Perbandingan Matan Dengan Akal yang disinari dengan Alquran dan hadis Teori Akal Manusia yang disinari Alquran dan Sunnah 1. Langkah dalam meneliti kesahihan matan suatu hadis adalah melakukan perbandingan matan dengan peristiwa-peristiwa sejarah atau sesuatu yang dapat diterima oleh akal sehat.[1] 2. Para ulama hadis sepakat menyatakan bahwa hadis-hadis Nabi sollallohu ‘alahi wa sallam: a. tidak bertentangan matan akal sehat manusia. b. Akan tetapi, jangkauan manusia adalah berbeda antara satu dan lainnya. c. Oleh karena itu, yang dimaksud dengan akal di sini adalah akal yang disinari oleh petunjuk Alquran dan Sunnah Nabi sollallohu ‘alahi wa sallam d. mempunyai kedudukan yang tetap (al-mustanir bi Alquran al-Karim wa Sunna al-Nabi sollallohu ‘alahi wa sallam al-tsabitah), dan bukan semata-mata akal. [2] Alasan Akal Manusia Ukuran Matan Maqbul 1. Dalil bahwa akal manusia merupakan indikator penilai terhadap kesohihan hadis, 2. karena akal itu adalah pemberian Alloh yang sangat berharga, 3. serta wajib mempergunakannya semaksimal mungkin. Dalilnya sebagai beriut: أَتَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنْسَوْنَ أَنْفُسَكُمْ وَأَنْتُمْ تَتْلُونَ الْكِتَابَ أَفَلَا تَعْقِلُونَ (44) 44. mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, Padahal kamu membaca Al kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir? QS al-Qoshosh, 28:72 قُلْ أَرَأَيْتُمْ إِنْ جَعَلَ اللَّهُ عَلَيْكُمُ النَّهَارَ سَرْمَدًا إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ مَنْ إِلَهٌ غَيْرُ اللَّهِ يَأْتِيكُمْ بِلَيْلٍ تَسْكُنُونَ فِيهِ أَفَلَا تُبْصِرُونَ (72) 72. Katakanlah: "Terangkanlah kepadaKu, jika Allah menjadikan untukmu siang itu terus menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan malam kepadamu yang kamu beristirahat padanya? Maka apakah kamu tidak memperhatikan?" أَلَهُمْ أَرْجُلٌ يَمْشُونَ بِهَا أَمْ لَهُمْ أَيْدٍ يَبْطِشُونَ بِهَا أَمْ لَهُمْ أَعْيُنٌ يُبْصِرُونَ بِهَا أَمْ لَهُمْ آَذَانٌ يَسْمَعُونَ بِهَا قُلِ ادْعُوا شُرَكَاءَكُمْ ثُمَّ كِيدُونِ فَلَا تُنْظِرُونِ(195) إِنَّ وَلِيِّيَ اللَّهُ الَّذِي نَزَّلَ الْكِتَابَ وَهُوَ يَتَوَلَّى الصَّالِحِينَ (196) الاعراف : 196-195 195. Apakah berhala-berhala mempunyai kaki yang matan itu ia dapat berjalan, atau mempunyai tangan yang matan itu ia dapat memegang matan keras[589], atau mempunyai mata yang matan itu ia dapat melihat, atau mempunyai telinga yang matan itu ia dapat menmatanr? Katakanlah: "Panggillah berhala-berhalamu yang kamu jadikan sekutu Allah, kemudian lakukanlah tipu daya (untuk mencelakakan)-ku. tanpa memberi tangguh (kepada-Ku)". 196. Sesungguhnya pelindungku ialahlah yang telah menurunkan Al kitab (Al Quran) dan Dia melindungi orang-orang yang saleh. [589] Kata yabthisyuun di sini diartikan bertindak matan keras; Maksudnya: menampar, merusak, memukul, merenggut matan kasar dan sebagainya. إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ (90) النحل : 90 90. Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. Ada beberapa kriteria yang dapat dijadikan patokan dalam menentukan suatu riwayat itu tidak menyerupai kalam Nabi, yaitu : 1. Riwayat yang memuat spekulasi yang tinggi yang tidak ada ukuran dan pertimbangannya (mujazafah) 2. Riwayat yang memuat susunan kata yang kacau, tidak sempurna atau tidak beraturan (rakakah) 3. Riwayat yang memuat istilah-istilah yang dipergunakan oleh generasi yang datang jauh setelah masa Rasul sollallohu ‘alahi wa sallam atau pada masa modern ini.[3] Dalam pelaksanaannya penelitian hadis menemukan berbagai kesulitan, di antaranya adalah : 1. Adanya periwayatan hadis secara makna 2. Acuan yang digunakan sebagai pendekatan tidak satu macam saja 3. Latar belakang timbulnya petunjuk hadis tidak selalu mudah diketahui 4. Adanya kandungan petunjuk hadis yang berkaitan dengan hal-hal yang berdimensi supra-rasional 5. Masih minimnya kitab-kitab yang membahas secara khusus penelitian Matan hadis.[4]
|
Hadis Yang Kontra Dengan Akal
Contoh hadis yang bertentangan matan dengan rasional atau aqal ( yang disinari matan Alquran dan Hadis) adalah hadis-hadis tentang pembunuh 99 orang, dalilnya sebagai berikut:
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ أَنْبَأَنَا هَمَّامُ بْنُ يَحْيَى عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَبِي الصِّدِّيقِ النَّاجِيِّ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِمَا سَمِعْتُ مِنْ فِي رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَمِعَتْهُ أُذُنَايَ وَوَعَاهُ قَلْبِي إِنَّ عَبْدًا قَتَلَ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ نَفْسًا ثُمَّ عَرَضَتْ لَهُ التَّوْبَةُ فَسَأَلَ عَنْ أَعْلَمِ أَهْلِ الْأَرْضِ فَدُلَّ عَلَى رَجُلٍ فَأَتَاهُ فَقَالَ إِنِّي قَتَلْتُ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ نَفْسًا فَهَلْ لِي مِنْ تَوْبَةٍ قَالَ بَعْدَ تِسْعَةٍ وَتِسْعِينَ نَفْسًا قَالَ فَانْتَضَى سَيْفَهُ فَقَتَلَهُ فَأَكْمَلَ بِهِ الْمِائَةَ ثُمَّ عَرَضَتْ لَهُ التَّوْبَةُ فَسَأَلَ عَنْ أَعْلَمِ أَهْلِ الْأَرْضِ فَدُلَّ عَلَى رَجُلٍ فَأَتَاهُ فَقَالَ إِنِّي قَتَلْتُ مِائَةَ نَفْسٍ فَهَلْ لِي مِنْ تَوْبَةٍ فَقَالَ وَيْحَكَ وَمَنْ يَحُولُ بَيْنَكَ وَبَيْنَ التَّوْبَةِ اخْرُجْ مِنْ الْقَرْيَةِ الْخَبِيثَةِ الَّتِي أَنْتَ فِيهَا إِلَى الْقَرْيَةِ الصَّالِحَةِ قَرْيَةِ كَذَا وَكَذَا فَاعْبُدْ رَبَّكَ فِيهَا فَخَرَجَ يُرِيدُ الْقَرْيَةَ الصَّالِحَةَ فَعَرَضَ لَهُ أَجَلُهُ فِي الطَّرِيقِ فَاخْتَصَمَتْ فِيهِ مَلَائِكَةُ الرَّحْمَةِ وَمَلَائِكَةُ الْعَذَابِ قَالَ إِبْلِيسُ أَنَا أَوْلَى بِهِ إِنَّهُ لَمْ يَعْصِنِي سَاعَةً قَطُّ قَالَ فَقَالَتْ مَلَائِكَةُ الرَّحْمَةِ إِنَّهُ خَرَجَ تَائِبًاقَالَ هَمَّامٌ فَحَدَّثَنِي حُمَيْدٌ الطَّوِيلُ عَنْ بَكْرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ أَبِي رَافِعٍ قَالَ فَبَعَثَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ مَلَكًا فَاخْتَصَمُوا إِلَيْهِ ثُمَّ رَجَعُوا فَقَالَ انْظُرُوا أَيَّ الْقَرْيَتَيْنِ كَانَتْ أَقْرَبَ فَأَلْحِقُوهُ بِأَهْلِهَا قَالَ قَتَادَةُ فَحَدَّثَنَا الْحَسَنُ قَالَ لَمَّا حَضَرَهُ الْمَوْتُ احْتَفَزَ بِنَفْسِهِ فَقَرُبَ مِنْ الْقَرْيَةِ الصَّالِحَةِ وَبَاعَدَ مِنْهُ الْقَرْيَةَ الْخَبِيثَةَ فَأَلْحَقُوهُ بِأَهْلِ الْقَرْيَةِ الصَّالِحَةِ حَدَّثَنَا أَبُو الْعَبَّاسِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ إِسْمَعِيلَ الْبَغْدَادِيُّ حَدَّثَنَا عَفَّانُ حَدَّثَنَا هَمَّامٌ فَذَكَرَ نَحْوَهُ
(IBNUMAJAH - 2612) : Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah, telah menceritakan kepada kami Yazid bin Harun, telah memberitakan kepada kami Hammam bin Yahya dari Qatadah dari Abu Shiddiq An Naji dari Abu Sa'id Al Khudri, ia berkata; "Tidakkah ingin aku beritahukan kepada kalian sesuatu yang keluar dari mulut Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam? Aku mendengar matan kedua telingaku dan hatiku menyimaknya, beliau bersabda: "Sesungguhnya terdapat seseorang yang telah membunuh sembilan puluh sembilan orang, kemudian ia ingin bertaubat, lalu ia bertanya tentang seseorang yang paling alim di muka bumi ini. Kemudian ia ditunjukkan kepada seseorang. Ia pun mendatanginya dan berkata; "Aku telah membunuh sembilan puluh sembilan orang, apakah masih ada taubat untukku? Orang tersebut berkata matan nada terkejut, "Apa? Telah aku membunuh sembilan puluh sembilan orang?" Beliau melanjutkan; "Akhimya pembunuh itu mengeluarkan pedangnya dan membunuh orang tersebut. Matan demikian genaplah seratus orang yang dia bunuh. Dia pun masih berkeinginan taubat dan bertanya tentang orang paling alim di muka bumi. Kemudian ia ditunjukkan kepada seseorang dan ia pun mendatanginya. la bertanya; "Aku telah membunuh seratus orang, maka apakah masih ada taubat untukku?" Orang alim itu menjawab; "Celakalah kau! Siapakah yang dapat menghalangimu untuk bertaubat? Keluarlah dari perkampungan yang buruk yang engkau telah diami dan pindahlah ke perkampungan yang baik, yaitu di kampung ini dan ini. Beribadahlah kepada Tuhanmu di sana. " Lalu pembunuh itu pun keluar menuju perkampungan yang baik tersebut, namun ajal menjemputnya di tengah perjalanan. Kemudian malaikat rahmat dan malaikat azab saling berselisih. Iblis berkata; "Akulah yang lebih berhak terhadap orang ini, ia tidak pernah menentang perintahku sama sekali. Malaikat rahmat menjawab, "la telah keluar dalam rangka taubat." Hammam berkata; telah menceritakan kepadaku Humaid At Thawil, telah menceritakan kepadaku dari Bakar bin Abdullah dari Abu Rafi', ia meriwayatkan; "Allah subhanahu wata'ala mengutus para malaikat, mereka berseteru mengenai hal ini lalu mereka kembali. Allah subhanahu wata'ala lalu berfirman, "Lihatlah, mana di antara dua perkampungan itu yang lebih dekat padanya (kampung maksiat atau kampung yang baik)?" lalu golongkanlah ia pada penghuni kampung tersebut." Qatadah berkata; telah menceritakan kepada kami Al Hasan, ia berkata, "Saat ajal menjemputnya, ia melompat hingga lebih dekat kepada perkampungan yang baik, dan perkampungan yang buruk lebih jauh, Kemudian ia dianggap sebagai penduduk kampung yang baik." Telah menceritakan kepada kami Abu Al Abbas bin Abdullah bin Isma'il Al Baghdadi, telah menceritakan kepada kami 'Affan, telah menceritakan kepada kami Hammam, ia menyebutkan yang semisalnya.[5]
Komentar
1. Dalam hadis (BUKHARI - 3211) terjadi pada masa hidup Rasul, di mana Rasul bercerita seorang Bani Isroil pembunuh 99 orang dan genap 100 pendeta yang bodoh tidak bisa memberikan solusi pertanyaan pembunuh
2. Analisanya mana mungkin masuk sorga, dari Bani Isroil sebagai sumber jawabannya masalah
3. Desa tempat yang dianggap jelek tidak dijelaskan kampung dimana mana petanya sekarang, demikian juga kampung yang baik
4. Pemakaman pembunuh itu tidak dijelaskan di mana pusarannya, dan siapa yang menguburkannya
5. Tidak masuk akal seorang pembunuh 99 orang, tidak ada yang mengetahuinya, dan tidak ada yang komentar pamili yang terbunuh, karena secara ilmu sosial pasti ada yang komentar pembunuh sebanyak itu
6. Sepanjang ilmu tauhid tidak ada Malaikat yang bertugas untuk mengukur perjalanan orang hendak taubat
7. Demikian juga tidak ada Malaikat yang tugasnya pengazab di dunia, malaikat tugasnya memberikan arahan yang baik ke dalam hati yang beriman
8. Kampung yang baik dan buruk tersebut tidak dijelaskan di mana dan tidak tidak diketahui di mana puing- puingya dan di mana petanya
9. Sudah mau mati masih mampu melompat
10. Sudah mau taubat masih mau menggenapkan bunuhannya yang ke 100 orang
11. Serta masih membawa alat bunuh yang tidak disebutkan nama alatnya
12. Jadi jelas hadis di atas tidak diterima akal sebagai hadis yang datang dari Rasulullah sollallohu ‘alahi wa sallam.
13. Boleh dikatakan hadis itu adalah ciri hadis Isroiliyyat yang tidak mungkin dijadikan hujjah
14. Sekaligus menyuruh umat secara tersurat dan tersirat, silakan bunuh manusia sebanyak-banyaknya, akhirnya anda akan taubat, dan akan diterima oleh Alloh swt
15. Soal taubat diterima Alloh salama ikhlas dalilnya QS an-Nisa’ 4:100 berikut:
وَمَنْ يُهَاجِرْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يَجِدْ فِي الْأَرْضِ مُرَاغَمًا كَثِيرًا وَسَعَةً وَمَنْ يَخْرُجْ مِنْ بَيْتِهِ مُهَاجِرًا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ يُدْرِكْهُ الْمَوْتُ فَقَدْ وَقَعَ أَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا (100)
100. Siapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang Luas dan rezki yang banyak. Siapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), Maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
16. Ayat di atas jelas bahwa orang taubat atau hijrah masuk sorga walaupun belum sampai ke tempat yang dituju
17. Bukan harus lebih dekat ke tempat yang dituju, dari tempat dia mati
Dari contoh di atas maka hadis yang diteliti yaitu tentang niat dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. masih dapat diterima akal yang sehat karena niat itu datang secara otomatis dari Alloh subhanahu wa ta’ala.
2. Dengan syarat Apabila seseorang mengadakan suatu aktivitas yang diridoi-Nya
3. Niat itu untuk memotivasi untuk mengamalkan niatnya
4. Niat itu membatasi maksud dalam bekerja, tanpa menambahinya di tengah jalan
5. Tanpa niat, maka seseorang akan berbuat tanpa arah
6. Maka niat itu boleh dikatakan, planning atau rencana baik, atau proposal yang utuh, dia berbuat sampai berhasil baik
Contoh hadis yang mengandung mujazafah (spekulasi) sebagai berikut:
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ إِدْرِيسَ عَنْ أَبِي مَعْشَرٍ عَنْ سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وسَلَّمَ الرِّبَا سَبْعُونَ حُوبًا أَيْسَرُهَا أَنْ يَنْكِحَ الرَّجُلُ أُمَّهُ
(IBNUMAJAH - 2265) : Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Sa'id berkata, telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Idris dari Abu Ma'syar dari Sa'id Al Maqburi dari Abu Hurairah ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Riba itu mempunyai tujuh puluh tingkatan, yang paling ringan adalah seperti seseorang yang menikahi ibu kandungnya."[6]
Penjelasan
1. Memang besar dosa makan riba (dibaca Q.S al-Baqoroh, 2:275-279)
2. Namun perbandingan dosanya yang paling ringan adalah seperti seorang laki-laki menikahi ibu kandungnya
3. Menikahi ibu kandung tidak akan terjadi, karena haram menikahinya atau muharrom terhadap anak kandungnya (QS. An-Nisa’, 4:23)
4. Jadi perbandingan dalam hadis di atas kurang logis
5. Logika analisis ini dilihat analisis syarah hadis di bawah ini:
وكذلك حديث آخر بلفظ " الربا سبعون حوبا أو ست وسبعون حوبا أهونها مثل أن ينكح الرجل أمه " هذا -أيضا- من أحاديث القُصَّاص يعني: يظهر أنها ليست صحيحة؛ وذلك لأن هناك قصاصا كانوا يأخذون ما وجدوا فربما يسمعون الحديث من أحد العامة فيرونه ويجعلونه حديثا فيسمعه مَن يرويه، ويصدر به، وبكل حال الوعيد شديد.[7]
Contoh hadis yang rikakah (tidak beraturan ) sebagai berikut:
3156 - ارحموا ثلاثةً عزيزَ قومٍ ذلَّ وغنىَ قومٍ افتقر وعالمًا بين جُهَّالٍ (ابن حبان فى الضعفاء من رواية عيسى بن طهمان عن أنس ، وعيسى ضعيف . ورواه فيه من حديث ابن عباس إلا أنه قال : عالم تلاعب به الصبيان . وفيه أبو البخترى واسمه وهب بن وهب أحد الكذابين [القضاعى عن ابن مسعود . البيهقى فى المدخل عن الفضيل بن عياض]) حديث أنس : أخرجه ابن حبان فى الضعفاء (2/118 ، ترجمة 700 عيسى بن طهمان) وقال : ينفرد بالمناكير عن أنس . وأخرجه أيضًا : ابن الجوزى فى الموضوعات (1/386 ، رقم 466) . حديث ابن عباس : أخرجه ابن حبان فى الضعفاء (3/74[8]
Kasihanilah 3 golongan manusia, yaitu 1.penguasa yang menghinakan kaumnya, 2. Orang yang kaya yang membiarkan kaumnya miskin, 3.orang ilmuan yang membiarkan orang lain dalam keadaan bodoh tertinggal.
Contoh hadis yang tidak ada diucapkan Nabi sollallohu ‘alahi wa sallam. baru ada pada generasi setelah Nabi wafat:
65 - حدثنا سهل بن أبي سهل ومحمد بن إسماعيل قالا حدثنا عبد السلام بن صالح أبو الصلت الهروي حدثنا علي بن موسى الرضا عن أبيه عن جعفر بن محمد عن أبيه عن علي بن الحسين عن أبيه عن علي بن أبي طالب قال : - قال رسول الله صلى الله عليه و سلم ( الإيمان معرفة بالقلب وقول باللسان وعمل بالأركان ) . قال أبو الصلت لو قرئ هذا الإسناد على مجنون لبرأ في الزوائد إسناد هذا الحديث ضعيف لاتفاقهم على ضعف أبي الصلت الراوي [ ش ( معرفة بالقلب ) أي التصديق به . ( وقول باللسان ) هما الشهادتان . ( وعمل بالأركان ) أي الجوارح كالصلاة والصوم والزكاة والحج . ( لبرأ من جنونه ) لما في الإسناد من خيار العباد . وهم خلاصة أهل بيت النبوة رضي الله تعالى عنهم ] . قال الشيخ الألباني : موضوع[9]
Iman itu pengenalan dalam hati, perkataan dalam lidah dan pengamalan dalam anggota badan
Muhammad Nashiruddin al-Albnai mengatakan hadis maudu’
Contoh hadis yang tidak masuk akal sebagai berikut:
15كقوله في الحديث المكذوب من قال لا إله إلا الله خلق الله من تلك الكلمة طائرا له سبعون ألف لسان لكل لسان سبعون ألف لغة يستغفرون الله له . ومن فعل كذا وكذا أعطي في الجنة سبعين ألف مدينة في كل مدينة سبعين ألف قصر في كل قصر سبعين ألف وراء. وأمثال هذه المجازفات الباردة التي لا يخلو حال واضعها من أحد أمرين إما أن يكون في غاية الجهل والحمق. وإما أن يكون زنديقا قصد التنقيص برسول الله صلى الله عليه وسلم بإضافة مثل هذه الكلمات إليه[10]
Contohnya hadis tentang yang didustakan, yaitu siapa yang mengucapkan Lailaha Illalloh, maka Alloh menciptakan dari kalimat itu satu ekor burung yang memiliki 70 lidah setiap lidah 70.000 bahasa yang meminta ampun kepada Alloh kepada yang membaca kalimat itu. Dan siapa yang melakukan begini begini diberi ganjaran 70.000 kota di Sorga setiap kota ada 70.000 mahligai dibelakangnya.
Kesalahan pemahaman makna hadis-hadis di bawah ini
حَدَّثَنَا يَحْيَى حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ مُجَاهِدٍ عَنْ طَاوُسٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ مَرَّ بِقَبْرَيْنِ يُعَذَّبَانِ فَقَالَ إِنَّهُمَا لَيُعَذَّبَانِ وَمَا يُعَذَّبَانِ فِي كَبِيرٍ أَمَّا أَحَدُهُمَا فَكَانَ لَا يَسْتَتِرُ مِنْ الْبَوْلِ وَأَمَّا الْآخَرُ فَكَانَ يَمْشِي بِالنَّمِيمَةِ ثُمَّ أَخَذَ جَرِيدَةً رَطْبَةً فَشَقَّهَا بِنِصْفَيْنِ ثُمَّ غَرَزَ فِي كُلِّ قَبْرٍ وَاحِدَةً فَقَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ لِمَ صَنَعْتَ هَذَا فَقَالَ لَعَلَّهُ أَنْ يُخَفَّفَ عَنْهُمَا مَا لَمْ يَيْبَسَا
(BUKHARI - 1273) : Telah menceritakan kepada kami Yahya telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah dari Al A'masy dari Mujahid dari Thawus dari Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma berkata, dari Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bahwasanya Beliau berjalan melewati dua kuburan yang penghuninya sedang disiksa, lalu Beliau bersabda: "Keduanya sungguh sedang disiksa, dan tidaklah keduanya disiksa disebabkan karena berbuat dosa besar. Yang satu disiksa karena tidak bersuci setelah kencing sedang yang satunya lagi karena selalu mengadu domba" Kemudian Beliau mengambil sebatang dahan kurma yang masih basah daunnya lalu membelahnya menjadi dua bagian kemudian menancapkannya pada masing-masing kuburan tersebut. Mereka bertanya: "Kenapa anda melakukan ini?". Nabi Shallallahu'alaihiwasallam menjawab: "Semoga diringankan (siksanya) selama batang pohon ini basah".[11]
Dalil haram amal adu domba adalah sebagai berikut:
وَلَا تُطِعْ كُلَّ حَلَّافٍ مَهِينٍ (10) هَمَّازٍ مَشَّاءٍ بِنَمِيمٍ (11) مَنَّاعٍ لِلْخَيْرِ مُعْتَدٍ أَثِيمٍ (12) عُتُلٍّ بَعْدَ ذَلِكَ زَنِيمٍ (13) أَنْ كَانَ ذَا مَالٍ وَبَنِينَ (14) القلم[12]
Komentar penulis tentang hadis memetik daun hijau di atas
1. Pusara ahli kubur yang diziarahi atau baru dimakamkan tidak ada dalilnya yang benar benar pemahamannya adalah maksud hadis tersebut
2. Di mana Rasul membelah pelepah korma itu adalah batas akhir berlaku doanya kepada dua ahli kubur sebelum kering daun kurma itu
3. Bukan untuk dipahami bahwa daun kurma itu mampu mendoakan ahli kubur
4. Makanya doa Nabi berlaku sebelum kering daun korma yang dipetik,
5. Berarti yang penting adalah perbandingan dengan kita, berapa jam berlaku doa kita kepada ahli kubur bila dibandingkan dengan kesolihan Nabi
6. Untuk itu perlu seringnya kita ziarah ke kuburan serta berdoa sesuai dengan tuntunan Nabi antara lain doa Nabi saat ziarah:
Nabi ziarah berdoa bukan menyiram dan meletakkan daun hijau
حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْكَلْبِيُّ حَدَّثَنَا إِدْرِيسُ الْأَوْدِيُّ عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ قَالَ حَضَرْتُ ابْنَ عُمَرَ فِي جِنَازَةٍ فَلَمَّا وَضَعَهَا فِي اللَّحْدِ قَالَ بِسْمِ اللَّهِ وَفِي سَبِيلِ اللَّهِ وَعَلَى مِلَّةِ رَسُولِ اللَّهِ فَلَمَّا أُخِذَ فِي تَسْوِيَةِ اللَّبِنِ عَلَى اللَّحْدِ قَالَ اللَّهُمَّ أَجِرْهَا مِنْ الشَّيْطَانِ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ اللَّهُمَّ جَافِ الْأَرْضَ عَنْ جَنْبَيْهَا وَصَعِّدْ رُوحَهَا وَلَقِّهَا مِنْكَ رِضْوَانًا قُلْتُ يَا ابْنَ عُمَرَ أَشَيْءٌ سَمِعْتَهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ أَمْ قُلْتَهُ بِرَأْيِكَ قَالَ إِنِّي إِذًا لَقَادِرٌ عَلَى الْقَوْلِ بَلْ شَيْءٌ سَمِعْتُهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
(IBNUMAJAH - 1542) : Telah menceritakan kepada kami Hisyam bin Ammar berkata, telah menceritakan kepada kami Hammad bin 'Abdurrahman Al Kalbi berkata, telah menceritakan kepada kami Idris Al Audi dari Sa'id Ibnul Musayyab berkata; aku menemui Ibnu Umar ketika takziah jenazah, ketika meletakkan jenazah dalam liang lahad ia mengucapkan, "Matan nama Allah, dan di jalan Allah, dan atas millah Rasulullah, " dan ketika ia meratakan tanah pada lubang lahad ia mengucapkan, "Ya Allah, selamatkanlah ia dari setan dan siksa kubur. Ya Allah, jauhkanlah bumi dari kedua rusuknya, naikkan ruhnya, dan pertemukan ia matan-Mu dalam keadaan diridlai. " Aku lalu berkata, "Wahai Ibnu Umar, apakah itu sesuatu yang engkau dengar dari Rasulullah atau sesuatu yang muncul dari pikiranmu?" ia menjawab, "Jika begitu aku bisa mengatakan sesuatu (wahyu), itu adalah sesuatu yang aku dengar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. "[13]
Penjelasan
a. Maka silakan mendoakannya dengan sendirian dengan posisi berdiri jika mampu
b. Berdoa tanpa angkat tangan, jika dapat dalilnya angkat tangan baru laksanakan
c. Doanya dengan sir atau berbisik
d. Menghadap qiblat jika memungkinkan
e. Doanya hadis di atas dengan cara mengkombinasikannya
f. Baca talqin jika dapat dalilnya silakan, jika belum ditemukan baiknya tinggalkan
g. Jangan petik daun hijau untuk diletakkan di atas pusarannya
h. Jangan siram dengan aiar di atas pusara jika tidak dapat dalilnya silakan tinggalkan
i. Baca Alquran di Masjid atau di rumah, dalilnya QS al-Ahzab 33: 34
وَاذْكُرْنَ مَا يُتْلَى فِي بُيُوتِكُنَّ مِنْ آَيَاتِ اللَّهِ وَالْحِكْمَةِ إِنَّ اللَّهَ كَانَ لَطِيفًا خَبِيرًا (34)
34. dan ingatlah apa yang dibacakan di rumahmu dari ayat-ayat Allah dan Hikmah (sunnah nabimu). Sesungguhnya Allah adalah Maha lembut lagi Maha mengetahui.
[1] Al-Damini menggunakan redaksi ‘ardh al-Hadis `ala al-waqa`i wa al-ma’lumat al-tarikhiyyah (memperhadapkan matan hadis dengan berbagai kejadian dan pengetahuan kesejarahan); sedangkan al-Adlabi menggunakan redaksi naqd al-marwiyyat al-mukhalifah li al-`aql aw al-hiss aw al-tarikh (kritik terhadap hadis-hadis yang bertentangan dengan akal, panca indera, atau fakta sejarah). Al-Damini, Maqayis…, h. 183.; Al-Adlabi, Manhaj…, h. 303.
[2] Salah ad-Din al-Adlabi, Op. Cit., h. 304
[3] Al-Adlabi, Op. Cit., h. 329 .
[4] M. Syuhudi Isma’il, Metodologi Penelitian Hadis Nab, (Jakarta : Bulan Bintang, 1991), h. 26-28.
[5]Kitab 9 Imam Hadist :, Sumber : Ibnu Majah Kitab : DiyatBab : Apakah ada pintu taubat orang yang membunuh seorang mukmin No. Hadist : 2612 Lidwa Pusaka i-Software: www.lidwapustaka.com
[6]Kitab 9 Imam Hadist : Sumber : Ibnu Majah Kitab : Perdagangan Bab : Teguran keras dalam riba No. Hadist : 2265Lidwa Pusaka i- oftware: www.lidwapustaka.com
[7] الكتاب : شرح أخصر المختصرات لإبن جبرين حفظه الله ج 85 ص 4
[8] اسم الكتاب : جامع الأحاديث المؤلف : جلال الدين السيوطي
[9] [ سنن ابن ماجه ] الكتاب : سنن ابن ماجه المؤلف : محمد بن يزيد أبو عبدالله القزويني الناشر : دار الفكر – بيروت تحقيق : محمد فؤاد عبد الباقي عدد الأجزاء : 2 مع الكتاب : تعليق محمد فؤاد عبد الباقي والأحاديث مذيلة بأحكام الألباني عليها
[10] الكتاب : نقد المنقول والمحك المميز بين المردود والمقبول المؤلف : ابن قيم الجوزية المحقق : الناشر : غير موافق للمطبوع الطبعة : عدد الأجزاء : مصدر الكتاب : [ الكتاب ]
[11] Kitab 9 Imam Hadist : Sumber : Kitab Bukhari: Jenazah Bab : Menancapkan Pelepah Daun (Kurma) di atas Kuburan No. Hadist : 1273, Lidwa Pusaka i-Software: www.lidwapustaka.com
[12] Q.S al-Qolam, 10-14
[13] Kitab 9 Imam Hadist : Sumber : Ibnu Majah Kitab : Jenazah Bab : Memasukkan mayit ke dalam kubur No. Hadist : 1542, Lidwa Pusaka i-Software: www.lidwapustaka.com
No comments:
Post a Comment