelenyapan itu, kamu tidak akan mendapatkan seorang pembelapun terhadap Kami,

 

[867] Termasuk dalam pengertian keadaan disini ialah tabiat dan pengaruh alam sekitarnya.

Maksudnya skil yang dapat mensesuaikan Alquran dan Hadis dengan alam sekitarnya di mana dia hidup sebagai individu secara khusus dan kehidupan sosial secara umum agar tercapai keridoan Alloh swt.

 

Penjelasan

i.       Maksud ar-ruh adalah Malaikat Jibril, karena kata ar-ruh di berbagi ayat artinya Malaikat Jibril kenapa ar-ruh dalam ayat ini banyak orang mengartikannya ruh atau nywa manusia yang mati tetapi tidak ikut nyawa yang masih hidup dan ayang akan lahir atau bakal mau hidup

j.       Di ujung ayat ditantang dengan kata ilmu yang sedikit, sebenarnya umat manusia dituntut memiliki satu disiplin ilmu yang kecil dari satu displin satu ilmu, misalnya ilmu Alquran tetang syariat saja satu disiplin dari isi Alquran yaitu syariat, ktuhanan dan kissah

k.    Analisa ini dikuatkan ayat 86 di atas yaitu ilmu tentang wahyu

l.       Malaikat urusan wahyu adalah Malaikat Jibril

m.  Malaikat Jibril masih memiliki tugas menyampaikan wahyu kepada umat manusia agar taqorrub kepada Alloh swt dalilnya;

#tAr& ãøBr& «!$# Ÿxsù çnqè=Éf÷ètGó¡n@ 4 ¼çmoY»ysö7ß 4n?»yès?ur $£Jtã šcqä.ÎŽô³ç ÇÊÈ   ãAÍit\ムsps3Í´¯»n=yJø9$# Çyr9$$Î/ ô`ÏB ¾Ín̍øBr& 4n?tã `tB âä!$t±o ô`ÏB ÿ¾ÍnÏŠ$t6Ïã ÷br& (#ÿrâÉRr& ¼çm¯Rr& Iw tm»s9Î) HwÎ) O$tRr& Èbqà)¨?$$sù

1. telah pasti datangnya ketetapan Alloh[818] Maka janganlah kamu meminta agar disegerakan (datang) nya. Maha suci Alloh dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan.

2. Dia menurunkan Para Malaikat dengan (membawa) wahyu dengan perintah-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya, Yaitu: "Peringatkanlah olehmu sekalian, bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, Maka hendaklah kamu bertakwa kepada-Ku".

[818] Ketetapan Alloh di sini ialah hari kiamat yang telah diancamkan kepada orang-orang musyrikin.

 

n.    Kata ruh pada awal meniupkannya dalilnya:

øŒÎ) tA$s% y7/u Ïps3Í´¯»n=yJù=Ï9 ÎoTÎ) 7,Î=»yz #ZŽ|³o0 `ÏiB &ûüÏÛ ÇÐÊÈ   #sŒÎ*sù ¼çmçG÷ƒ§qy àM÷xÿtRur ÏmŠÏù `ÏB ÓÇrr (#qãès)sù ¼çms9 tûïÏÉf»y ÇÐËÈ   yyf|¡sù èps3Í´¯»n=yJø9$# öNßg=à2 tbqãèuHødr& ÇÐÌÈ   HwÎ) }§ŠÎ=ö/Î) uŽy9õ3tFó$# tb%x.ur z`ÏB tûï͍Ïÿ»s3ø9$# ÇÐÍÈ   tA$s% ߧŠÎ=ö/Î*¯»tƒ $tB y7yèuZtB br& yàfó¡n@ $yJÏ9 àMø)n=yz £yuÎ/ ( |N÷Žy9õ3tGór& ÷Pr& |MZä. z`ÏB tû,Î!$yèø9$# ÇÐÎÈ   tA$s% O$tRr& ׎öyz çm÷ZÏiB ( ÓÍ_tFø)n=yz `ÏB 9$¯R ¼çmtGø)n=yzur `ÏB &ûüÏÛ ÇÐÏÈ   tA$s% ólã÷z$$sù $pk÷]ÏB y7¯RÎ*sù ×LìÅ_u ÇÐÐÈ   ¨bÎ)ur y7øn=tã ûÓÉLuZ÷ès9 4n<Î) ÏQöqtƒ ÈûïÏd9$# ÇÐÑÈ   tA$s% Éb>u þÎTöÏàRr'sù 4n<Î) ÏQöqtƒ tbqèWyèö7ムÇÐÒÈ   tA$s% y7¯RÎ*sù z`ÏB tûï̍sàZßJø9$# ÇÑÉÈ   4n<Î) ÏQöqtƒ ÏMø%uqø9$# ÏQqè=÷èyJø9$# ÇÑÊÈ   tA$s% y7Ï?¨ÏèÎ6sù öNßg¨ZtƒÈqøî_{ tûüÏèuHødr& ÇÑËÈ   žwÎ) x8yŠ$t7Ïã ãNßg÷YÏB šúüÅÁn=øÜßJø9$# ÇÑÌÈ  

71. (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat: "Sesungguhnya aku akan menciptakan manusia dari tanah".

72. Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)Ku; Maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadaNya".

73. lalu seluruh Malaikat-Malaikat itu bersujud semuanya,

74. kecuali Iblis; Dia menyombongkan diri dan adalah Dia termasuk orang-orang yang kafir.

75. Alloh berfirman: "Hai iblis, Apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?".

76.Iblis berkata: "Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah".

77. Alloh berfirman: "Maka keluarlah kamu dari surga; Sesungguhnya kamu adalah orang yang terkutuk,

78. Sesungguhnya kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan".

79.Iblisberkata: "Ya Tuhanku, beri tangguhlah aku sampai hari mereka dibangkitkan".

80. Alloh berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh,

81. sampai kepada hari yang telah ditentukan waktunya (hari kiamat)".

82.Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya,

83. kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka[1304].

[1304] Yang dimaksud dengan mukhlis ialah orang-orang yang telah diberi taufiq untuk mentaati segala petunjuk dan perintah Alloh swt.

Kemudian Hadis Rosul menjelaskan proses kejadian manusia dalam rahim wanita dalilnya:

حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ قَالَ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي بَكْرٍ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ وَكَّلَ بِالرَّحِمِ مَلَكًا يَقُولُ يَا رَبِّ نُطْفَةٌ يَا رَبِّ عَلَقَةٌ يَا رَبِّ مُضْغَةٌ فَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَقْضِيَ خَلْقَهُ قَالَ أَذَكَرٌ أَمْ أُنْثَى شَقِيٌّ أَمْ سَعِيدٌ فَمَا الرِّزْقُ وَالْأَجَلُ فَيُكْتَبُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ

(BUKHARI - 307) : Telah menceritakan kepada kami Musaddad berkata, telah menceritakan kepada kami Hammad dari 'Ubaidullah bin Abu Bakar dari Anas bin Malik dari Nabi shallAllohu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Sesungguhnya Alloh Ta'ala menugaskan satu Malaikat dalam rahim seseorang. Malaikat itu berkata, 'Ya Rabb, (sekarang baru) sperma. Ya Rabb, segumpal darah!, Ya Rabb, segumpal daging! ' Maka apabila Alloh berkehendak menetapkan ciptaan-Nya, Malaikat itu bertanya, 'Apakah laki-laki atau wanita, celaka atau bahagia, bagaimana dengan rizki dan ajalnya? ' Maka ditetapkanlah ketentuan takdirnya selagi berada dalam perut ibunya."

 

o.    Kata ruh manusia selanjutnya dipakai istilah dalam Alquran adalah an-Nafs atau al-maut dalilnya:

@ä. <§øÿtR èps)ͬ!#sŒ ÏNöqpRùQ$# 3 $yJ¯RÎ)ur šcöq©ùuqè? öNà2uqã_é& tPöqtƒ ÏpyJ»uŠÉ)ø9$# ( `yJsù yyÌômã Ç`tã Í$¨Y9$# Ÿ@Åz÷Šé&ur sp¨Yyfø9$# ôs)sù y$sù 3 $tBur äo4quŠyÛø9$# !$u÷R$!$# žwÎ) ßì»tFtB Írãäóø9$# ÇÊÑÎÈ  

185. tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. dan Sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam sorga, Maka sungguh ia telah beruntung. kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.

 

p.     

 

 

11.                     Manusia yang memiliki skil wajib mengajarkannya kepada orang lainnya dalam bimbingan Alquran dan Hadis dalilnya suroh al-Baqoroh ayat 31-32:

zN¯=tæur tPyŠ#uä uä!$oÿôœF{$# $yg¯=ä. §NèO öNåkyÎztä n?tã Ïps3Í´¯»n=yJø9$# tA$s)sù ÎTqä«Î6/Rr& Ïä!$yJór'Î/ ÏäIwàs¯»yd bÎ) öNçFZä. tûüÏ%Ï»|¹ ÇÌÊÈ   (#qä9$s% y7oY»ysö6ß Ÿw zNù=Ïæ !$uZs9 žwÎ) $tB !$oYtFôJ¯=tã ( y7¨RÎ) |MRr& ãLìÎ=yèø9$# ÞOŠÅ3ptø:$# ÇÌËÈ  

31. dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!"

32. mereka menjawab: "Maha suci Engkau, tidak ada yang Kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana[35]."

[35] Sebenarnya terjemahan hakim dengan Maha Bijaksana kurang tepat, karena arti hakim ialah: yang mempunyai hikmah. Hikmah ialah penciptaan dan penggunaan sesuatu sesuai dengan sifat, guna dan faedahnya. di sini diartikan dengan Maha Bijaksana karena dianggap arti tersebut hampir mendekati arti Hakim.

Hakim itu mampu langsung mempraktekkan ilmunya dengan permasalahan umat yang beragam

 

12.                     Nabi Adam muridnya adalah Malaikat, maka Malaikat mau turun ke Bumi untuk mengawani Gurunya yang mulia di sisi Alloh swt. Walupun dia tidak bersalah. Dalilnya suroh al-Baqoroh ayat 36:

$yJßg©9yr'sù ß`»sÜø¤±9$# $pk÷]tã $yJßgy_t÷zr'sù $£JÏB $tR%x. ÏmŠÏù ( $uZù=è%ur (#qäÜÎ7÷d$# ö/ä3àÒ÷èt/ CÙ÷èt7Ï9 Arßtã ( ö/ä3s9ur Îû ÇÚöF{$# @s)tGó¡ãB ìì»tFtBur 4n<Î) &ûüÏm ÇÌÏÈ  

36. lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu[38] dan dikeluarkan dari Keadaan semula[39] dan Kami berfirman: "Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan."

 

[38] Adam dan hawa dengan tipu daya syaitan memakan buah pohon yang dilarang itu, yang mengakibatkan keduanya keluar dari surga, dan Alloh menyuruh mereka turun ke dunia. yang dimaksud dengan syaitan di sini ialahIblisyang disebut dalam surat Al Baqarah ayat 34 di atas.

[39] Maksud Keadaan semula ialah kenikmatan, kemewahan dan kemuliaan hidup dalam surga.

13.                       Turunnya Adam ke Bumi sebagai Kholifah diberikan pedoman hidup yang disebut Hudan. Dalilnya suroh al-Baqoroh ayat 38:

$oYù=è% (#qäÜÎ7÷d$# $pk÷]ÏB $YèŠÏHsd ( $¨BÎ*sù Nä3¨YtÏ?ù'tƒ ÓÍh_ÏiB Wèd `yJsù yìÎ7s? y#yèd Ÿxsù ì$öqyz öNÍköŽn=tæ Ÿwur öNèd tbqçRtøts ÇÌÑÈ  

38. Kami berfirman: "Turunlah kamu semuanya dari surga itu! kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, Maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati".

14.                       Kenapa Malaikat guru manusia? Jawabannya karena Malaikat adalah makhluk Alloh yang selalu taat atas tugas yang diamanahkan kepadanya dalilinya suroh at-Tahrim ayat 6:

$pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#þqè% ö/ä3|¡àÿRr& ö/ä3Î=÷dr&ur #Y$tR $ydߊqè%ur â¨$¨Z9$# äou$yfÏtø:$#ur $pköŽn=tæ îps3Í´¯»n=tB ÔâŸxÏî ׊#yÏ© žw tbqÝÁ÷ètƒ ©!$# !$tB öNèdttBr& tbqè=yèøÿtƒur $tB tbrâsD÷sムÇÏÈ  

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya Malaikat-Malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Alloh terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

15.                       Makanya syarat utama guru adalah yang taat kepada Alloh dan Rasulnya dan tidak mau mendurhakai ajaran-Nya

16.                       Sekarang hudan itu adalah Alquran dan Hadis Rosul saw. Tugas Rosul meyampaikan kepada Umat manusia dalilnya suroh al-Baqoroh ayat 151-152:

!$yJx. $uZù=yör& öNà6Ïù Zwqßu öNà6ZÏiB (#qè=÷Gtƒ öNä3øn=tæ $oYÏG»tƒ#uä öNà6ŠÏj.tãƒur ãNà6ßJÏk=yèãƒur |=»tGÅ3ø9$# spyJò6Ïtø:$#ur Nä3ßJÏk=yèãƒur $¨B öNs9 (#qçRqä3s? tbqßJn=÷ès? ÇÊÎÊÈ   þÎTrãä.øŒ$$sù öNä.öä.øŒr& (#rãà6ô©$#ur Í< Ÿwur Èbrãàÿõ3s? ÇÊÎËÈ  

151. sebagaimana (kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul di antara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.

152. karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat (pula) kepadamu[98], dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.

[98] Maksudnya: aku limpahkan rahmat dan ampunan-Ku kepadamu.

Ampunan itu masih diterima Alloh selama umat manusia mau berusaha kembali Alquran dan Hadis

Dan suroh al-Jumu’ah ayat 2:

uqèd Ï%©!$# y]yèt/ Îû z`¿ÍhÏiBW{$# Zwqßu öNåk÷]ÏiB (#qè=÷Ftƒ öNÍköŽn=tã ¾ÏmÏG»tƒ#uä öNÍkŽÏj.tãƒur ãNßgßJÏk=yèãƒur |=»tGÅ3ø9$# spyJõ3Ïtø:$#ur bÎ)ur (#qçR%x. `ÏB ã@ö6s% Å"s9 9@»n=|Ê &ûüÎ7B ÇËÈ  

2.Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka kitab dan Hikmah (As Sunnah). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata,

 

Penjelasan

c.     Jadi tugas guru itu menyampaikan Alquran dan Hadis Rasulnya sampai umat tidak menjadikan pedoman hidupnya selain keduanya

d.    Maksud al-Ummiyiin adalah yang tidak pernah menerima kitab dari Nabi yang sebelumnya maka mereka tidak mengetahui mana yang baik dan mana yang salah dalilnya:

öNåk÷]ÏBur tbqÏiBé& Ÿw šcqßJn=ôètƒ |=»tGÅ3ø9$# HwÎ) ¥ÎT$tBr& ÷bÎ)ur öNèd žwÎ) tbqZÝàtƒ ÇÐÑÈ   ×@÷ƒuqsù tûïÏ%©#Ïj9 tbqç7çFõ3tƒ |=»tGÅ3ø9$# öNÍkÏ÷ƒr'Î/ §NèO tbqä9qà)tƒ #x»yd ô`ÏB ÏYÏã «!$# (#rçŽtIô±uŠÏ9 ¾ÏmÎ/ $YYyJrO WxŠÎ=s% ( ×@÷ƒuqsù Nßg©9 $£JÏiB ôMt6tGŸ2 öNÍgƒÏ÷ƒr& ×@÷ƒurur Nßg©9 $£JÏiB tbqç7Å¡õ3tƒ ÇÐÒÈ  

78. dan diantara mereka ada yang buta huruf, tidak mengetahui Al kitab (Taurat), kecuali dongengan bohong belaka dan mereka hanya menduga-duga[67].

79. Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al-Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya; "Ini dari Alloh", (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang mereka kerjakan.

[67] Kebanyakan bangsa Yahudi itu buta huruf, dan tidak mengetahui isi Taurat selain dari dongeng-dongeng yang diceritakan pendeta-pendeta mereka.

Maksud al-ummi yang buta huruf terhadap Taurot. Jadi ummatnya yang buta huruf bukan Nabi Muhammad. Tetapi Nabi Muhammad diutus untuk memberantas kebutaan terhadap Alquran dan Hadis. Karena Alquran dan Hadis menyempurnakan kitab sebelumnya

17.                       Jadi akhir proses khilafah mengusahakan umat manusia tunduk dan sabar terhadap ajaran Alquran dan Sunnah Nabi dalilnya;

$¯RÎ) ß`øtwU $uZø9¨tR y7øn=tã tb#uäöà)ø9$# WxƒÍ\s? ÇËÌÈ   ÷ŽÉ9ô¹$$sù È/õ3ßÛÏ9 y7În/u Ÿwur ôìÏÜè? öNåk÷]ÏB $¸JÏO#uä ÷rr& #Yqàÿx. ÇËÍÈ   ̍ä.øŒ$#ur zNó$# y7În/u Zotõ3ç/ WxϹr&ur ÇËÎÈ  

23. Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al Quran kepadamu (hai Muhammad) dengan berangsur-angsur.

24. Maka bersabarlah kamu untuk (melaksanakan) ketetapan Tuhanmu, dan janganlah kamu ikuti orang yang berdosa dan orang yang kafir di antara mereka.

25. dan sebutlah nama Tuhanmu pada (waktu) pagi dan petang.

 

 

18.                        

Format Khilafah

Syarat Kholifah

4.    Pilihlah Kholifah yang taat jadi Kholifah dalilnya suroh an-Nahl ayat 120-121

Suroh at-Taubah ayat 128-129:

ôs)s9 öNà2uä!%y` Ñ^qßu ô`ÏiB öNà6Å¡àÿRr& îƒÍtã Ïmøn=tã $tB óOšGÏYtã ëȃ̍ym Nà6øn=tæ šúüÏZÏB÷sßJø9$$Î/ Ô$râäu ÒOŠÏm§ ÇÊËÑÈ   bÎ*sù (#öq©9uqs? ö@à)sù š_É<ó¡ym ª!$# Iw tm»s9Î) žwÎ) uqèd ( Ïmøn=tã àMù=ž2uqs? ( uqèdur >u ĸöyèø9$# ÉOŠÏàyèø9$# ÇÊËÒÈ  

128. sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, Amat belas kasihan lagi Penyayang terhadap orang-orang mukmin.

129. jika mereka berpaling (dari keimanan), Maka Katakanlah: "Cukuplah Alloh bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki 'Arsy yang agung".

5.    Hapal Alquran dan Hadis sebanyak mungkin, paham makna dan aplikasinya dalam bernegara dan hubungan antar negara

Kesimpulan

Syarat Kholifah

h. Peka perhatiannya terhadap penderitaan umat yang dia pimpin

i.    Sangat menginginkan keimanan umat yang kuat

j.    Belas kasihan terhadap umat yang taat

k. Tawakkalnya terhadap Alloh sangat baik

l.    Menindak umat yang tidak taat terhadap Alquran dan Hadis seadil-adilnya baik terhadap dirinya dan kirabatnya sendiri

m.               Hapal Alquran dan Hadis serta paham maknanya dan sudah memiliki konsep visi dan missi hukum yang mantap dan sudah diseminarkan dengan para ahlinya yang akan dijalankan

n.  

6.    Pemimpin yang siap miskin:

5.    Buktinya rumah  Rasul di samping masjid, setelah isterinya wafat menjadi milik masjid buktinya sampai sekarang makam Rasul menjadi masjid Nabawi

6.    Nabi wafat tidak ada harta warisan yang akan dibagi

7.    Keluarga walaupun miskin tidak berhak menerima zakat dan pengurus zakat dalilnya:

 

حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ أَسْمَاءَ الضُّبَعِيُّ حَدَّثَنَا جُوَيْرِيَةُ عَنْ مَالِكٍ عَنْ الزُّهْرِيِّ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ نَوْفَلِ بْنِ الْحَارِثِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ حَدَّثَهُ أَنَّ عَبْدَ الْمُطَّلِبِ بْنَ رَبِيعَةَ بْنِ الْحَارِثِ حَدَّثَهُ قَالَ اجْتَمَعَ رَبِيعَةُ بْنُ الْحَارِثِ وَالْعَبَّاسُ بْنُ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ فَقَالَا وَاللَّهِ لَوْ بَعَثْنَا هَذَيْنِ الْغُلَامَيْنِ قَالَا لِي وَلِلْفَضْلِ بْنِ عَبَّاسٍ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَكَلَّمَاهُ فَأَمَّرَهُمَا عَلَى هَذِهِ الصَّدَقَاتِ فَأَدَّيَا مَا يُؤَدِّي النَّاسُ وَأَصَابَا مِمَّا يُصِيبُ النَّاسُ قَالَ فَبَيْنَمَا هُمَا فِي ذَلِكَ جَاءَ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ فَوَقَفَ عَلَيْهِمَا فَذَكَرَا لَهُ ذَلِكَ فَقَالَ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ لَا تَفْعَلَا فَوَاللَّهِ مَا هُوَ بِفَاعِلٍ فَانْتَحَاهُ رَبِيعَةُ بْنُ الْحَارِثِ فَقَالَ وَاللَّهِ مَا تَصْنَعُ هَذَا إِلَّا نَفَاسَةً مِنْكَ عَلَيْنَا فَوَاللَّهِ لَقَدْ نِلْتَ صِهْرَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَمَا نَفِسْنَاهُ عَلَيْكَ قَالَ عَلِيٌّ أَرْسِلُوهُمَا فَانْطَلَقَا وَاضْطَجَعَ عَلِيٌّ قَالَ فَلَمَّا صَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الظُّهْرَ سَبَقْنَاهُ إِلَى الْحُجْرَةِ فَقُمْنَا عِنْدَهَا حَتَّى جَاءَ فَأَخَذَ بِآذَانِنَا ثُمَّ قَالَ أَخْرِجَا مَا تُصَرِّرَانِ ثُمَّ دَخَلَ وَدَخَلْنَا عَلَيْهِ وَهُوَ يَوْمَئِذٍ عِنْدَ زَيْنَبَ بِنْتِ جَحْشٍ قَالَ فَتَوَاكَلْنَا الْكَلَامَ ثُمَّ تَكَلَّمَ أَحَدُنَا فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَنْتَ أَبَرُّ النَّاسِ وَأَوْصَلُ النَّاسِ وَقَدْ بَلَغْنَا النِّكَاحَ فَجِئْنَا لِتُؤَمِّرَنَا عَلَى بَعْضِ هَذِهِ الصَّدَقَاتِ فَنُؤَدِّيَ إِلَيْكَ كَمَا يُؤَدِّي النَّاسُ وَنُصِيبَ كَمَا يُصِيبُونَ قَالَ فَسَكَتَ طَوِيلًا حَتَّى أَرَدْنَا أَنْ نُكَلِّمَهُ قَالَ وَجَعَلَتْ زَيْنَبُ تُلْمِعُ عَلَيْنَا مِنْ وَرَاءِ الْحِجَابِ أَنْ لَا تُكَلِّمَاهُ قَالَ ثُمَّ قَالَ إِنَّ الصَّدَقَةَ لَا تَنْبَغِي لِآلِ مُحَمَّدٍ إِنَّمَا هِيَ أَوْسَاخُ النَّاسِ ادْعُوَا لِي مَحْمِيَةَ وَكَانَ عَلَى الْخُمُسِ وَنَوْفَلَ بْنَ الْحَارِثِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ قَالَ فَجَاءَاهُ فَقَالَ لِمَحْمِيَةَ أَنْكِحْ هَذَا الْغُلَامَ ابْنَتَكَ لِلْفَضْلِ بْنِ عَبَّاسٍ فَأَنْكَحَهُ وَقَالَ لِنَوْفَلِ بْنِ الْحَارِثِ أَنْكِحْ هَذَا الْغُلَامَ ابْنَتَكَ لِي فَأَنْكَحَنِي وَقَالَ لِمَحْمِيَةَ أَصْدِقْ عَنْهُمَا مِنْ الْخُمُسِ كَذَا وَكَذَا قَالَ الزُّهْرِيُّ وَلَمْ يُسَمِّهِ لِي حَدَّثَنَا هَارُونُ بْنُ مَعْرُوفٍ حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ أَخْبَرَنِي يُونُسُ بْنُ يَزِيدَ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْحَارِثِ بْنِ نَوْفَلٍ الْهَاشِمِيِّ أَنَّ عَبْدَ الْمُطَّلِبِ بْنَ رَبِيعَةَ بْنِ الْحَارِثِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ أَخْبَرَهُ أَنَّ أَبَاهُ رَبِيعَةَ بْنَ الْحَارِثِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ وَالْعَبَّاسَ بْنَ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ قَالَا لِعَبْدِ الْمُطَّلِبِ بْنِ رَبِيعَةَ وَلِلْفَضْلِ بْنِ عَبَّاسٍ ائْتِيَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَسَاقَ الْحَدِيثَ بِنَحْوِ حَدِيثِ مَالِكٍ وَقَالَ فِيهِ فَأَلْقَى عَلِيٌّ رِدَاءَهُ ثُمَّ اضْطَجَعَ عَلَيْهِ وَقَالَ أَنَا أَبُو حَسَنٍ الْقَرْمُ وَاللَّهِ لَا أَرِيمُ مَكَانِي حَتَّى يَرْجِعَ إِلَيْكُمَا ابْنَاكُمَا بِحَوْرِ مَا بَعَثْتُمَا بِهِ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالَ فِي الْحَدِيثِ ثُمَّ قَالَ لَنَا إِنَّ هَذِهِ الصَّدَقَاتِ إِنَّمَا هِيَ أَوْسَاخُ النَّاسِ وَإِنَّهَا لَا تَحِلُّ لِمُحَمَّدٍ وَلَا لِآلِ مُحَمَّدٍ وَقَالَ أَيْضًا ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ادْعُوَا لِي مَحْمِيَةَ بْنَ جَزْءٍ وَهُوَ رَجُلٌ مِنْ بَنِي أَسَدٍ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَعْمَلَهُ عَلَى الْأَخْمَاسِ

(MUSLIM - 1784) : telah menceritakan kepadaku Abdullah bin Muhammad bin Asma Adl Dluba'i telah menceritakan kepada kami Juwairiyah dari Malik dari Az Zuhri bahwa Abdullah bin Naufal bin Al Harits bin Abdul Muthalib telah menceritakan kepadanya bahwa Abdul Muthallib bin Rabi'ah bin Al Harits telah menceritakan kepadanya, ia berkata; Rabi'ah bin Al Harits dan Al Abbas bin Abdul Muthalib, maka keduanya berkata, "Demi Alloh, sebaiknya kita utus dua anak ini (kata Abdul Muthalib bin Rabi'ah. Dua anak tersebut adalah aku dan Al Fadl bin Abbas) kepada Rasulullah shallAllohu 'alaihi wasallam, agar keduanya memohon kepada beliau untuk diperintahkan memungut zakat. Lalu keduanya melaksanakan tugasnya sebagaimana orang lain, dan memperoleh apa yang diperoleh oleh orang lain." Ketika mereka masih berbincang-bincang, tiba-tiba Ali bin Abu Thalib datang dan berhenti di dekat keduanya. Lalu kedua orang itu pun menuturkannya kepada Ali bin Abi Thalib. Maka Ali berkata, "Jangan lakukan itu, demi Alloh beliau tidak akan memperkenankan hal itu." kemudian Rabi'ah bin Al Harits berpaling dari Ali dan berkata, "Demi Alloh, kamu tidaklah melakukan ini (larangan ini), kecuali kamu merasa bersaing dengan kami. Demi Alloh, kami tidak bersaing denganmu, karena kamu telah diambil menantu oleh Rasulullah shallAllohu 'alaihi wasallam." Ali berkata, "Silahkan utus kedua anak itu." lalu kedua anak itu pun pergi, sementara Ali berbaring. Abdul Muthalib bin Rabi'ah berkata; Ketika Rasulullah shallAllohu 'alaihi wasallam shalat Zhuhur, kami mendahului beliau menuju kamar, lalu kami berdiri di balik kamar itu, hingga beliau datang, kemudian beliau mempersilahkan kami masuk, lalu bersabda: "Ungkapkan apa saja yang kalian inginkan dalam hati kalian." kemudian beliau masuk, kami pun turut masuk, yang saat itu, beliau berada di tempat Zainab binti Jahsyi. Maka kami pun saling diam, lalu salah seorang dari kami berkata, "Wahai Rasulullah, Anda adalah orang yang paling baik dan paling akrab dengan orang lain. Kami sudah saatnya menikah, kami datang agar Anda menugaskan kami untuk menarik sebagian zakat, lalu kami laksanakan dan kami mendapat jatah seperti orang lain." Abdul Muthalib bin Rabi'ah berkata; Lalu Rasulullah shallAllohu 'alaihi wasallam terdiam lama, sehingga kami ingin bicara kepada beliau. Dan tiba-tiba Zainab muncul di antara kami dari balik tabir, (katanya), "Janganlah kalian berdua berbicara pada beliau." Setelah itu, Rasulullah shallAllohu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya zakat itu tidak diperkenankan untuk keluarga Muhammad, karena Zakat adalah kotoran manusia, panggilkan Mahmiyyah (mengurus seperlima dari harta rampasan perang) dan Naufal bin Al Harits bin Abdul Muthalib!" Abdul Muthalib bin Rabi'ah berkata; Lalu keduanya pun datang menghadap Rasulullah shallAllohu 'alaihi wasallam, dan beliau bersabda kepada keduanya: "Nikahkanlah anak perempuanmu dengan laki-laki ini (yang dimaksud adalah Fadl bin Abbas)." Maka Mahmiyah pun menikahkannya. Kemudian beliau bersabda kepada Naufal bin Harits, "Nikahkahkanlah anak perempuanmu dengan anak laki-laki ini (maksudnya Abdul Muthalib bin Rabi'ah)." maka Naufal menikahkanku. Beliau berkata kepada kepada Mahmiyah: "Berikanlah sebagian dari jatah seperlima harta rampasan perang kepada dua anak laki-laki ini sekian dan sekian." Az Zuhri berkata; "Ia tidak menyebutkannya." Telah menceritakan kepada kami Harun bin Ma'ruf telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb telah mengabarkan kepadaku Yunus bin Yazid dari Ibnu Syihab dari Abdullah bin Harits bin Naufal Al Hasyimi bahwa Abdul Muthalib bin Rabi'ah bin Al Harits bin Abdul Muthalib telah mengabarkan kepadanya bahwa bapaknya Rabi'ah bin Al Harits bin Abdul Muthalib dan Al Abbas bin Abdul Muthalib berkata kepada Abdul Muthalib bin Rabi'ah dan juga kepada Al Fadll bin Abbas, "Datangilah Rasulullah shallAllohu 'alaihi wasallam…" dan ia pun menyebutkan hadits sebagaimana hadits Malik. Dan di dalamnya ia juga mengatkan;

 

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ صَالِحٍ حَدَّثَنَا عَنْبَسَةُ حَدَّثَنَا يُونُسُ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ أَخْبَرَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْحَارِثِ ابْنِ نَوْفَلٍ الْهَاشِمِيُّ أَنَّ عَبْدَ الْمُطَّلِبِ بْنَ رَبِيعَةَ بْنِ الْحَارِثِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ أَخْبَرَهُ أَنَّ أَبَاهُ رَبِيعَةَ بْنَ الْحَارِثِ وَعَبَّاسَ بْنَ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ قَالَا لِعَبْدِ الْمُطَّلِبِ بْنِ رَبِيعَةَ وَلِلْفَضْلِ بْنِ عَبَّاسٍ ائْتِيَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُولَا لَهُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَدْ بَلَغْنَا مِنْ السِّنِّ مَا تَرَى وَأَحْبَبْنَا أَنْ نَتَزَوَّجَ وَأَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَبَرُّ النَّاسِ وَأَوْصَلُهُمْ وَلَيْسَ عِنْدَ أَبَوَيْنَا مَا يُصْدِقَانِ عَنَّا فَاسْتَعْمِلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ عَلَى الصَّدَقَاتِ فَلْنُؤَدِّ إِلَيْكَ مَا يُؤَدِّي الْعُمَّالُ وَلْنُصِبْ مَا كَانَ فِيهَا مِنْ مَرْفَقٍ قَالَ فَأَتَى عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ وَنَحْنُ عَلَى تِلْكَ الْحَالِ فَقَالَ لَنَا إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا وَاللَّهِ لَا نَسْتَعْمِلُ مِنْكُمْ أَحَدًا عَلَى الصَّدَقَةِ فَقَالَ لَهُ رَبِيعَةُ هَذَا مِنْ أَمْرِكَ قَدْ نِلْتَ صِهْرَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمْ نَحْسُدْكَ عَلَيْهِ فَأَلْقَى عَلِيٌّ رِدَاءَهُ ثُمَّ اضْطَجَعَ عَلَيْهِ فَقَالَ أَنَا أَبُو حَسَنٍ الْقَرْمُ وَاللَّهِ لَا أَرِيمُ حَتَّى يَرْجِعَ إِلَيْكُمَا ابْنَايَ بِجَوَابِ مَا بَعَثْتُمَا بِهِ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ عَبْدُ الْمُطَّلِبِ فَانْطَلَقْتُ أَنَا وَالْفَضْلُ إِلَى بَابِ حُجْرَةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى نُوَافِقَ صَلَاةَ الظُّهْرِ قَدْ قَامَتْ فَصَلَّيْنَا مَعَ النَّاسِ ثُمَّ أَسْرَعْتُ أَنَا وَالْفَضْلُ إِلَى بَابِ حُجْرَةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَوْمَئِذٍ عِنْدَ زَيْنَبَ بِنْتِ جَحْشٍ فَقُمْنَا بِالْبَابِ حَتَّى أَتَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَخَذَ بِأُذُنِي وَأُذُنِ الْفَضْلِ ثُمَّ قَالَ أَخْرِجَا مَا تُصَرِّرَانِ ثُمَّ دَخَلَ فَأَذِنَ لِي وَلِلْفَضْلِ فَدَخَلْنَا فَتَوَاكَلْنَا الْكَلَامَ قَلِيلًا ثُمَّ كَلَّمْتُهُ أَوْ كَلَّمَهُ الْفَضْلُ قَدْ شَكَّ فِي ذَلِكَ عَبْدُ اللَّهِ قَالَ كَلَّمَهُ بِالْأَمْرِ الَّذِي أَمَرَنَا بِهِ أَبَوَانَا فَسَكَتَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَاعَةً وَرَفَعَ بَصَرَهُ قِبَلَ سَقْفِ الْبَيْتِ حَتَّى طَالَ عَلَيْنَا أَنَّهُ لَا يَرْجِعُ إِلَيْنَا شَيْئًا حَتَّى رَأَيْنَا زَيْنَبَ تَلْمَعُ مِنْ وَرَاءِ الْحِجَابِ بِيَدِهَا تُرِيدُ أَنْ لَا تَعْجَلَا وَإِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي أَمْرِنَا ثُمَّ خَفَضَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأْسَهُ فَقَالَ لَنَا إِنَّ هَذِهِ الصَّدَقَةَ إِنَّمَا هِيَ أَوْسَاخُ النَّاسِ وَإِنَّهَا لَا تَحِلُّ لِمُحَمَّدٍ وَلَا لِآلِ مُحَمَّدٍ ادْعُوا لِي نَوْفَلَ بْنَ الْحَارِثِ فَدُعِيَ لَهُ نَوْفَلُ بْنُ الْحَارِثِ فَقَالَ يَا نَوْفَلُ أَنْكِحْ عَبْدَ الْمُطَّلِبِ فَأَنْكَحَنِي نَوْفَلٌ ثُمَّ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ادْعُوا لِي مَحْمِئَةَ بْنَ جَزْءٍ وَهُوَ رَجُلٌ مِنْ بَنِي زُبَيْدٍ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَعْمَلَهُ عَلَى الْأَخْمَاسِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِمَحْمِئَةَ أَنْكِحْ الْفَضْلَ فَأَنْكَحَهُ ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قُمْ فَأَصْدِقْ عَنْهُمَا مِنْ الْخُمُسِ كَذَا وَكَذَا لَمْ يُسَمِّهِ لِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْحَارِثِ

(ABUDAUD - 2592) : Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Shalih, telah menceritakan kepada kami 'Anbasah, telah menceritakan kepada kami Yunus dari Ibnu Syihab, telah mengabarkan kepadaku Abdullah bin Al Harits Ibnu Naufal Al Hasyimi, bahwa Abdul Muththalib bin Rabi'ah bin Al Harits bin Abdul Muththalib telah mengabarkan kepadanya bahwa Ayahnya yaitu Rabi'ah bin Al Harits dan 'Abbas bin Abdul Muththalib mereka berdua berkata kepada Abdul Muththalib bin Rabi'ah dan Al Fadhl bin 'Abbas; datanglah kalian kepada Rasulullah shallAllohu 'alaihi wasallam, dan katakan kepadanya; wahai Rasulullah, kami telah mencapai umur yang anda lihat, dan kami ingin menikah, sedangkan anda wahai Rasulullah, adalah orang yang paling baik dan orang yang paling sering menyambung hubungan kekerabatan, dan kedua orang tua kami tidak memiliki sesuatu yang dapat mereka berikan sebagai mahar untu kami, maka pekerjakan kami untuk mengurusi zakat, sehingga kami tunaikan kepadamu sebagaimana yang ditunaikan para pegawai, dan kami mendapatkan sebagian manfaat. Abdul Muththalib bin Rabi'ah berkata; kemudian Ali bin Abu Thalib datang sementara kami dalam keadaan seperti itu. Kemudian ia berkata; sesungguhnya Rasulullah shallAllohu 'alaihi wasallam telah berkata: "Tidak, demi Alloh. Kami tidak akan mempekerjakan seorangpun diantara kalian untuk mengurusi zakat." Kemudian Rabi'ah berkata; ini urusanmu, engkau telah mendapatkan kemulian menjadi menantu Rasulullah shallAllohu 'alaihi wasallam, maka kami tidak iri kepadamu. Kemudian Ali melemparkan selendangnya kemudian menindihnya, lalu berkata; aku adalah Abu Hasan wahai kaum! Aku tidak akan meninggalkannya hingga kedua anakku kembali kepada kalian dengan membawa jawaban apa yang kalian kirimkan kepada Nabi shallAllohu 'alaihi wasallam. Abdul Muththalib berkata; kemudian aku dan Al Fadhl pergi menuju ke pintu kamar Nabi shallAllohu 'alaihi wasallam hingga kami bertepatan shalat Zhuhur telah didirikan, kemudian kami melakukan shalat bersama orang-orang. Kemudian aku dan Al Fadhl cepat-cepat menuju ke pintu kamar Nabi shallAllohu 'alaihi wasallam, dan pada saat itu beliau berada di Rumah Zainab binti Jahsy. Kemudian kami berdiri di depan pintu hingga Rasulullah shallAllohu 'alaihi wasallam datang. Kemudian beliau menjewer telingaku dan telinga Al Fadhl. Kemudian beliau berkata: "Keluarkan apa yang hendak kalian katakan!" kemudian beliau masuk rumah dan mengizinkanku dan Al Fadhl untuk masuk. Lalu kami masuk kemudian tidak lama kami saling menyerahkan untuk berbicara, kemudian aku berbicara -atau Al Fadhl berbicara. Abdullah merasa ragu dalam hal tersebut- kepada beliau, ia berbicara kepada beliau mengenai perintah yang diberikan kedua ayah kami. Kemudian Rasulullah shallAllohu 'alaihi wasallam terdiam sesaat, dan mengangkat pandangan beliau ke atap rumah, hingga kami menyangka bahwa beliau tidak memberikan jawaban sedikitpun kepada kami, kemudian kami melihat Zainab memberikan isyarat kepada kami dari balik hijab dengan tangannya, ia ingin agar kami tidak terburu-buru, dan Rasulullah shallAllohu 'alaihi wasallam berada dalam urusan kami. Kemudian Rasulullah shallAllohu 'alaihi wasallam merendahkan kepalanya dan berkata kepada kami: "Sesungguhnya sedekah ini hanyalah kotoran orang-orang dan sesungguhnya sedekah tersebut tidak halal bagi Muhammad dan keluarga Muhammad. Panggilkan Naufal bin Al Harits!" kemudian Naufal bin Al Harits dipanggil, lalu beliau berkata: "Wahai Naufal, nikahkanlah Abdul Muththalib!" Lalu Naufal menikahkanku. Kemudian Nabi shallAllohu 'alaihi wasallam berkata: "Panggilkan Mahma-ah bin Juz`, " dan ia adalah seorang laki-laki dari Bani Zubaid, dahulu Rasulullah shallAllohu 'alaihi wasallam mempekerjakannya untuk mengurusi bagian seperlima. Kemduian Rasulullah shallAllohu 'alaihi wasallam berkata kepada Mahmi-ah: "Wahai Al Fadhl!" Lalu ia menikahkannya, kemudian Rasulullah shallAllohu 'alaihi wasallam bersabda: "Berdirilah, dan berilah mahar untuk keduanya dari bagian seperlima sekian dan sekian!" Abdullah bin Al Harits tidak menyebutkan jumlah tersebut kepadaku.

أَخْبَرَنَا عَمْرُو بْنُ سَوَّادِ بْنِ الْأَسْوَدِ بْنِ عَمْرٍو عَنْ ابْنِ وَهْبٍ قَالَ حَدَّثَنَا يُونُسُ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ  لْحَارِثِ بْنِ نَوْفَلٍ الْهَاشِمِيِّ أَنَّ عَبْدَ الْمُطَّلِبِ بْنَ رَبِيعَةَ بْنِ الْحَارِثِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ أَخْبَرَهُ أَنَّ أَبَاهُ رَبِيعَةَ بْنَ الْحَارِثِ قَالَ لِعَبْدِ الْمُطَّلِبِ بْنِ رَبِيعَةَ بْنِ الْحَارِثِ وَالْفَضْلِ بْنِ الْعَبَّاسِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ ائْتِيَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُولَا لَهُ اسْتَعْمِلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ عَلَى الصَّدَقَاتِ فَأَتَى عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ وَنَحْنُ عَلَى تِلْكَ الْحَالِ فَقَالَ لَهُمَا إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَسْتَعْمِلُ مِنْكُمْ أَحَدًا عَلَى الصَّدَقَةِ قَالَ عَبْدُ الْمُطَّلِبِ فَانْطَلَقْتُ أَنَا وَالْفَضْلُ حَتَّى أَتَيْنَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لَنَا إِنَّ هَذِهِ الصَّدَقَةَ إِنَّمَا هِيَ أَوْسَاخُ النَّاسِ وَإِنَّهَا لَا تَحِلُّ لِمُحَمَّدٍ وَلَا لِآلِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

(NASAI - 2562) : Telah? mengabarkan kepada kami 'Amr bin Sawwad bin Al Aswad bin 'Amr dari Ibnu Wahb, ia berkata; telah? menceritakan kepada kami Yunus dari Ibnu Syihab dari Abdullah bin Al Harits bin Naufal Al Hasyimi bahwa Abdul Muththalib bin Rabi'ah bin Al Harits bin Abdul Muththalib telah mengabarkan kepadanya bahwa bapaknya yaitu Rabi'ah bin Al Harits berkata kepada Abdul Muththalib bin Rabi'ah bin Al Harits serta Al Fadhl bin Al Abbas bin Abdul Muththalib; "Datanglah kalian berdua kepada Rasulullah shallAllohu 'alaihi wasallam kemudian katakan kepadanya; angkatlah kami untuk mengurusi masalah shadaqah wahai Rasulullah. Lalu datang Ali bin Abu Thalib dan kami dalam keadaan tersebut, kemudian ia berkata kepada mereka berdua; "Sesungguhnya Rasulullah shallAllohu 'alaihi wasallam tidak mengangkat salah seorang dari kalian untuk mengurusi masalah shadaqah. Abdul Muththalib berkata; lalu aku bersama Al Fadhl pergi, hingga kami datang kepada Rasulullah shallAllohu 'alaihi wasallam. Lalu beliau bersabda kepada kami: "Sesungguhnya shadaqah ini merupakan kotoran-kotoran manusia, dan shadaqah tersebut tidak halal bagi Muhammad dan keluarga Muhammad shallAllohu 'alaihi wasallam."

 

8.     Harta gonimah yang 5 % dibagikan kepada umat yang janda , miskin anak yatim pembangunan negara dan keperluan perang dalilnya:

 (#þqßJn=÷æ$#ur $yJ¯Rr& NçGôJÏYxî `ÏiB &äóÓx« ¨br'sù ¬! ¼çm|¡çHè~ ÉAqߧ=Ï9ur Ï%Î!ur 4n1öà)ø9$# 4yJ»tGuŠø9$#ur ÈûüÅ3»|¡yJø9$#ur ÇÆö/$#ur È@Î6¡¡9$# bÎ) óOçGYä. NçGYtB#uä «!$$Î/ !$tBur $uZø9tRr& 4n?tã $tRÏö6tã tPöqtƒ Èb$s%öàÿø9$# tPöqtƒ s)tGø9$# Èb$yèôJyfø9$# 3 ª!$#ur 4n?tã Èe@à2 &äóÓx« 퍃Ïs% ÇÍÊÈ  

41. ketahuilah, Sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai rampasan perang[613], Maka Sesungguhnya seperlima untuk Alloh, rasul, Kerabat rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan ibnussabil[614], jika kamu beriman kepada Alloh dan kepada apa[615] yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqaan[616], Yaitu di hari bertemunya dua pasukan. dan Alloh Maha Kuasa atas segala sesuatu.

 

[613] Yang dimaksud dengan rampasan perang (ghanimah) adalah harta yang diperoleh dari orang-orang kafir dengan melalui pertempuran, sedang yang diperoleh tidak dengan pertempuran dinama fa'i. pembagian dalam ayat ini berhubungan dengan ghanimah saja. Fa'i dibahas dalam surat al-Hasyr

[614] Maksudnya: seperlima dari ghanimah itu dibagikan kepada: a. Alloh dan RasulNya. b. Kerabat Rasul (Banu Hasyim dan Muthalib). c. anak yatim. d. fakir miskin. e. Ibnussabil. sedang empat-perlima dari ghanimah itu dibagikan kepada yang ikut bertempur.

[615] Yang dimaksud dengan apa Ialah: ayat-ayat Al-Quran, Malaikat dan pertolongan.

[616] Furqaan Ialah: pemisah antara yang hak dan yang batil. yang dimaksud dengan hari Al Furqaan ialah hari jelasnya kemenangan orang Islam dan kekalahan orang kafir, Yaitu hari bertemunya dua pasukan di peprangan Badar, pada hari Jum'at 17 Ramadhan tahun ke 2 Hijriah. sebagian mufassirin berpendapat bahwa ayat ini mengisyaratkan kepada hari permulaan turunnya Al Quranul Kariem pada malam 17 Ramadhan.

5. Harta isterinya Khodijah diperuntukkan demi dakwah Islam

6. Semua isterinya didiknya agar sabar dalam miskin di mana Rasul jika lagi makanan bertepatan tidak ada maka beliau puasa Sunnah  dalilnya:

 

حَدَّثَنَا هَنَّادٌ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ طَلْحَةَ بْنِ يَحْيَى عَنْ عَمَّتِهِ عَائِشَةَ بِنْتِ طَلْحَةَ عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ قَالَتْ دَخَلَ عَلَيَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا فَقَالَ هَلْ عِنْدَكُمْ شَيْءٌ قَالَتْ قُلْتُ لَا قَالَ فَإِنِّي صَائِمٌ

(TIRMIDZI - 665) : Telah menceritakan kepada kami Hannad telah menceritakan kepada kami Waki' dari Thalhah bin Yahnya dari bibinya 'Aisyah binti Thalhah dari Ummul Mukminin 'Aisyah dia berkata, suatu hari Rasulullah ShalAllohu 'alaihi wa salam ke rumahku, lalu bertanya: " Apakah kalian punya sesuatu (yang bisa dimakan)?. Dia ('Aisyah radliAllohu 'anhu) berkata, saya menjawab, tidak. lantas beliau bersabda: "Kalau begitu saya akan berpuasa."

 

Dalil Puasa Nabi jika tidak ada makanan, kemudian beliau buka setelah ada makanan

 

أَخْبَرَنِي صَفْوَانُ بْنُ عَمْرٍو قَالَ حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ خَالِدٍ قَالَ حَدَّثَنَا إِسْرَائِيلُ عَنْ سِمَاكِ بْنِ حَرْبٍ قَالَ حَدَّثَنِي رَجُلٌ عَنْ عَائِشَةَ بِنْتِ طَلْحَةَ عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ قَالَتْ جَاءَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا فَقَالَ هَلْ عِنْدَكُمْ مِنْ طَعَامٍ قُلْتُ لَا قَالَ إِذًا أَصُومُ قَالَتْ وَدَخَلَ عَلَيَّ مَرَّةً أُخْرَى فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَدْ أُهْدِيَ لَنَا حَيْسٌ فَقَالَ إِذًا أُفْطِرُ الْيَوْمَ وَقَدْ فَرَضْتُ الصَّوْمَ

(NASAI - 2290) : Telah mengabarkan kepadaku Shafwan bin 'Amr dia berkata; telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Khalid dia berkata; telah menceritakan kepada kami Israil dari Simak bin Harb dia berkata; telah menceritakan kepadaku seorang lelaki dari 'Aisyah bintu Thalhah dari 'Aisyah -Ummul Mukminin-, dia berkata; Pada suatu hari Rasulullah shallAllohu 'alaihi wasallam datang seraya berkata: "Apakah kalian memiliki makanan?" Aku menjawab, "Tidak." Beliau bersabda: "Jika demikian, aku berpuasa." Aisyah berkata; "Beliau masuk menemuiku lagi, lalu aku berkata; "Wahai Rasulullah shallAllohu 'alaihi wasallam, telah dihadiahkan hais untuk kita, " maka beliau bersabda: "Jika demikian, hari ini aku berbuka, walaupun aku telah berniat berpuasa."

 

 

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ كَثِيرٍ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ ح و حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ جَمِيعًا عَنْ طَلْحَةَ بْنِ يَحْيَى عَنْ عَائِشَةَ بِنْتِ طَلْحَةَ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ عَلَيَّ قَالَ هَلْ عِنْدَكُمْ طَعَامٌ فَإِذَا قُلْنَا لَا قَالَ إِنِّي صَائِمٌ زَادَ وَكِيعٌ فَدَخَلَ عَلَيْنَا يَوْمًا آخَرَ فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ أُهْدِيَ لَنَا حَيْسٌ فَحَبَسْنَاهُ لَكَ فَقَالَ أَدْنِيهِ قَالَ طَلْحَةُ فَأَصْبَحَ صَائِمًا وَأَفْطَرَ

(ABUDAUD - 2099) : Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Katsir, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dan telah diriwayatkan Utsman bin Abu Syaibah, telah menceritakan kepada kami Waki', seluruhnya berasal dari Thalhah bin Yahya, dari Aisyah binti Thalhah, dari Aisyah radliAllohu 'anha, ia berkata; Rasulullah shallAllohu 'alaihi wasallam apabila menemuiku beliau mengatakan; apakah kalian memiliki makanan? Apabila kami mengatakan; tidak, maka beliau berkata; sesungguhnya aku berpuasa. Waki' berkata; kemudian pada suatu hari beliau menemui kami, lalu kami katakan; wahai Rasulullah kami telah diberi hadiah hais (makanan dari campuran kurma, keju dan mentega), kemudian kami menyimpannya untuk engkau. Lalu beliau berkata: "Bawalah kemari!" Thalhah berkata; maka, pada pagi hari tersebut beliau berpuasa kemudian berbuka.

 

24  Mendahulukan kehendak Alloh bukan kemauan umat, karena kemauan umat pasti berbeda dan diperbedaan itu akan timbul pertikaian yang berkelanjutan, contohnya mau manusia membodohi kawan yang lainnya agar dia mendapat untung dan kawannya biar melarat dalilnya:

$ygƒr'¯»tƒ šúïÏ%©!$# (#qãYtB#uä Ÿw (#þqè=à2ù's? Nä3s9ºuqøBr& Mà6oY÷t/ È@ÏÜ»t6ø9$$Î/ HwÎ) br& šcqä3s? ¸ot»pgÏB `tã <Ú#ts? öNä3ZÏiB 4 Ÿwur (#þqè=çFø)s? öNä3|¡àÿRr& 4 ¨bÎ) ©!$# tb%x. öNä3Î/ $VJŠÏmu ÇËÒÈ  

29. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu[287]; Sesungguhnya Alloh adalah Maha Penyayang kepadamu.

 

[287] Larangan membunuh diri sendiri mencakup juga larangan membunuh orang lain, sebab membunuh orang lain berarti membunuh diri sendiri, karena umat merupakan suatu kesatuan.

 

$pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä ö@yd ö/ä39ߊr& 4n?tã ;ot»pgÏB /ä3ŠÉfZè? ô`ÏiB A>#xtã 8LìÏ9r& ÇÊÉÈ  

10. Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih?

 

25  Menunjukkan kepada umat bahwa Imam dengan makmum dalam ibadah solat pahalanya sama dalilnya:

 

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ قَالَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ نَافِعٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ  َسَلَّمَ قَالَ صَلَاةُ الْجَمَاعَةِ تَفْضُلُ صَلَاةَ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةً

(BUKHARI - 609) : Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Yusuf berkata, telah mengabarkan kepada kami Malik dari Nafi' dari 'Abdullah bin 'Umar, bahwa Rasulullah shallAllohu 'alaihi wasallam bersabda: "Shalat berjama'ah lebih utama dibandingkan shalat sendirian dengan dua puluh tujuh derajat."

 

26  Kholifah itu seharusnya insane terbaik dan mau ditegor dan diperbaiki jika salah dan lupa buktinya dalam solat, Imam yang paling bagus bacaannya, hal  itu wajib dipenuhi jika belum terpenuhi maka tunggu dulu terpenuhi bari boleh jadi Imam solat dalilnya:

 

حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا حُسَيْنُ بْنُ عِيسَى أَخُو سُلَيْمٍ الْقَارِيُّ عَنْ الْحَكَمِ بْنِ أَبَانَ عَنْ عِكْرِمَةَ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِيُؤَذِّنْ لَكُمْ خِيَارُكُمْ وَلْيَؤُمَّكُمْ قُرَّاؤُكُمْ

 

(IBNUMAJAH - 718) : Telah menceritakan kepada kami Utsman bin Abu Syaibah berkata, telah menceritakan kepada kami Husain bin Isa -saudara Sulaim Al Qari`- dari Al Hakam bin Aban dari Ikrimah dari Ibnu 'Abbas ia berkata; Rasulullah shallAllohu 'alaihi wasallam bersabda: "Hendaklah yang mengumandangkan adzan adalah paling baik di antara kalian, dan yang menjadi imam adalah yang paling baik bacaannya di antara kalian."

 

حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ هِلَالٍ الصَّوَّافُ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ عَنْ خَالِدٍ الْحَذَّاءِ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ عَنْ مَالِكِ بْنِ الْحُوَيْرِثِ قَالَ أَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَا وَصَاحِبٌ لِي فَلَمَّا أَرَدْنَا الِانْصِرَافَ قَالَ لَنَا إِذَا حَضَرَتْ الصَّلَاةُ فَأَذِّنَا وَأَقِيمَا وَلْيَؤُمَّكُمَا أَكْبَرُكُمَا

(IBNUMAJAH - 969) : Telah menceritakan kepada kami Bisyr bin Hilal Ash Shawwaf berkata, telah menceritakan kepada kami Yazid bin Zurai' dari Khalid Al Hadzdza` dari Abu Qilabah dari malik Ibnul Huwairits ia berkata, "Aku bersama dengan seorang temanku datang menemui Nabi shallAllohu 'alaihi wasallam, maka ketika kami akan pergi beliau bersabda kepada kami: "Jika waktu shalat tiba, maka adzan dan iqamahlah kalian, dan hendaklah yang paling besar dari kalian menjadi imam. "

Analisa

e.      Dalam dua Hadis di atas jangan dikontarakan tetapi justru dikompromikan yaitu antara yang paling bagus bacaan dengan yang paling besar. Maksud yang paling besar adalah yang tertua ilmunya dalam bacaan yang bagus bukan usia badan tetapi usia ilmu yang bagus bacaan jika tidak demikian dipahami maka dua Hadis di atas dalam riwayat yang sama dipermasalahkan mana yang paling baik.

f.       Hadis ini ada makna tersirat yang sangat bermakna, yaitu umat Islam sangat dituntut untuk berilmu terutama ilmu qiroah Alquran, hapalannya, serta makna dan pengamalannya

g.     Maka wajarlah dalam lapangan ilmu di mana siswa atau mahasiswa yang bagus bacaannya dan suaranya serta banyak tahfiznya untuk diangkat jadi pemimpin apabila telah tamat demikian juga hadiah MTQ diutamakan hadiahnya (besarkan) agar anak selalu berusaha untuk menghapal Alquran dan Hadis

h.     Mengangkat kualitas  yang tahu tentang Alquran seperti beasiswa, berikan laptop, buku yang bermutu dan sebagainya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan

27  Jika Imam salah atau lupa maka makmum berhak untuk mengingatkannya dengan cara membaca tasbih bagi laki-laki dan bertepuk tangan bagi wanita dalilnya:

 

حَدَّثَنَا يَحْيَى أَخْبَرَنَا وَكِيعٌ عَنْ سُفْيَانَ عَنْ أَبِي حَازِمٍ عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ التَّسْبِيحُ للرِّجَالِ وَالتَّصْفِيحُ لِلنِّسَاءِ

 

(BUKHARI - 1129) : Telah menceritakan kepada kami Yahya telah mengabarkan kepada kami Waki' dari Sufyan dari Abu Hazim dari Sahal bin Sa'ad radliAllohu 'anhu berkata; Nabi shallAllohu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya ucapan tasbih buat laki-laki sedangkan bertepuk tangan buat wanita".

 

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ التَّسْبِيحُ لِلرِّجَالِ وَالتَّصْفِيقُ لِلنِّسَاءِ

 

(ABUDAUD - 804) : Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Az Zuhri dari Abu Salamah dari Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah shallAllohu 'alaihi wasallam bersabda: "Tasbih (mengucapkan subhanAlloh) untuk laki-laki dan tepuk tangan untuk wanita."

 

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ بُكَيْرٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَقَ عَنْ يَعْقُوبَ بْنِ عُتْبَةَ بْنِ الْأَخْنَسِ عَنْ أَبِي غَطَفَانَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ التَّسْبِيحُ لِلرِّجَالِ يَعْنِي فِي الصَّلَاةِ وَالتَّصْفِيقُ لِلنِّسَاءِ مَنْ أَشَارَ فِي صَلَاتِهِ إِشَارَةً تُفْهَمُ عَنْهُ فَلْيَعُدْ لَهَا يَعْنِي الصَّلَاةَ قَالَ أَبُو دَاوُد هَذَا الْحَدِيثُ وَهْمٌ

 

(ABUDAUD - 807) : Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Sa'id telah menceritakan kepada kami Yunus bin Bukair dari Muhammad bin Ishaq dari Ya'qub bin 'Utbah bin Al Akhnas dari Abu Ghathafan dari Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah shallAllohu 'alaihi wasallam bersabda: "Tasbih (mengucapkan SubhanAlloh) untuk kaum laki-laki, dan bertepuk tangan untuk kaum wanita, dan barangsiapa memberi isyarat dalam shalatnya sedangkan ia faham isyarat tersebut, hendaklah ia mengulanginya yakni shalat." Abu Daud mengatakan; "Hadits ini adalah hadits wahm (tidak jelas)."

 

حَدَّثَنَا هَنَّادٌ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ التَّسْبِيحُ لِلرِّجَالِ وَالتَّصْفِيقُ لِلنِّسَاءِ قَالَ وَفِي الْبَاب عَنْ عَلِيٍّ وَسَهْلِ بْنِ سَعْدٍ وَجَابِرٍ وَأَبِي سَعِيدٍ وَابْنِ عُمَرَ و قَالَ عَلِيٌّ كُنْتُ إِذَا اسْتَأْذَنْتُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يُصَلِّي سَبَّحَ قَالَ أَبُو عِيسَى حَدِيثُ أَبِي هُرَيْرَةَ حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ وَالْعَمَلُ عَلَيْهِ عِنْدَ أَهْلِ الْعِلْمِ وَبِهِ يَقُولُ أَحْمَدُ وَإِسْحَقُ

 

(TIRMIDZI - 337) : telah menceritakan kepada kami Hannad berkata; telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah dari Al A'masy dari Abu Shalih dari Abu Hurairah ia berkata; "Rasulullah shallAllohu 'alaihi wasallam bersabda: "Mengucapkan tasbih untuk laki-laki dan bertepuk dengan tangan untuk wanita." Ia berkata; "Dalam bab ini juga ada riwayat dari Ali, Sahl bin Sa'd, Jabir, Abu Sa'id dan Ibnu Umar." Ali berkata; "Jika aku meminta izin kepada Nabi shallAllohu 'alaihi wasallam ketika beliau sedang shalat maka beliau bertasbih." Abu Isa berkata; "Hadits Abu Hurairah ini derajatnya hasan shahih. Hadits ini diamalkan oleh para ahli ilmu. Dan pendapat inilah yang diambil oleh Ahmad dan Ishaq."

 

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَهِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ قَالَا حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ التَّسْبِيحُ لِلرِّجَالِ وَالتَّصْفِيقُ لِلنِّسَاءِ

 

(IBNUMAJAH - 1024) : Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah berkata, telah menceritakan kepada kami Hisyam bin Ammar keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Sufyan bin Uyainah dari Az Zuhri dari Abu Salamah dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallAllohu 'alaihi wasallam bersabda: "Bagi laki-laki bertasbih dan bagi wanita menepukkan tangan. "

 

أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَلَمَةَ قَالَ حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ عَنْ يُونُسَ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ أَخْبَرَنِي سَعِيدُ بْنُ الْمُسَيَّبِ وَأَبُو سَلَمَةَ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَنَّهُمَا سَمِعَا أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ التَّسْبِيحُ لِلرِّجَالِ وَالتَّصْفِيقُ لِلنِّسَاءِ

 

(NASAI - 1193) : Telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Salamah dia berkata; telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb dari Yunus dari Ibnu Syihab dia berkata; telah mengabarkan kepadaku Sa'id bin Al Musayyab dan Abu Salamah bin 'Abdurrahman bahwasanya keduanya mendengar Abu Hurairah berkata; Rasulullah ShallAllohu'alaihiwasallam bersabda: "Bertasbih (mengucap subhanAlloh) adalah bagi laki-laki dan tepuk tangan bagi perempuan."

 

أَخْبَرَنَا يَحْيَى بْنُ حَسَّانَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ التَّسْبِيحُ لِلرِّجَالِ وَالتَّصْفِيقُ لِلنِّسَاءِ

 

(DARIMI - 1329) : Telah mengabarkan kepada kami Yahya bin Hassan telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Az Zuhri dari Abu Salamah dari Abu Hurairah bahwa Nabi shallAllohu 'alaihi wasallam bersabda: "Bertasbih untuk laki-laki dan tepuk tangan untuk untuk wanita."

 

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَعَمْرٌو النَّاقِدُ وَزُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ قَالُوا حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ح و حَدَّثَنَا هَارُونُ بْنُ مَعْرُوفٍ وَحَرْمَلَةُ بْنُ يَحْيَى قَالَا أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ أَخْبَرَنِي يُونُسُ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ أَخْبَرَنِي سَعِيدُ بْنُ الْمُسَيَّبِ وَأَبُو سَلَمَةَ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَنَّهُمَا سَمِعَا أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُا قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ التَّسْبِيحُ لِلرِّجَالِ وَالتَّصْفِيقُ لِلنِّسَاءِ زَادَ حَرْمَلَةُ فِي رِوَايَتِهِ قَالَ ابْنُ شِهَابٍ وَقَدْ رَأَيْتُ رِجَالًا مِنْ أَهْلِ الْعِلْمِ يُسَبِّحُونَ وَيُشِيرُونَ و حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا الْفُضَيْلُ يَعْنِي ابْنَ عِيَاضٍ ح و حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ ح و حَدَّثَنَا إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ أَخْبَرَنَا عِيسَى بْنُ يُونُسَ كُلُّهُمْ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمِثْلِهِ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنْ هَمَّامٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمِثْلِهِ وَزَادَ فِي الصَّلَاةِ

 

 (MUSLIM - 641) : Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abi Syaibah dan Amru an-Naqid serta Zuhair bin Harb mereka berkata, telah menceritakan kepada kami Sufyan bin Uyainah dari az-Zuhri dari Abu Salamah dari Abu Hurairah ra dari Nabi shallAllohu 'alaihi wasallam --lewat jalur periwayatan lain-- dan telah menceritakan kepada kami Harun bin Ma'ruf dan Harmalah bin Yahya keduanya berkata, telah mengabarkan kepada kami Ibnu Wahb telah mengabarkan kepadaku Yunus dari Ibnu Syihab telah mengabarkan kepadaku Sa'id bin al-Musayyab dan Abu Salamah bin Abdurrahman bahwa keduanya mendengar Abu Hurairah ra berkata, "Rasulullah shallAllohu 'alaihi wasallam bersabda, 'Tasbih untuk kaum laki-laki sedangkan tashfiq (bertepuk tangan) untuk kuam wanita." Harmalah telah menambahkan dalam riwayatnya, "Ibnu Syihab berkata, 'Aku telah melihat sekelompok laki-laki dari ahli ilmu bertasbih dan memberi isyarat'." Dan telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id telah menceritakan kepada kami al-Fudhail, yaitu Ibnu 'Iyadh --lewat jalur periwayatan lain-- dan telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib telah menceritakan kepada kami Abu Muawiyah --lewat jalur periwayatan lain-- dan telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Ibrahim telah mengabarkan kepada kami Isa bin Yunus semuanya meriwayatkan dari al-A'masy dari Abu Shalih dari Abu Hurairah RadhiyAllohu'anhu dari Nabi ShallAllohu'alaihiwasallam dengan yang semisalnya. Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Rafi' telah menceritakan kepada kami Abdurrazzaq telah mengabarkan kepada kami Ma'mar dari Hammam dari Abu Hurairah ra dari Nabi shallAllohu 'alaihi wasallam dengan hadits semisalnya dan menambahkan "dalam shalat".

Analisa

g.     Hadis-Hadis di atas menjelaskan betapa pentingnya pengwasan makmum terhadap Imam jika Imam lupa atau salah agar solat itu sempurna di sisi Alloh swt lewat Hadis Rosul

h.    Yang memberi komentar itu sama hak antara laki-laki dengan wanita

i.       Tetapi perlu dipahami bersama jika Imamnya laki-laki makmumnya wanita maka jika lupa atau salah Imamnya maka wanita makmum tadi tetap membaca tasbih ( سبحان الله)

j.       Karena Makmum wanita itu jika ada tempat yang memungkinkan seharusnya berdiri berada pada sof kedua gunanya jika ada makmum laki-laki yang masbuq maka dia berda di sof kedua jika satu makmumnya maka dia berdiri sejajar dengan Imam

k.    Kenapa membaca tasbih bukan bertepuk tangan, jawabannya jika bertepuk maka Imam laki-laki tadi tidak tahu tepuk apa yang dimaksudkan makmum wanita

l.       Oleh karena itu bahasa menegor ada ketentuannya demikian juga bahasa menegor pemimpin harus dengan bahasa yang yang lemah lembut dan bermakna pilosofis dan sosiologis

28 Jika Imam lupa atau salah, tetapi makmum tidak mau mengingatkannya alangkah kesalnya Imam tersebut kenapa tidak mau makmum saya ini mengingatkan saya, maka timbul dalam hati apa salah saya

29 Maka seharusnya  demikian perasaan pemimpin, timbul rasa kesal jika tidak mau yang kita pimpin mengingatkan kita jika salah atau lupa terhadap kinerja yang kita kerjakan, jangan sebaliknya mersa kesal jika rakyat meluruskan kita

30 Jangan ada istilah dalam pemimpin Islam tidak boleh bawahan menilai pimpinan

31 Karena siapa lagi yang mengingatkan pemimpin kalau tidak yang dipimpin

32 Dahulukan umat kaya agar ada harta kekayaan mereka untuk berinfaq, bersedekah, berzakat, memberikan hadiyah serta membayar jizyah kepada pemimpinnya

33 Seharusnya pemimpin harus mencontoh suasana di rumah tangga di mana kedua orangtua mencari nafkah demi anak-anaknya

34 Harapannya setelah anak kaya maka anak yang akan membantu orangtuanya dari seluruh aspek kebutuhan mereka berdua

35 Dan alangkah bahgianya dua orangtua anaknya kaya di amsa mendatang dibalik kemiskinan yang dia tuangkan demi anaknya yang dia cintai

36 Karena kebahagiaan kedua orangtua terletak pada kebahgian anak-anak yang  mereka pimpin, baik dari kesehatan, akademik dan sosial anak

37 Demianlah gambran seharusnya sikap dan semangat seorang pemimpin

38 Setelah umat kaya maka Alloh menyuruh umat bersedekah kepada Nabi dalilnya:

$pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#þqãZtB#uä #sŒÎ) ãLäêøyf»tR tAqߧ9$# (#qãBÏds)sù tû÷üt/ ôytƒ óOä31uqøgwU Zps%y|¹ 4 y7Ï9ºsŒ ׎öyz ö/ä3©9 ãygôÛr&ur 4 bÎ*sù óO©9 (#rßÅgrB ¨bÎ*sù ©!$# Öqàÿxî îLìÏm§ ÇÊËÈ   ÷Läêø)xÿô©r&uä br& (#qãBÏds)è? tû÷üt/ ôytƒ óOä31uqøgwU ;M»s%y|¹ 4 øŒÎ*sù óOs9 (#qè=yèøÿs? z>$s?ur ª!$# öNä3øn=tæ (#qßJŠÏ%r'sù no4qn=¢Á9$# (#qè?#uäur no4qx.¨9$# (#qãèÏÛr&ur ©!$# ¼ã&s!qßuur 4 ª!$#ur 7ŽÎ7yz $yJÎ/ tbqè=yJ÷ès? ÇÊÌÈ  

12. Hai orang-orang beriman, apabila kamu mengadakan pembicaraan khusus dengan Rasul hendaklah kamu mengeluarkan sedekah (kepada orang miskin) sebelum pembicaraan itu. yang demikian itu lebih baik bagimu dan lebih bersih; jika kamu tidak memperoleh (yang akan disedekahkan) Maka Sesungguhnya Alloh Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

13. Apakah kamu takut akan (menjadi miskin) karena kamu memberikan sedekah sebelum mengadakan pembicaraan dengan Rasul? Maka jika kamu tiada memperbuatnya dan Alloh telah memberi taubat kepadamu maka dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, taatlah kepada Alloh dan Rasul-Nya; dan Alloh Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Jadi Rosul diberi sedekah tetapi Rosul memberikannya lagi kepada miskin

 

39 Kholifah dan Rakyat harus kembali kepada habitatnya yaitu kembali ke bumi untuk memakmurkannya sesuai dengan rido Aloh swt dalilnya suroh al-Baqoroha ayat 36: 

$yJßg©9yr'sù ß`»sÜø¤±9$# $pk÷]tã $yJßgy_t÷zr'sù $£JÏB $tR%x. ÏmŠÏù ( $uZù=è%ur (#qäÜÎ7÷d$# ö/ä3àÒ÷èt/ CÙ÷èt7Ï9 Arßtã ( ö/ä3s9ur Îû ÇÚöF{$# @s)tGó¡ãB ìì»tFtBur 4n<Î) &ûüÏm ÇÌÏÈ  

36. lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu[38] dan dikeluarkan dari keadaan semula[39] dan Kami berfirman: "Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan."

[38] Adam dan hawa dengan tipu daya syaitan memakan buah pohon yang dilarang itu, yang mengakibatkan keduanya keluar dari surga, dan Alloh menyuruh mereka turun ke dunia. yang dimaksud dengan syaitan di sini ialahIblisyang disebut dalam surat Al Baqarah ayat 34 di atas.

[39] Maksud keadaan semula ialah kenikmatan, kemewahan dan kemuliaan hidup dalam surga.

Adam turun menjadi rahmat bagi seluruh alam dalilnya suroh al-Anbiya’ ayat 105-107:

ôs)s9ur $oYö;tFŸ2 Îû Íqç/¨9$# .`ÏB Ï÷èt/ ̍ø.Ïe%!$# žcr& uÚöF{$# $ygèO̍tƒ yÏŠ$t6Ïã šcqßsÎ=»¢Á9$# ÇÊÉÎÈ   ¨bÎ) Îû #x»yd $Zó»n=t7s9 BQöqs)Ïj9 šúïÏÎ7»tã ÇÊÉÏÈ   !$tBur š»oYù=yör& žwÎ) ZptHôqy šúüÏJn=»yèù=Ïj9 ÇÊÉÐÈ   .

105. dan sungguh telah Kami tulis didalam Zabur[973] sesudah (kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hamba-Ku yang saleh.

106. Sesungguhnya (apa yang disebutkan) dalam (Surat) ini, benar-benar menjadi peringatan bagi kaum yang menyembah (Alloh).

107. dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.

[973] Yang dimaksud dengan Zabur di sini ialah seluruh kitab yang diturunkan Alloh kepada Nabi-Nabi-Nya. sebahagian ahli tafsir mengartikan dengan kitab yang diturunkan kepada Nabi Daud a.s. dengan demikian Adz- Dzikr artinya adalah kitab Taurat.

40  

Tujuan Khilafah

9.   Menjadikan Alquran dan Hadis pedoman hidup umat yang ada dalam suatu negara. Bukan memaksakan harus masuk agama Islam tetapi ajaran Islam yang menjadi aturan yang pasti  menenteramkan suasana

10.                     Mengajak umat agar rido Alquran dan Hadis mata pelajaran utama baik dalam pendidikan formal, nonformal dan informal

11.                     Keriterianya setiap jenjang pendidikan Alquran dan Hadis tidak boleh ditinggalkan setiap hari

12.                     Setiap umat manusia rela minimal tidak melarang umat mengkaji Alquran dan Hadis

13.                     Umat Islam harus mengislamisasikan mata pelajaran diluar Alquran dan Hadis

14.                     Mengupayakan semaksimal mungkin agar Alquran dan Hadis dimiliki umat manusia dengan berbagai alat atau sarana yang dapat mengajari umat baik langsung atau tidak langsung

15.                     Mengupayakan agar umat manusia memiliki dua kitab itu baik terjemahan dan penjelasannya atau tafsirnya

16.                     Mengupayakan umat agar mampu menuagkan isi Alquran dan Hadis baik dalam tulisan dan lisan

Aplikasi Konsep Khilafah

IV.         Pendidikan Formal

6.   Setiap semester mata pelajaran Alquran dan Hadis setiap hari dipelajari

7.   Penguasaan materinya meliputi jenjang qiroat, ilmu tajwid, menulis, menterjemahkan, menafsirkan, menghapal, mengamalkannya dan mengajarkannya

8.   Setiap siswa wajib mempelajarinya dan mampu mengajarkannya kepada adek kelasnya

9.   Siswa yang mampu mengajari adek kelasnya harus diberi upahnya yang memadai, agar dia dihargai oleh lembaga di mana dia belajar dan mengajar

10.                     Umat yang yang belum mampu memahami Alquran dan Hadis maka wajib belajar pada pendidikan nonformal jangan dibiarkan tanpa mampu

 

V.             Pendidikan Nonformal

2.   Tempat lembaga pendidikan nonformal adalah Masjid setempat agar teramalkan suroh at-Taubah ayat 18:

$yJ¯RÎ) ãßJ÷ètƒ yÉf»|¡tB «!$# ô`tB šÆtB#uä «!$$Î/ ÏQöquø9$#ur ̍ÅzFy$# tP$s%r&ur no4qn=¢Á9$# tA#uäur no4qŸ2¨9$# óOs9ur |·øƒs žwÎ) ©!$# ( #|¤yèsù y7Í´¯»s9'ré& br& (#qçRqä3tƒ z`ÏB šúïÏtFôgßJø9$# ÇÊÑÈ  

18. hanya yang memakmurkan masjid-masjid Alloh ialah orang-orang yang beriman kepada Alloh dan hari Kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Alloh, Maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.

Penjelasan

11.                       Seluruh Masjid wajib dimakmurkan kaum muslimin dan muslimat materinya Alquran dan Hadis

12.                       Kegiatan hablum minalloh adalah  solat yang baik di mana indikatornya sudah mampu ayat dalam solatnya Alquran yang 114 suroh itu

13.                       Siapa yang sudah mampu maka selanjutnya dia menjadi guru pada bidangnya

14.                       Yakin adanya hari pengevaluasinya apakah sudah baik atau belum mengetahui Alquran dan Hadis

15.                       Menunaikan zakat di masjid, berarti dari masjid pelaksana Amil dan stafnya mencatat, menjemput dan mengelolanya secara pruduktif untuk mengentaskan miskin ilmu terhadap Alquran dan Hadis dan krisis guru yang ada skilnya  terhadap Alquran dan Hadis

16.                       Dahulukan mengentaskan miskin ilmu dan guru yang handal, baru miskin harta

17.                       Memakmurkan masjid tidak bisa lepas dari dana untuk membangun pisiknya dan umat yang memakmurkannya

18.                       Jangan dipahami dengan sempit pembangunan masjid boleh dari dana BAZIS setempat tetapi membangun agar makmur tidak boleh dipergunakan

19.                       Jika tercapai yang demikian maka umat itulah yang benar diharapkan mendapat petunjuk dari Alquran dan Hadis. Kondisi seperti inilah tujuan Masjid dijadikan tempat I’tikaf pada bulan Romadon san dilanjutkan pada bulan selanjutnya. Dalilnya suuroh al-Baqoroh ayat 187:

¨@Ïmé& öNà6s9 s's#øs9 ÏQ$uŠÅ_Á9$# ß]sù§9$# 4n<Î) öNä3ͬ!$|¡ÎS 4 £`èd Ó¨$t6Ï9 öNä3©9 öNçFRr&ur Ó¨$t6Ï9 £`ßg©9 3 zNÎ=tæ ª!$# öNà6¯Rr& óOçGYä. šcqçR$tFøƒrB öNà6|¡àÿRr& z>$tGsù öNä3øn=tæ $xÿtãur öNä3Ytã ( z`»t«ø9$$sù £`èdrçŽÅ³»t/ (#qäótFö/$#ur $tB |=tFŸ2 ª!$# öNä3s9 4 (#qè=ä.ur (#qç/uŽõ°$#ur 4Ó®Lym tû¨üt7oKtƒ ãNä3s9 äÝøsƒø:$# âÙuö/F{$# z`ÏB ÅÝøsƒø:$# ÏŠuqóF{$# z`ÏB ̍ôfxÿø9$# ( ¢OèO (#qJÏ?r& tP$uÅ_Á9$# n<Î) È@øŠ©9$# 4 Ÿwur  ÆèdrçŽÅ³»t7è? óOçFRr&ur tbqàÿÅ3»tã Îû ÏÉf»|¡yJø9$# 3 y7ù=Ï? ߊrßãn «!$# Ÿxsù $ydqç/tø)s? 3 y7Ï9ºxx. ÚúÎiüt6ムª!$# ¾ÏmÏG»tƒ#uä Ĩ$¨Y=Ï9 óOßg¯=yès9 šcqà)­Gtƒ ÇÊÑÐÈ  

187. Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. Alloh mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Alloh mengampuni kamu dan memberi ma'af kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Alloh untukmu, dan Makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, Yaitu fajar. kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri'tikaf[115] dalam mesjid. Itulah larangan Alloh, Maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Alloh menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa.

 

[115] I'tikaf ialah berada dalam mesjid dengan niat mendekatkan diri kepada Alloh.

Penjelasan

d.    Bulan Romadon  bulan I’tikaf dalam Islam

e.     Sebaiknya bulan Romadon diisi dengan pendidikan nonformal sekaligus memamurkan masjid

f.      Suasana Romadon jangan dilupakan seperti tadarus Alquran dan Hadis dan ilmu yang terkait dengan keduanya

 

20.                        

Tenaga Pengajarnya

e.     Guru yang ada kemampuannya terhadap jenjang pengajaran Alquran dan Hadis di atas (qiroat, ilmu tajwid, menulis, menterjemah, menghapal, menafsir, mengamalkannya dan mengajarkannya)

f.      Alumni perguruan tinggi, tingkat atas dan menengah bahkan sekolah dasar yang ada skilnya

g.     Anggota MUI, organisasi keislaman yang ada harus merumuskan sistematika terhadap penguasaan terhadap Alquran dan Hadis bagi umat secara keseluruhan yang membutuhkan

h.    Membuat mata anggaran terhadap pengajaran Alquran dan Hadis

 

VI.         Pendidikan Informal

5.   Orangtua harus membina anak yang Alquran dan Hadis di rumah tangga masing-masing untuk mengontrol apakah sudah mampu atau belum

6.   Seharusnya Ibu-ibu di rumah yang ada kemampun untuk pengajaran materi Alquran dan Hadis kepada anak Islam

7.   Tujuannya agar anak selalu berpikir agar dapat mensalehkan orangtuanya secara timbal balik

8.   Bukan  tugas orangtua mensalehkan anak saja

Sumber Dana

6.   Buka Baitul Mal sumber dananya dari ZIS setempat dengan pengelolaannya secara produtif

7.   Jadi modal dana ZIS jangan dihabisi tetapi hasilnya yang dimanfaatkan

8.   Dana APBN dan APBD

9.   Buka hubungan bilateral ke negara Arab Saudi menjadikan air Zamzam air kemasan

10.                     Buka Usaha yang produktif seperti SPBU dana awalnya dari ZIS

Cara Operasinalnya

4.   Pemerintah membuat NPWZIS

5.   Buka Rekening Baitul Mal

6.   Buat sistem pemanfaatannya demi mengkaji Alquran dan Hadis

7.     خلافة

8.     An-Nur 55

9.      ytãur ª!$# tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä óOä3ZÏB (#qè=ÏJtãur ÏM»ysÎ=»¢Á9$# óOßg¨ZxÿÎ=øÜtGó¡uŠs9 Îû ÇÚöF{$# $yJŸ2 y#n=÷tGó$# šúïÏ%©!$# `ÏB öNÎgÎ=ö6s% £`uZÅj3uKãs9ur öNçlm; ãNåks]ƒÏŠ Ï%©!$# 4Ó|Ós?ö$# öNçlm; Nåk¨]s9Ïdt7ãŠs9ur .`ÏiB Ï÷èt/ öNÎgÏùöqyz $YZøBr& 4 ÓÍ_tRrßç6÷ètƒ Ÿw šcqä.ÎŽô³ç Î1 $\«øx© 4 `tBur txÿŸ2 y÷èt/ y7Ï9ºsŒ y7Í´¯»s9'ré'sù ãNèd tbqà)Å¡»xÿø9$# ÇÎÎÈ  

10.                        55. dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan aku. dan Barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, Maka mereka Itulah orang-orang yang fasik.

11.                     وَءَامِنُواْ بِمَآ أَنزَلۡتُ مُصَدِّقٗا لِّمَا مَعَكُمۡ وَلَا تَكُونُوٓاْ أَوَّلَ كَافِرِۢ بِهِۦۖ وَلَا تَشۡتَرُواْ بِ‍َٔايَٰتِي ثَمَنٗا قَلِيلٗا وَإِيَّٰيَ فَٱتَّقُونِ ٤١

12. 41. Dan berimanlah kamu kepada apa yang telah Aku turunkan (Al Quran) yang membenarkan apa yang ada padamu (Taurat), dan janganlah kamu menjadi orang yang pertama kafir kepadanya, dan janganlah kamu menukarkan ayat-ayat-Ku dengan harga yang rendah, dan hanya kepada Akulah kamu harus bertakwa

13.  

14.  Umur Jadi Pemimpin

15.  Al-Ahqof 46:15

16.  $uZøŠ¢¹urur z`»|¡SM}$# Ïm÷ƒyÏ9ºuqÎ/ $·Z»|¡ômÎ) ( çm÷Fn=uHxq ¼çmBé& $\döä. çm÷Gyè|Êurur $\döä. ( ¼çmè=÷Hxqur ¼çmè=»|ÁÏùur tbqèW»n=rO #·öky­ 4 #Ó¨Lym #sŒÎ) x÷n=t/ ¼çn£ä©r& x÷n=t/ur z`ŠÏèt/ör& ZpuZy tA$s% Éb>u ûÓÍ_ôãÎ÷rr& ÷br& tä3ô©r& y7tFyJ÷èÏR ûÓÉL©9$# |MôJyè÷Rr& ¥n?tã 4n?tãur £t$Î!ºur ÷br&ur Ÿ@uHùår& $[sÎ=»|¹ çm9|Êös? ôxÎ=ô¹r&ur Í< Îû ûÓÉL­ƒÍhèŒ ( ÎoTÎ) àMö6è? y7øs9Î) ÎoTÎ)ur z`ÏB tûüÏHÍ>ó¡ßJø9$# ÇÊÎÈ  

17.  15. Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila Dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang berserah diri".

18.     

19.     

20.     

21.     

22.                         

23.                        Abu Bakar Kholifah Pengganti Rasul

24.                         

25.                        HADIST KITAB DARIMI NO – 91

26.                         

27.                        أَخْبَرَنِي أَبُو بَكْرٍ الْمِصْرِيُّ عَنْ سُلَيْمَانَ أَبِي أَيُّوبَ الْخُزَاعِيِّ عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ الْأُمَوِيِّ عَنْ مَعْرُوفِ بْنِ خَرَّبُوذَ الْمَكِّيِّ عَنْ خَالِدِ بْنِ مَعْدَانَ قَالَ دَخَلَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْأَهْتَمِ عَلَى عُمَرَ بْنِ عَبْدِ الْعَزِيزِ مَعَ الْعَامَّةِ فَلَمْ يُفْجَأْ عُمَرُ إِلَّا وَهُوَ بَيْنَ يَدَيْهِ يَتَكَلَّمُ فَحَمِدَ اللَّهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ ثُمَّ قَالَ أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ اللَّهَ خَلَقَ الْخَلْقَ غَنِيًّا عَنْ طَاعَتِهِمْ آمِنًا لِمَعْصِيَتِهِمْ وَالنَّاسُ يَوْمَئِذٍ فِي الْمَنَازِلِ وَالرَّأْيِ مُخْتَلِفُونَ فَالْعَرَبُ بِشَرِّ تِلْكَ الْمَنَازِلِ أَهْلُ الْحَجَرِ وَأَهْلُ الْوَبَرِ وَأَهْلُ الدَّبَرِ يُحْتَازُ دُونَهُمْ طَيِّبَاتُ الدُّنْيَا وَرَخَاءُ عَيْشِهَا لَا يَسْأَلُونَ اللَّهَ جَمَاعَةً وَلَا يَتْلُونَ لَهُ كِتَابًا مَيِّتُهُمْ فِي النَّارِ وَحَيُّهُمْ أَعْمَى نَجِسٌ مَعَ مَا لَا يُحْصَى مِنْ الْمَرْغُوبِ عَنْهُ وَالْمَزْهُودِ فِيهِ فَلَمَّا أَرَادَ اللَّهُ أَنْ يَنْشُرَ عَلَيْهِمْ رَحْمَتَهُ بَعَثَ إِلَيْهِمْ رَسُولًا مِنْ أَنْفُسِهِمْ { عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ } صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَعَلَيْهِ السَّلَامُ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ فَلَمْ يَمْنَعْهُمْ ذَلِكَ أَنْ جَرَحُوهُ فِي جِسْمِهِ وَلَقَّبُوهُ فِي اسْمِهِ وَمَعَهُ كِتَابٌ مِنْ اللَّهِ نَاطِقٌ لَا يُقَدَّمُ إِلَّا بِأَمْرِهِ وَلَا يُرْحَلُ إِلَّا بِإِذْنِهِ فَلَمَّا أُمِرَ بِالْعَزْمَةِ وَحُمِلَ عَلَى الْجِهَادِ انْبَسَطَ لِأَمْرِ اللَّهِ لَوْثُهُ فَأَفْلَجَ اللَّهُ حُجَّتَهُ وَأَجَازَ كَلِمَتَهُ وَأَظْهَرَ دَعْوَتَهُ وَفَارَقَ الدُّنْيَا تَقِيًّا نَقِيًّا ثُمَّ قَامَ بَعْدَهُ أَبُو بَكْرٍ فَسَلَكَ سُنَّتَهُ وَأَخَذَ سَبِيلَهُ وَارْتَدَّتْ الْعَرَبُ أَوْ مَنْ فَعَلَ ذَلِكَ مِنْهُمْ فَأَبَى أَنْ يَقْبَلَ مِنْهُمْ بَعْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَّا الَّذِي كَانَ قَابِلًا انْتَزَعَ السُّيُوفَ مِنْ أَغْمَادِهَا وَأَوْقَدَ النِّيرَانَ فِي شُعُلِهَا ثُمَّ رَكِبَ بِأَهْلِ الْحَقِّ أَهْلَ الْبَاطِلِ فَلَمْ يَبْرَحْ يُقَطِّعُ أَوْصَالَهُمْ وَيَسْقِي الْأَرْضَ دِمَاءَهُمْ حَتَّى أَدْخَلَهُمْ فِي الَّذِي خَرَجُوا مِنْهُ وَقَرَّرَهُمْ بِالَّذِي نَفَرُوا عَنْهُ وَقَدْ كَانَ أَصَابَ مِنْ مَالِ اللَّهِ بَكْرًا يَرْتَوِي عَلَيْهِ وَحَبَشِيَّةً أَرْضَعَتْ وَلَدًا لَهُ فَرَأَى ذَلِكَ عِنْدَ مَوْتِهِ غُصَّةً فِي حَلْقِهِ فَأَدَّى ذَلِكَ إِلَى الْخَلِيفَةِ مِنْ بَعْدِهِ وَفَارَقَ الدُّنْيَا تَقِيًّا نَقِيًّا عَلَى مِنْهَاجِ صَاحِبِهِ ثُمَّ قَامَ بَعْدَهُ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ فَمَصَّرَ الْأَمْصَارَ وَخَلَطَ الشِّدَّةَ بِاللِّينِ وَحَسَرَ عَنْ ذِرَاعَيْهِ وَشَمَّرَ عَنْ سَاقَيْهِ وَأَعَدَّ لِلْأُمُورِ أَقْرَانَهَا وَلِلْحَرْبِ آلَتَهَا فَلَمَّا أَصَابَهُ قَيْنُ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ أَمَرَ ابْنَ عَبَّاسٍ يَسْأَلُ النَّاسَ هَلْ يُثْبِتُونَ قَاتِلَهُ فَلَمَّا قِيلَ قَيْنُ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ اسْتَهَلَّ يَحْمَدُ رَبَّهُ أَنْ لَا يَكُونَ أَصَابَهُ ذُو حَقٍّ فِي الْفَيْءِ فَيَحْتَجَّ عَلَيْهِ بِأَنَّهُ إِنَّمَا اسْتَحَلَّ دَمَهُ بِمَا اسْتَحَلَّ مِنْ حَقِّهِ وَقَدْ كَانَ أَصَابَ مِنْ مَالِ اللَّهِ بِضْعَةً وَثَمَانِينَ أَلْفًا فَكَسَرَ لَهَا رِبَاعَهُ وَكَرِهَ بِهَا كَفَالَةَ أَوْلَادِهِ فَأَدَّاهَا إِلَى الْخَلِيفَةِ مِنْ بَعْدِهِ وَفَارَقَ الدُّنْيَا تَقِيًّا نَقِيًّا عَلَى مِنْهَاجِ صَاحِبَيْهِ ثُمَّ إِنَّكَ يَا عُمَرُ بُنَيُّ الدُّنْيَا وَلَّدَتْكَ مُلُوكُهَا وَأَلْقَمَتْكَ ثَدْيَيْهَا وَنَبَتَّ فِيهَا تَلْتَمِسُهَا مَظَانَّهَا فَلَمَّا وُلِّيتَهَا أَلْقَيْتَهَا حَيْثُ أَلْقَاهَا اللَّهُ هَجَرْتَهَا وَجَفَوْتَهَا وَقَذِرْتَهَا إِلَّا مَا تَزَوَّدْتَ مِنْهَا فَالْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي جَلَا بِكَ حَوْبَتَنَا وَكَشَفَ بِكَ كُرْبَتَنَا فَامْضِ وَلَا تَلْتَفِتْ فَإِنَّهُ لَا يَعِزُّ عَلَى الْحَقِّ شَيْءٌ وَلَا يَذِلُّ عَلَى الْبَاطِلِ شَيْءٌ أَقُولُ قَوْلِي وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ قَالَ أَبُو أَيُّوبَ فَكَانَ عُمَرُ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ يَقُولُ فِي الشَّيْءِ قَالَ لِيَ ابْنُ الْأَهْتَمِ امْضِ وَلَا تَلْتَفِتْ

28.                         

29.                        Telah mengabarkan kepadaku Abu Bakar Al Mishri dari Sulaiman Abu Ayyub Al Khuza'i dari Yahya bin Sa'id Al Umawi dari Ma'ruf bin Kharrabudz Al Makki dari Khalid bin Ma'dan ia berkata: " Abdullah bin Al Ahtam menemui 'Umar bin Abdul'aziz bersama masyarakat. Umar belum berbuat apa-apa, tiba-tiba Abdullah bin Al Ahtam Rahimahullah sudah berdiri di depannya dan langsung tampil berbicara, beliau memuji Allah Subhaanallahu wa Ta'ala dan menyanjung-Nya, kemudian ia berkata: " Amma ba'd. Sesungguhnya Allah Subhaanallahu wa Ta'ala menciptakan manusia dan Dia tidak membutuhkan ketaatan mereka, Dia senantiasa aman dari kemaksiatan mereka. Saat itu manusia berada pada tingkatan dan cara pandang yang berbeda-beda, dan bangsa Arab berada pada tingkatan paling bejat. Penduduk kota, penduduk desa dan penduduk pegunungan terhalang dari kebaikan dunia dan kenikmatannya, secara umum mereka tidak kenal meminta kepada Allah Subhaanallahu wa Ta'ala, dan tidak membaca kitab-Nya, mereka yang mati berada di neraka dan mereka yang hidup dalam kondisi buta dari hidayah dan najis, pada mereka sekian banyak persoalan yang menjijikkan dan merisihkan yang jumlahnya tidak terhitung. Ketika Allah Subhaanallahu wa Ta'ala ingin menebarkan rahmat-Nya kepada mereka, Ia utus seorang Rasul dari mereka, yang beliau mempunyai sifat "'AZIIZUN 'ALAIHIM MA ANITTUM HARIISUN 'ALAIKUM BIL MU`MININA RAUFURRAHIIM" (Berat terasa olehnya penderitaan kalian, sangat menginginkan keimanan dan keselamatan bagi kalian, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mu`min) -Qs. At Taubah: 128. Semoga Allah Subhaanallahu wa Ta'ala melimpahkan shalawat, kesejahteraan, rahmat, dan keberkahan-Nya kepadanya. Namun dengan ke semua sifat baik beliau ini, tidak juga menghalangi mereka untuk melukai tubuhnya, menggelarinya gelar buruk pada namanya, padahal ia membawa kitab yang berbicara dari Allah, beliau tidak menyampaikan selain apa yang diperintah-Nya, ia tidak pergi kecuali seijin-Nya. Maka tatkala ia diperintah untuk memantapkan hati, memikul beban jihad, kekuatannya membentang demi melaksanakan perintah Allah Subhaanallahu wa Ta'ala sehingga Allah menampakkan hujjah-Nya dan melestarikan kalimat-Nya, serta menampakkan dakwahnya. Dan beliau meninggal dunia dalam keadaan bertakwa dan bersih. Kemudian Abu Bakar Radliyallahu'anhu menggantikan beliau dan mengikuti sunnahnya, mengambil jalannya, namun (sebagian orang) bangsa Arab murtad atau siapa saja diantara mereka yang berbuat demikian, maka Abu Bakar menolak menerima mereka setelah (wafatnya) Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam selain orang-orang yang mau menerima dirinya menghunus pedang dari sarungnya dan menyalakan api agar tetap dengan suluhnya (menerima kebijakan perangnya), kemudian dengan para pembela kebenaran ia memberantas pemuja kebatilan. Beliau tiada henti melakukan peperangan dan menyirami bumi dengan darah mereka, hingga ia benar-benar mengembalikan mereka ke pangkuan agama yang mereka tinggalkan, dan memantapkan mereka kembali ke dalam ajaran yang mereka singkiri. Dan beliau dapatkan harta Allah (ghanimah) berupa unta-unta muda, yang beliau sampai puas karenanya, serta beliau dapatkan wanita Habasyah yang menyusukan anaknya, yang selanjutnya beliau duga saat kematiannya sebagai penyumbat tenggorokannya. Akhirnya beliau serahkan tugas ini kepada khalifah setelahnya, dan beliau meninggalkan dunia dalam keadaan takwa dan bersih dengan memegang teguh manhaj temannya (Nabi shallallahu 'alaihi wasallam). Kemudian Umar bin Khattab menjadi khalifah setelahnya; ia membangun dan memakmurkan beberapa kota, ia menggabungkan ketegasan dengan kelembutan, ia singsingkan kain lengan dan kain betisnya (maksudnya bekerja keras semaksimal kemampuan), ia atur segala hal yang meruanglingkupi persoalan, dan ia persiapkan semua peralatan berperang, maka ketika budak Mughirah bin Syu`bah Radliyallahu'anhu menikamnya, beliau menyuruh Ibnu Abbas Radliyallahu'anhu untuk bertanya kepada manusia, "Apakah orang-orang telah memastikan sang pembunuhnya?" Ketika ada berita bahwa pembunuhnya adalah "Budak Mughirah bin Syu`bah" ia berteriak keras memuji Tuhannya, karena yang menikamnya bukanlah orang yang mempunyai hak dalam fai` hingga ia dapat berdalih bahwa ia menghalalkan darahnya dengan alasan menghalalkan haknya. Telah Umar hasilkan sekitar delapan puluh ribu lebih harta Allah Subhaanallahu wa Ta'ala, dan bahkan ia jual rumahnya karena beliau khawatir jangan-jangan sebagai tanggungan anak-anaknya. Kemudian ia serahkan harta-harta ini kepada khalifah yang setelahnya, dan ia (Umar Radliyallahu'anhu) meninggalkan dunia dalam keadaan bertakwa dan bersih sesuai dengan manhaj sahabatnya. Kemudian wahai Umar bin Abd Aziz, dunia telah melahirkan kerajaan untukmu dan memberi kedua putingnya kepadamu, dan kamu tumbuh di sana mencari tempat keberadaannya, ketika kamu diberi kekuasaan itu, justru malah kamu lemparkan ke tempat Allah Subhaanallahu wa Ta'ala lemparkan, kamu tinggalkan, kamu anggap hina, dan kamu anggap kotor kecuali yang kau ambil sebagai bekal. Segala puji bagi Allah Subhaanallahu wa Ta'ala, yang kerena sebab-Mu bersihlah dosa kami, tersingkaplah malapetaka kami, maka teruslah engkau berjalan, jangan menoleh, karena tidak ada sesuatu yang mengalahkan yang benar, dan tidak ada sesuatu yang takluk menghadapi kebatilan. Cukuplah aku mengucapkan perkataanku ini, aku memohon ampun kepada Allah Subhaanallahu wa Ta'ala untukku dan untuk kaum mu`minin dan kaum mu`minat". Khalid bin Ma'dan Rahimahullah berkata: "Kemudian Umar bin Abdul Aziz berbicara suatu hal". Ibnu Haitsam berkata kepadaku: "Jalan terus dan jangan menoleh ke belakang. "

30.                         

31.                        HADIST KITAB BUKHARI NO – 1303

32.                         

33.                        حَدَّثَنَا فَرْوَةُ حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ مُسْهِرٍ عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ لَمَّا سَقَطَ عَلَيْهِمْ الْحَائِطُ فِي زَمَانِ الْوَلِيدِ بْنِ عَبْدِ الْمَلِكِ أَخَذُوا فِي بِنَائِهِ فَبَدَتْ لَهُمْ قَدَمٌ فَفَزِعُوا وَظَنُّوا أَنَّهَا قَدَمُ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَمَا وَجَدُوا أَحَدًا يَعْلَمُ ذَلِكَ حَتَّى قَالَ لَهُمْ عُرْوَةُ لَا وَاللَّهِ مَا هِيَ قَدَمُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا هِيَ إِلَّا قَدَمُ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ

34.                         

35.                        Telah menceritakan kepada kami Farwah telah menceritakan kepada kami 'Ali bin Mushir dari Hisyam bin 'Urwah dari bapaknya; Ketika tembok runtuh menimpa kuburan Nabi Shallallahu'alaihiwasallam pada masa kekhilafahan Al Walid bin 'Abdul-Malik, orang-orang mulai membangun kembali. Saat itu mereka menemukan sebuah kaki yang terputus, mereka mengira bahwa itu adalah kaki Nabi Shallallahu'alaihiwasallam. Mereka tidak menemui seseorang yang mengetahui hal itu, hingga akhirnya 'Urwah berkata kepada mereka: "Demi Allah itu bukanlah kaki Nabi Shallallahu'alaihiwasallam, itu adalah kaki Umar radliallahu 'anhu

36.                         

37.                         

38.                        Pemilihan Kholifah dengan Pormateur

39.                         

40.                        HADIST KITAB MUSLIM NO - 879

41.                         

42.                        حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا هِشَامٌ حَدَّثَنَا قَتَادَةُ عَنْ سَالِمِ بْنِ أَبِي الْجَعْدِ عَنْ مَعْدَانَ بْنِ أَبِي طَلْحَةَ أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ خَطَبَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فَذَكَرَ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَذَكَرَ أَبَا بَكْرٍ قَالَ إِنِّي رَأَيْتُ كَأَنَّ دِيكًا نَقَرَنِي ثَلَاثَ نَقَرَاتٍ وَإِنِّي لَا أُرَاهُ إِلَّا حُضُورَ أَجَلِي وَإِنَّ أَقْوَامًا يَأْمُرُونَنِي أَنْ أَسْتَخْلِفَ وَإِنَّ اللَّهَ لَمْ يَكُنْ لِيُضَيِّعَ دِينَهُ وَلَا خِلَافَتَهُ وَلَا الَّذِي بَعَثَ بِهِ نَبِيَّهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِنْ عَجِلَ بِي أَمْرٌ فَالْخِلَافَةُ شُورَى بَيْنَ هَؤُلَاءِ السِّتَّةِ الَّذِينَ تُوُفِّيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ عَنْهُمْ رَاضٍ وَإِنِّي قَدْ عَلِمْتُ أَنَّ أَقْوَامًا يَطْعَنُونَ فِي هَذَا الْأَمْرِ أَنَا ضَرَبْتُهُمْ بِيَدِي هَذِهِ عَلَى الْإِسْلَامِ فَإِنْ فَعَلُوا ذَلِكَ فَأُولَئِكَ أَعْدَاءُ اللَّهِ الْكَفَرَةُ الضُّلَّالُ ثُمَّ إِنِّي لَا أَدَعُ بَعْدِي شَيْئًا أَهَمَّ عِنْدِي مِنْ الْكَلَالَةِ مَا رَاجَعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي شَيْءٍ مَا رَاجَعْتُهُ فِي الْكَلَالَةِ وَمَا أَغْلَظَ لِي فِي شَيْءٍ مَا أَغْلَظَ لِي فِيهِ حَتَّى طَعَنَ بِإِصْبَعِهِ فِي صَدْرِي فَقَالَ يَا عُمَرُ أَلَا تَكْفِيكَ آيَةُ الصَّيْفِ الَّتِي فِي آخِرِ سُورَةِ النِّسَاءِ وَإِنِّي إِنْ أَعِشْ أَقْضِ فِيهَا بِقَضِيَّةٍ يَقْضِي بِهَا مَنْ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَمَنْ لَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ ثُمَّ قَالَ اللَّهُمَّ إِنِّي أُشْهِدُكَ عَلَى أُمَرَاءِ الْأَمْصَارِ وَإِنِّي إِنَّمَا بَعَثْتُهُمْ عَلَيْهِمْ لِيَعْدِلُوا عَلَيْهِمْ وَلِيُعَلِّمُوا النَّاسَ دِينَهُمْ وَسُنَّةَ نَبِيِّهِمْ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَيَقْسِمُوا فِيهِمْ فَيْئَهُمْ وَيَرْفَعُوا إِلَيَّ مَا أَشْكَلَ عَلَيْهِمْ مِنْ أَمْرِهِمْ ثُمَّ إِنَّكُمْ أَيُّهَا النَّاسُ تَأْكُلُونَ شَجَرَتَيْنِ لَا أَرَاهُمَا إِلَّا خَبِيثَتَيْنِ هَذَا الْبَصَلَ وَالثُّومَ لَقَدْ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا وَجَدَ رِيحَهُمَا مِنْ الرَّجُلِ فِي الْمَسْجِدِ أَمَرَ بِهِ فَأُخْرِجَ إِلَى الْبَقِيعِ فَمَنْ أَكَلَهُمَا فَلْيُمِتْهُمَا طَبْخًا حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ ابْنُ عُلَيَّةَ عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي عَرُوبَةَ قَالَ ح و حَدَّثَنَا زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ وَإِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ كِلَاهُمَا عَنْ شَبَابَةَ بْنِ سَوَّارٍ قَالَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ جَمِيعًا عَنْ قَتَادَةَ فِي هَذَا الْإِسْنَادِ مِثْلَهُ

43.                         

44.                        Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin al-Mutsanna telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa'id telah menceritakan kepada kami Hisyam telah menceritakan kepada kami Qatadah dari Salim bin Abi al-Ja'd dari Ma'dan bin Abi Thalhah "Bahwa Umar bin al-Khaththab radhiyallahu'anhu berkhuthbah pada hari Jum'at, lalu dia menyebutkan Nabi Allah Shallallahu'alaihiwasallam, dan menyebutkan Abu Bakar. Dia berkata, 'Sesungguhnya aku berfirasat seakan-akan ayam jago mamatukku tiga kali, dan menurut firasatku, itu tidak lain (tanda) kehadiran ajalku. Dan sekelompok kaum menyuruhku untuk menunjukkan penggantiku. Dan Allah tidak berkehendak menghilangkan agamaNya dan tidak pula khilafahnya (maka aku boleh memutuskan penggantiku atau tidak sebagaimana Nabi Shallallahu'alaihiwasallam), dan tidak pula ajaran yang dibawa oleh NabiNya Shallallahu'alaihiwasallam. Jika kematian datang segera menjemputku, maka kekhilafahan adalah dipilih dengan cara musyawarah di antara enam orang yang Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam wafat dalam keadaan ridha kepada mereka. Dan sesungguhnya aku telah mengetahui bahwa sekelompok kaum ada yang merusak masalah ini. Saya terpaksa memukul mereka dengan tanganku ini atas dasar Islam. Jika mereka melakukan hal ini maka mereka itulah musuh Allah yang kafir lagi sesat. Kemudian aku tidak meninggalkan setelahku sesuatu yang lebih penting bagiku daripada pembahasan kalalah (orang yang meninggal tidak meninggalkan anak dan orang tua). Aku tidak pernah mendebat Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam sebagaimana aku mendebat beliau tentang masalah kalalah. Dan tidak pernah aku ngotot dalam suatu masalah sebagaimana aku ngotot dalam masalah kalalah hingga dia menusukku dengan jarinya ke dadaku. Beliau bersabda, 'Wahai Umar tidak cukupkah ayat Shaif yang berada pada akhir ayat dari surat an-Nisa', ' dan sesungguhnya aku jika masih hidup niscaya aku memutuskannya dengan keputusan orang yang pernah membaca al-Qur'an maupun yang tidak membaca al-Qur'an. Kemudian Rasulullah berkata, 'Ya Allah, sesungguhnya aku bersaksi kepadamu atas pemimpin-pemimpin. Dan hanyasanya aku mengutus mereka untuk rakyat dengan tujuan agar mereka berbuat adil atas mereka, dan agar mereka mengajari manusia tentang agama mereka dan sunnah Nabi Shallallahu'alaihiwasallam, membagi harta fai' di antara mereka, dan untuk mengajukan perkara yang sulit atas mereka untuk diajukan kepadaku. Kemudian kalian wahai manusia telah memakan dua pohon yang aku memandangnya sebagai pohon yang busuk yaitu bawang merah dan putih. Sungguh aku melihat Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam apabila mendapatkan baunya dari seorang laki-laki di masjid niscaya dia menyuruh pergi, lalu dia dikeluarkan ke al-Baqi'. Barangsiapa yang memakan keduanya, hendaklah dia menghilangkan baunya dengan cara dimasak." Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abi Syaibah telah menceritakan kepada kami Ismail Ibnu Ulayyah dari Sa'id bin Abi 'Arubah dia berkata --Lewat jalur periwayatan lain-- dan telah menceritakan kepada kami Zuhair bin Harb dan Ishaq bin Ibrahim keduanya meriwayatkan dari Syababah bin Sawwar dia berkata, telah menceritakan kepada kami Syu'bah semuanya meriwayatkan dari Qatadah dalam isnad ini hadits semisalnya.

45.                         

46.                        PENGUAT : HADIST MUSLIM NO – 3035

47.                         

48.                        حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي بَكْرٍ الْمُقَدَّمِيُّ وَمُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى وَاللَّفْظُ لِابْنِ الْمُثَنَّى قَالَا حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا هِشَامٌ حَدَّثَنَا قَتَادَةُ عَنْ سَالِمِ بْنِ أَبِي الْجَعْدِ عَنْ مَعْدَانَ بْنِ أَبِي طَلْحَةَ أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ خَطَبَ يَوْمَ جُمُعَةٍ فَذَكَرَ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَذَكَرَ أَبَا بَكْرٍ ثُمَّ قَالَ إِنِّي لَا أَدَعُ بَعْدِي شَيْئًا أَهَمَّ عِنْدِي مِنْ الْكَلَالَةِ مَا رَاجَعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي شَيْءٍ مَا رَاجَعْتُهُ فِي الْكَلَالَةِ وَمَا أَغْلَظَ لِي فِي شَيْءٍ مَا أَغْلَظَ لِي فِيهِ حَتَّى طَعَنَ بِإِصْبَعِهِ فِي صَدْرِي وَقَالَ يَا عُمَرُ أَلَا تَكْفِيكَ آيَةُ الصَّيْفِ الَّتِي فِي آخِرِ سُورَةِ النِّسَاءِ وَإِنِّي إِنْ أَعِشْ أَقْضِ فِيهَا بِقَضِيَّةٍ يَقْضِي بِهَا مَنْ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَمَنْ لَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ و حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ ابْنُ عُلَيَّةَ عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي عَرُوبَةَ ح و حَدَّثَنَا زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ وَإِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ وَابْنُ رَافِعٍ عَنْ شَبَابَةَ بْنِ سَوَّارٍ عَنْ شُعْبَةَ كِلَاهُمَا عَنْ قَتَادَةَ بِهَذَا الْإِسْنَادِ نَحْوَهُ

49.                        Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abu Bakar Al Muqaddami dan Muhammad bin Mutsanna dan ini adalah lafadz Ibnu Mutsanna, keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa'id telah menceritakan kepada kami Hisyam telah menceritakan kepada kami Qatadah dari Salim bin Abu Al Ja'd dari Ma'dan bin Abu Thalhah bahwa Umar bin Khatthab berkhutbah pada hari Jum'at, kemudian dia menyanjung Nabi Allah shallallahu 'alaihi wasallam dan Abu Bakar, lalu dia berkata, "Sesungguhnya saya tidak akan meninggalkan sesuatu yang menurutku lebih penting daripada kalalah. Saya tidak pernah mengulang-ulang konsultasi kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tentang sesuatu yang melebihi konsultasiku kepadanya tentang kalalah, beliau juga tidak pernah bersikap keras terhadap suatu hal melebihi sikap kerasnya kepadaku dalam masalah kalalah, sampai-sampai beliau menekankan jari-jarinya ke dadaku sambil bersabda: "Wahai Umar, belum cukupkah bagimu ayat shaif yang terdapat pada akhir dari surat An Nisaa'? Seandainya saya masih hidup, maka saya akan menetapkan masalah kalalah dengan suatu ketetapan yang diputuskan oleh orang yang membaca Al Qur'an dan orang yang tidak membaca Al Qur'an." Dan telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Isma'il bin 'Ulayyah dari Sa'id bin Abu 'Arubah. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami Zuhair bin Harb dan Ishaq bin Ibrahim dan Ibnu Rafi' dari Syababah bin Sawwar dari Syu'bah keduanya dari Qatadah dengan isnad ini, seperti hadits tersebut."

50.           

51.                        PENGUAT : HADIST AHMAD NO - 181

52.  

53. حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ أَنَا سَأَلْتُهُ حَدَّثَنَا هِشَامٌ حَدَّثَنَا قَتَادَةُ عَنْ سَالِمِ بْنِ أَبِي الْجَعْدِ عَنْ مَعْدَانَ بْنِ أَبِي طَلْحَةَ أَنَّ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ خَطَبَ يَوْمَ جُمُعَةٍ فَذَكَرَ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَذَكَرَ أَبَا بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ وَقَالَ إِنِّي قَدْ رَأَيْتُ كَأَنَّ دِيكًا قَدْ نَقَرَنِي نَقْرَتَيْنِ وَلَا أُرَاهُ إِلَّا لِحُضُورِ أَجَلِي وَإِنَّ أَقْوَامًا يَأْمُرُونِي أَنْ أَسْتَخْلِفَ وَإِنَّ اللَّهَ لَمْ يَكُنْ لِيُضِيعَ دِينَهُ وَلَا خِلَافَتَهُ وَالَّذِي بَعَثَ بِهِ نَبِيَّهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِنْ عَجِلَ بِي أَمْرٌ فَالْخِلَافَةُ شُورَى بَيْنَ هَؤُلَاءِ السِّتَّةِ الَّذِينَ تُوُفِّيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ عَنْهُمْ رَاضٍ وَإِنِّي قَدْ عَلِمْتُ أَنَّ قَوْمًا سَيَطْعُنُونَ فِي هَذَا الْأَمْرِ أَنَا ضَرَبْتُهُمْ بِيَدِي هَذِهِ عَلَى الْإِسْلَامِ فَإِنْ فَعَلُوا فَأُولَئِكَ أَعْدَاءُ اللَّهِ الْكَفَرَةُ الضُّلَّالُ وَإِنِّي لَا أَدَعُ بَعْدِي شَيْئًا أَهَمَّ إِلَيَّ مِنْ الْكَلَالَةِ وَمَا أَغْلَظَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي شَيْءٍ مُنْذُ صَاحَبْتُهُ مَا أَغْلَظَ لِي فِي الْكَلَالَةِ وَمَا رَاجَعْتُهُ فِي شَيْءٍ مَا رَاجَعْتُهُ فِي الْكَلَالَةِ حَتَّى طَعَنَ بِإِصْبَعِهِ فِي صَدْرِي وَقَالَ يَا عُمَرُ أَلَا تَكْفِيكَ آيَةُ الصَّيْفِ الَّتِي فِي آخِرِ سُورَةِ النِّسَاءِ فَإِنْ أَعِشْ أَقْضِي فِيهَا قَضِيَّةً يَقْضِي بِهَا مَنْ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَمَنْ لَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ ثُمَّ قَالَ اللَّهُمَّ إِنِّي أُشْهِدُكَ عَلَى أُمَرَاءِ الْأَمْصَارِ فَإِنَّمَا بَعَثْتُهُمْ لِيُعَلِّمُوا النَّاسَ دِينَهُمْ وَسُنَّةَ نَبِيِّهِمْ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَيَقْسِمُوا فِيهِمْ فَيْئَهُمْ وَيَعْدِلُوا عَلَيْهِمْ وَيَرْفَعُوا إِلَيَّ مَا أَشْكَلَ عَلَيْهِمْ مِنْ أَمْرِهِمْ أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّكُمْ تَأْكُلُونَ مِنْ شَجَرَتَيْنِ لَا أُرَاهُمَا إِلَّا خَبِيثَتَيْنِ لَقَدْ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا وَجَدَ رِيحَهُمَا مِنْ الرَّجُلِ فِي الْمَسْجِدِ أَمَرَ بِهِ فَأُخِذَ بِيَدِهِ فَأُخْرِجَ إِلَى الْبَقِيعِ وَمَنْ أَكَلَهُمَا فَلْيُمِتْهُمَا طَبْخًا

54.  

55.      Telah menceritakan kepada kami Yahya Bin Sa'id saya bertanya kepadanya, Telah menceritakan kepada kami Hisyam Telah menceritakan kepada kami Qatadah dari Salim Bin Abul Ja'd dari Ma'dan Bin Abu Thalhah Al Ya'mari bahwa Umar Bin Al Khaththab berdiri di atas mimbar pada hari Jum'at, kemudian memuji dan mengagungkan Allah lalu menyebutkan nama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan Abu bakar kemudian berkata; "Aku bermimpi dan aku menganggapnya itu adalah pertanda akan tibanya ajalku, aku bermimpi seakan akan seekor ayam jantan mematukku dua kali" -Ma'dan berkata; dia (Umar) menyebutkan bahwa ayamnya berwarna merah, - kemudian aku ceritakan kepada Asma' binti Umais istri Abu Bakar maka dia berkata; "Seorang lelaki Ajam (asing/selain arab) akan membunuhmu". Umar berkata; "Dan sesungguhnya manusia menyuruhku untuk mengangkat seorang pengganti, dan sesungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakan agama dan kepemimpinanNya, yang dengannya Dia telah mengutus Nabi-Nya shallallahu 'alaihi wasallam, jika ajal mendahuluiku maka urusan ini kuserahkan untuk dimusyawarahkan diantara enam orang yang ketika Nabiyullah shallallahu 'alaihi wasallam meninggal beliau ridha kepada mereka, maka siapa saja diantara mereka yang kalian bai'at hendaklah kalian dengar dan taati, dan sesungguhnya aku mengetahui ada orang-orang yang akan mengacaukan urusan ini dan aku akan memerangi mereka dengan tanganku atas dasar Islam, mereka itulah musuh musuh Allah, orang-orang kafir lagi sesat, demi Allah aku tidak akan meninggalkan dari apa yang telah Rabbku janjikan kepadaku, kemudian menggantikanku dengan sesuatu yang lebih penting bagiku ketimbang Al kalalah (seseorang yang meninggal dan tidak meninggalkan bapak dan anak), dan demi Allah tidak pernah Nabiyullah shallallahu 'alaihi wasallam menegaskan tentang sesuatu kepadaku sejak dahulu melebihi ketegasannya kepadaku dalam masalah Al kalalah, sampai beliau menusukkan jemarinya ke dadaku dan berkata: "Cukup bagimu ayat ash Shoif yang ada di akhir surat An Nisa`", dan sesungguhnya jika aku hidup maka aku akan putuskan masalah itu dengan keputusan yang dapat diketahui oleh orang yang membaca dan orang yang tidak membaca, dan aku bersaksi kepada Allah atas pemimpin-pemimpin negri, aku mengutus mereka hanya supaya mereka mengajarkan kepada manusia perihal urusan agama mereka dan agar supaya mereka menjelaskan tentang sunah Nabi mereka shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian mengadukan kepadaku apa yang mereka tidak tahu, sesungguhnya kalian wahai manusia memakan dua pohon yang tidak aku anggap kecuali keduanya adalah kotor yaitu bawang putih dan bawang merah ini, demi Allah aku telah melihat Nabiyullah shallallahu 'alaihi wasallam mencium baunya dari seorang lelaki, kemudian beliau menyuruhnya dan memegang tangannya kemudian dikeluar dari masjid sehingga sampai ke Baqi', maka barangsiapa memakan keduanya hendaklah memasaknya hingga tidak ada baunya."

56.           

57.                         

58.                        Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

59.                         

60.                        Solat Lail

KITAB MUSLIM



HADIST NO - 1267

          

Telah menceritakan kepada kami 'Abdu bin Humaid telah mengabarkan kepada kami Abdurrazaq telah mengabarkan kepada kami Ma'mar dari Az Zuhri dari Abu Salamah dari Abu Hurairah ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberikan motivasi untuk mengerjakan (shalat pada malam) Ramadlan dengan tidak mewajibkannya. Beliau bersabda: "Barangsiapa yang menunaikan (shalat pada malam) Ramadlan dengan penuh keimanan dan mengharap (pahala dari Allah), maka dosa-dosanya yang telah berlalu akan diampuni." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam wafat, sementara perkara itu tetap seperti itu. Demikian pula pada kekhilafahan Abu Bakar hingga permulaan kekhilafahan Umar.

و حَدَّثَنَا عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ أَخْبَرَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُرَغِّبُ فِي قِيَامِ رَمَضَانَ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَأْمُرَهُمْ فِيهِ بِعَزِيمَةٍ فَيَقُولُ مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ فَتُوُفِّيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالْأَمْرُ عَلَى ذَلِكَ ثُمَّ كَانَ الْأَمْرُ عَلَى ذَلِكَ فِي خِلَافَةِ أَبِي بَكْرٍ وَصَدْرًا مِنْ خِلَافَةِ عُمَرَ عَلَى ذَلِكَ

62.                         

63.                        PENGUAT : HADIST BUKHARI NO - 34

64.           

Telah menceritakan kepada kami Abu Al Yaman berkata, telah mengabarkan kepada kami Syu'aib berkata, telah menceritakan kepada kami Abu Al Zanad dari Al A'raj dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa menegakkan lailatul qodar karena iman dan mengharap pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu".

حَدَّثَنَا أَبُو الْيَمَانِ قَالَ أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ يَقُمْ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

65.                         

66.                        PENGUAT : HADIST BUKHARI NO - 36

67.           

Telah menceritakan kepada kami Isma'il berkata, telah menceritakan kepadaku Malik dari Ibnu Syihab dari Humaid bin Abdurrahman dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa menegakkan Ramadlan karena iman dan mengharap pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu".

حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ قَالَ حَدَّثَنِي مَالِكٌ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ حُمَيْدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

68.                         

69.                        PENGUAT : HADIST BUKHARI NO - 37

70.           

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Salam berkata, telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Fudlail berkata, telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa'id dari Abu Salamah dari Abu Hurairah berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa yang berpuasa karena iman dan mengharap pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu".

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَلَامٍ قَالَ أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ فُضَيْلٍ قَالَ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

71.                         

72.                        PENGUAT : HADIST BUKHARI NO - 1768

73.           

Telah menceritakan kepada kami Muslim bin Ibrahim telah menceritakan kepada kami Hisyam telah menceritakan kepada kami Yahya dari Abu Salamah dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa yang menegakkan lailatul qadar (mengisi dengan ibadah) karena iman kepada Allah dan mengharapkan pahala (hanya dariNya) maka akan diampuni dosa-dosa yang telah dikerjakannya, dan barangsiapa yang melaksanakan shaum Ramadhan karena iman kepada Allah dan mengharapkan pahala (hanya dariNya) maka akan diampuni dosa-dosa yang telah dikerjakannya".

حَدَّثَنَا مُسْلِمُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ حَدَّثَنَا هِشَامٌ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

74.                         

75.                        Xxxxxxxxxxxxxxxxx

76.                         

77.                        Talak tiga satu waktu dianggap talak tiga oleh Umar Bin Khottob

78.                         

KITAB MUSLIM



HADIST NO - 2689

          

Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Ibrahim dan Muhammad bin Rafi' sedangkan lafazhnya dari Ibnu Rafi', Ishaq mengatakan; Telah mengabarkan kepada kami, sedangkan Ibnu Rafi' mengatakan; Telah menceritakan kepada kami Abdur Razaq telah mengabarkan kepada kami Ma'mar dari Ibnu Thawus dari ayahnya dari Ibnu Abbas, dia berkata: Pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, Abu Bakar, dan dua tahun dari kekhilafahan Umar, talak tiga (dengan sekali ucap) masih dihukumi talak satu. Setelah itu Umar bin Al Khaththab berkata; Nampaknya orang-orang tergesa-gesa dalam urusan yang sebenarnya telah diberikan keleluasaan bagi mereka. Bagaimana seandainya kami memberlakukan suatu hukum atas mereka?! Niscaya mereka akan memberlakukannya (menjatuhkan talak tiga bagi yang menceraikan isterinya tiga kali dengan sekali ucap-pent).

حَدَّثَنَا إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ وَمُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ وَاللَّفْظُ لِابْنِ رَافِعٍ قَالَ إِسْحَقُ أَخْبَرَنَا وَقَالَ ابْنُ رَافِعٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنْ ابْنِ طَاوُسٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ كَانَ الطَّلَاقُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبِي بَكْرٍ وَسَنَتَيْنِ مِنْ خِلَافَةِ عُمَرَ طَلَاقُ الثَّلَاثِ وَاحِدَةً فَقَالَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ إِنَّ النَّاسَ قَدْ اسْتَعْجَلُوا فِي أَمْرٍ قَدْ كَانَتْ لَهُمْ فِيهِ أَنَاةٌ فَلَوْ أَمْضَيْنَاهُ عَلَيْهِمْ فَأَمْضَاهُ عَلَيْهِمْ

80.                         

KITAB MUSLIM



HADIST NO - 2690

          

Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Ibrahim telah mengabarkan kepada kami Rauh bin 'Ubadah. Dan diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami Ibnu Rafi' sedangkan lafazhnya dari dia, telah menceritakan kepada kami Abdur Razaq telah mengabarkan kepada kami Ibnu Juraij telah mengabarkan kepadaku Ibnu Thawus dari ayahnya bahwa Abu Ash Shahba` dia berkata kepada Ibnu Abbas; Tahukah kamu bahwa talak tiga (dengan sekai ucap) dihukumi satu talak pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan Abu Bakar,   dihukumi tiga talak pada masa kekhilafahan Umar? Ibnu Abbas menjawab; Ya.

حَدَّثَنَا إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ أَخْبَرَنَا رَوْحُ بْنُ عُبَادَةَ أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ ح و حَدَّثَنَا ابْنُ رَافِعٍ وَاللَّفْظُ لَهُ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ أَخْبَرَنِي ابْنُ طَاوُسٍ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ أَبَا الصَّهْبَاءِ قَالَ لِابْنِ عَبَّاسٍ أَتَعْلَمُ أَنَّمَا كَانَتْ الثَّلَاثُ تُجْعَلُ وَاحِدَةً عَلَى عَهْدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبِي بَكْرٍ وَثَلَاثًا مِنْ إِمَارَةِ عُمَرَ فَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ نَعَمْ

82.                         

83.                        PENGUAT : HADIST MUSLIM NO - 2691

84.           

Dan telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Ibrahim telah mengabarkan kepada kami Sulaiman bin Harb dari Hammad bin Zaid dari Ayyub As Sakhtiyani dari Ibrahim bin Maisarah dari Thawus bahwa Abu As Shahba` berkata kepada Ibnu Abbas; Beritahukanlah kepadamu apa yang engkau ketahui! Bukankah talak tiga (yang di ucapkan sekaligus) pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan Abu Bakar dinyatakan hanya jatuh talak sekali? Jawab Ibnu Abbas; Hal itu telah berlaku, dan pada masa pemerintahan Umar, orang-orang terlalu mudah untuk menjatuhkan talak, lantas dia memberlakukan hukum atas mereka (yaitu jatuh talak tiga dengan sekali ucap).

و حَدَّثَنَا إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ أَخْبَرَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ عَنْ حَمَّادِ بْنِ زَيْدٍ عَنْ أَيُّوبَ السَّخْتِيَانِيِّ عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ مَيْسَرَةَ عَنْ طَاوُسٍ أَنَّ أَبَا الصَّهْبَاءِ قَالَ لِابْنِ عَبَّاسٍ هَاتِ مِنْ هَنَاتِكَ أَلَمْ يَكُنْ الطَّلَاقُ الثَّلَاثُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبِي بَكْرٍ وَاحِدَةً فَقَالَ قَدْ كَانَ ذَلِكَ فَلَمَّا كَانَ فِي عَهْدِ عُمَرَ تَتَايَعَ النَّاسُ فِي الطَّلَاقِ فَأَجَازَهُ عَلَيْهِمْ

85.                         

86.                        PENGUAT : HADIST AHMAD NO - 2727

87.           

Telah menceritakan kepada kami Abdurrazzaq telah menceritakan kepada kami Ma'mar dari Ibnu Thawus dari ayahnya dari Ibnu Abbas, ia berkata; Talak pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, Abu Bakar dan dua tahun pertama masa khilafah Umar adalah bahwa talak tiga berarti satu, kemudian Umar berkata; "Sesungguhnya orang-orang telah tergesa-gesa dalam perkara yang dulunya mereka selalu tidak tergesa-gesa dalam hal tersebut. Bagaimana kalau sekiranya kami berlakukan hal itu pada mereka?" maka Umar pun memberlakukan kepada mereka.

حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ حَدَّثَنَا مَعْمَرٌ عَنِ ابْنِ طَاوُسٍ عَنْ أَبِيهِ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ كَانَ الطَّلَاقُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبِي بَكْرٍ وَسَنَتَيْنِ مِنْ خِلَافَةِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ طَلَاقُ الثَّلَاثِ وَاحِدَةً فَقَالَ عُمَرُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ اسْتَعْجَلُوا فِي أَمْرٍ كَانَ لَهُمْ فِيهِ أَنَاةٌ فَلَوْ أَمْضَيْنَاهُ عَلَيْهِمْ فَأَمْضَاهُ عَلَيْهِمْ

88.                         

89.                        PENGUAT : HADIST ABU DAUD NO - 1881

90.           

Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Shalih, telah menceritakan kepada kami Abdurrazzaq, telah mengabarkan kepada kami Ibnu Juraij, telah mengabarkan kepadaku Ibnu Thawus, dari ayahnya bahwa Abu Ash Shahba` berkata kepada Ibnu Abbas; apakah engkau mengetahui bahwa tiga kali cerai dianggap satu kali pada zaman Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, Abu Bakr, dan dihitung tiga kali pada kepemimpinan Umar. Ibnu Abbas berkata; ya.

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ صَالِحٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ أَخْبَرَنِي ابْنُ طَاوُسٍ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ أَبَا الصَّهْبَاءِ قَالَ لِابْنِ عَبَّاسٍ أَتَعْلَمُ أَنَّمَا كَانَتْ الثَّلَاثُ تُجْعَلُ وَاحِدَةً عَلَى عَهْدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبِي بَكْرٍ وَثَلَاثًا مِنْ إِمَارَةِ عُمَرَ قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ نَعَمْ

91.                         

92.                         

93.                        Talak tiga kembali dianggap satu oleh Umar bin Khottob

94.                         

95.                        PENGUAT : HADIST NASA'I NO - 3353

96.           

Telah mengabarkan kepada kami Abu Daud Sulaiman bin Saif, ia berkata; telah menceritakan kepada kami Abu 'Ashim dari Ibnu Juraij dari Ibnu Thawus dari ayahnya bahwa Abu Shohba' datang menemui Ibnu Abbas dan berkata; wahai Ibnu Abbas, tidakkah engkau tahu bahwa tiga kali cerai terjadi dimasa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, Abu Bakr dan awal-awal masa kekhilafahan Umar radliallahu 'anhuma dikembalikan kepada sekali talak? Ia menjawab; ya.

أَخْبَرَنَا أَبُو دَاوُدَ سُلَيْمَانُ بْنُ سَيْفٍ قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو عَاصِمٍ عَنْ ابْنِ جُرَيْجٍ عَنْ ابْنِ طَاوُسٍ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ أَبَا الصَّهْبَاءِ جَاءَ إِلَى ابْنِ عَبَّاسٍ فَقَالَ يَا ابْنَ عَبَّاسٍ أَلَمْ تَعْلَمْ أَنَّ الثَّلَاثَ كَانَتْ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبِي بَكْرٍ وَصَدْرًا مِنْ خِلَافَةِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا تُرَدُّ إِلَى الْوَاحِدَةِ قَالَ نَعَمْ

97.                         

98.                         

99.                         

100.                   Tugas kholifah bangun Masjid

101.                    

KITAB ABUDAUD



HADIST NO - 382

          

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Hatim telah menceritakan kepada kami Ubaidullah bin Musa dari Syaiban dari Firas dari 'Athiyyah dari Ibnu Umar Bahwasanya Masjid Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, tiang-tiang penyangganya adalah dari batang pohon kurma, bagian atasnya dibuat naungan dengan pelepah pohon kurma. Kemudian ia menjadi usang pada masa khilafah Abu Bakar, maka beliau merenovasinya dengan batang pohon dan pelepah kurma. Kemudian ia usang kembali pada masa khilafah Utsman, maka beliau merenovasinya dengan batu bata, maka ia masih tetap kokoh hingga sekarang.

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ حَاتِمٍ حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُوسَى عَنْ شَيْبَانَ عَنْ فِرَاسٍ عَنْ عَطِيَّةَ عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ مَسْجِدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَتْ سَوَارِيهِ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ جُذُوعِ النَّخْلِ أَعْلَاهُ مُظَلَّلٌ بِجَرِيدِ النَّخْلِ ثُمَّ إِنَّهَا نَخِرَتْ فِي خِلَافَةِ أَبِي بَكْرٍ فَبَنَاهَا بِجُذُوعِ النَّخْلِ وَبِجَرِيدِ النَّخْلِ ثُمَّ إِنَّهَا نَخِرَتْ فِي خِلَافَةِ عُثْمَانَ فَبَنَاهَا بِالْآجُرِّ فَلَمْ تَزَلْ ثَابِتَةً حَتَّى الْآنَ

 

 

 

No comments: